Dan pada malam itu, aku berusaha menulis kalimat
paling rapi yang bisa kutulis pada buku catatan.
Tapi semakin aku berusaha, semakin berantakan
jadinya.
Meski begitu, aku tidak menghapus yang sudah
kutulis. Jika aku menghapusnya, mungkin aku tidak
akan punya keinginan untuk menulis lagi.
Apa kamu membenciku?
Meski kamu membenciku, aku pun tidak bisa
berbuat apa-apa.
Setelah selesai menulis, kuletakkan pulpenku
dengan perlahan.
Dia tidak bisa kembali ke dunianya lagi.
Tidak peduli seperti apa keinginannya, dia harus
hidup sebagai Akitsuki Sakamoto dari sekarang.
Bahkan jika dia punya sesuatu yang dia ingin
lakukan, dia tidak bisa melakukannya, dan tidak peduli
seberapa pedihnya dia menyadari hal ini, dia tetap tidak
bisa lari, aku adalah orang yang mengunci jiwanya.
Di saat yang sama, kupikir bahwa ini mungkin ide
yang bagus untuk membiarkan dia hidup dalam
tubuhku.
Tapi, mungkin dia tidak berpikir seperti itu.
Soalnya ....
"...."
Aku mungkin akan membakar buku catatanku jika
ini tetap kulanjutkan. Jadi aku berbaring di kasurku
seolah ingin lari dari kenyataan.
Dan kuucapkan selamat tinggal pada diriku hari ini.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku terbangun di pagi hari, dan kamarku masih
gelap.
Jejak samarku tenggelam di dunia tanpa warna saat
aku menuju ke buku catatan.
Aku membukanya, dan melihat yang tertulis disitu,
"Hah ...."
Aku mendesah untuk beberapa alasan.
Meskipun dalam gelap, aku bisa dengan jelas
melihatnya.
Terima kasih sudah menyelamatkanku. Merasa
depresi tidak akan menyelesaikan masalah, tapi
hidupku sekarang ternyata menyenangkan.
Menjadi anak lelaki tidak begitu buruk! Mulai
sekarang, mohon bantuannya, ya, partner!
Tulisannya lebih bagus dari yang biasanya.
Dia kemudian melanjutkan,
Syukurlah kamu yang menyelamatkanku,
Sakamoto.
Ada kotak berpita cantik yang diletakkan di atas
meja. Entah kenapa, samar-samar bisa kucium bau
coklat. Aku pun tidak begitu yakin tentang yang harus
kuperbuat dengan perban di jari telunjukku ini.
Setelah meyakinkan diri melihat yang dia tulis, aku
menggosok mataku yang sudah bengkak dan menutupi
diriku lagi dengan selimut.
"Mohon bantuannya juga, Hikari Yumesaki."
Kuucapkan itu pada partnerku yang belum pernah
kutemui.
Aku mengeset kembali alarm ke waktu yang biasa,
lalu kembali tidur.
YOU ARE READING
Tomorrow I will die, you come back to life
RomanceAkitsuki Sakamoto, seorang pemuda yang sering terasingkan di sekolahnya karena wajah seramnya. Pada suatu hari, dia menjadi saksi atas kematian seorang gadis. Dipaksa oleh sebuah sosok misterius, dia pun disuruh memilih ..., "Apa kamu mau menggunaka...