Kemarin, Kamu terlibat pelecehan Seksual. Aku di tangkap #3

7 3 0
                                    

Dan pada malam itu, aku berusaha menulis kalimat

paling rapi yang bisa kutulis pada buku catatan.

Tapi semakin aku berusaha, semakin berantakan

jadinya.

Meski begitu, aku tidak menghapus yang sudah

kutulis. Jika aku menghapusnya, mungkin aku tidak

akan punya keinginan untuk menulis lagi.


Apa kamu membenciku?

Meski kamu membenciku, aku pun tidak bisa

berbuat apa-apa.


Setelah selesai menulis, kuletakkan pulpenku

dengan perlahan.

Dia tidak bisa kembali ke dunianya lagi.

Tidak peduli seperti apa keinginannya, dia harus

hidup sebagai Akitsuki Sakamoto dari sekarang.

Bahkan jika dia punya sesuatu yang dia ingin

lakukan, dia tidak bisa melakukannya, dan tidak peduli

seberapa pedihnya dia menyadari hal ini, dia tetap tidak

bisa lari, aku adalah orang yang mengunci jiwanya.

Di saat yang sama, kupikir bahwa ini mungkin ide

yang bagus untuk membiarkan dia hidup dalam

tubuhku.

Tapi, mungkin dia tidak berpikir seperti itu.

Soalnya ....

"...."

Aku mungkin akan membakar buku catatanku jika

ini tetap kulanjutkan. Jadi aku berbaring di kasurku

seolah ingin lari dari kenyataan.

Dan kuucapkan selamat tinggal pada diriku hari ini.



                                                ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Aku terbangun di pagi hari, dan kamarku masih

gelap.

Jejak samarku tenggelam di dunia tanpa warna saat

aku menuju ke buku catatan.

Aku membukanya, dan melihat yang tertulis disitu,

"Hah ...."

Aku mendesah untuk beberapa alasan.

Meskipun dalam gelap, aku bisa dengan jelas

melihatnya.


Terima kasih sudah menyelamatkanku. Merasa

depresi tidak akan menyelesaikan masalah, tapi

hidupku sekarang ternyata menyenangkan.

Menjadi anak lelaki tidak begitu buruk! Mulai

sekarang, mohon bantuannya, ya, partner!


Tulisannya lebih bagus dari yang biasanya.

Dia kemudian melanjutkan,


Syukurlah kamu yang menyelamatkanku,

Sakamoto.


Ada kotak berpita cantik yang diletakkan di atas

meja. Entah kenapa, samar-samar bisa kucium bau

coklat. Aku pun tidak begitu yakin tentang yang harus

kuperbuat dengan perban di jari telunjukku ini.

Setelah meyakinkan diri melihat yang dia tulis, aku

menggosok mataku yang sudah bengkak dan menutupi

diriku lagi dengan selimut.

"Mohon bantuannya juga, Hikari Yumesaki."

Kuucapkan itu pada partnerku yang belum pernah

kutemui.

Aku mengeset kembali alarm ke waktu yang biasa,

lalu kembali tidur.

Tomorrow I will die, you come back to lifeWhere stories live. Discover now