Foxy Lady

2.9K 24 0
                                    

"Minum lagi bro..." kata Jrx sambil membuka sekaleng beer banteng dan menyerahkannya padaku.

"Thanks bro." aku mengambil kaleng beer dari tangannnya yang penuh tatoo.

Aku tersenyum melihat melihat Teddy mengipas bibirnya yang kepanasan karena menggigit sosis baru matang.

"Sabar bro.. masi panas.. tarok dulu.." kata Bobby sambil mengipas sosis dan ikan yang dipanggang.

"Hoh hoh.. hiya.. " kata Teddy yang masih kepanasan.

Setelah konser sweet sixteen nya, Jrx mengajak kami ke pantai, "bakar2 yuk.. kan udah lama kita ga ketemu..". hanya aku dan Teddy yang ikut. Lena pulang ke hotel dengan alasan mengantuk, Eka pulang karena istrinya sedang hamil, Abe juga tidak ikut karena ada urusan lain.

"Be lebeng to De?" Jrx bertanya pada Bobby dengan bahasa daerah (Sudah matang (ikannya) De? *nama Bobby = Made Bobby)

"Onden nok.. bin dik.. ke CK ci malu mu, biin beliang beer," Boby menjawab, juga dengan bahasa daerah. (Belum... sebentar lagi ke Circle K dulu kamu, belikan beer lagi)

"Nuuaaahh..", Jrx berdiri membersihkan pasir dari celana jeansnya. "aku ke beli minum lagi", katanya berpamitan padaku.

"Iya.. ati2 bli.." kataku padanya yang sudah berjalan ke parkiran. hanya "bli" bahasa Bali yang aku mengerti.

Beep beep. handphone ku bergetar di kantong celana.

Nina

Kak?? Kapan pulang?

Naa kangen..

Pengirim : Nina

+628121300000

Pusat pesan:

+62818445009

Dikirim:

14-November-2010

00:32:23

Kubalas, "2 hari lagi.. napa? Oleh2? Ya tar ku beliin Joger ", send.

****** Life Fast Die Young ******

Empat bulan yang lalu, Aku dan Lena kembali ke panti, untuk menjemput Nina. Nina setuju untuk kuliah dan tinggal bersamaku, begitu juga ibu. Ibu berterimakasih kepada kami karena membiayai kuliah Nina. Ibu juga senang karena aku masih perduli kepada anak2 panti.

"Bu Yati.. Nina pamit ya bu.. doain Nina ya bu," kata Nina saat mencium tangan dan berpamitan pada ibuku.

"Hati-hati ya nak.. belajar yang rajin disana..." ibuku mengelus kepala Nina.

"Jaga Nina baik2 ya Deet... jika terjadi apa2, segera kabari ibu," pesan ibu padaku.

Sesampainya di rumah, Nina kagum melihat rumahku yang terhitung besar karena aku tinggal sendiri. Rumah modern minimalis yang ku bangun dengan keringat, air mata dan darah. Sengaja kubuat dua tingkat berisi 5 kamar tidur, persiapan jika aku menikah dengan Lena.

"Ini ruang tamu, yang ke kiri itu dapur, ini kamar kakak, disamping itu kamar kak Lena, di bawah tangga ada kamar mandi, di atas juga ada kamar mandi.. nah.. kamarmu di atas, yang deket tangga.. tar biar kak Lena yang nganter kamu ke atas," kataku menjelaskan begitu masuk ke rumah.

Lena dan Nina naik ke tingkat dua. Mata Nina berair begitu Lena membuka sebuah pintu yang berisi label tulisan "Nina" di depannya. Lena sengaja membeli set seprai dan sarung bantal berwarna pink bergambar strawberry serta beberapa dekorasi yang berwarna pink juga.

"Ini kamar kamu," kata Lena padanya.

Nina tak dapat berkata-kata, matanya berkaca-kaca menahan haru, Nina memeluk Lena terharu.

Alcohol, Sex and Rock N' RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang