Aku pernah bermimpi.
Mimpi sewaktu aku kecil, ketika masih duduk di
bangku SD.
Aku yakin saat itu musim panas. Benar, musim
panas.
Tepatnya di area perkemahan untuk keluarga.
Semuanya sedang memanggang daging di pinggir
sungai.
Selain kami, ada keluarga lain yang juga membawa
anak-anaknya.
Tidak begitu lama, tanpa ada yang menyuruh,
semua anak-anak berkumpul bersama, bermain
bersama layaknya orang yang sudah berteman selama
bertahun-tahun.
Di sana ada sebuah sungai, jadi kami para anak-
anak tentu saja ingin bermain di sungai.
Tapi di sana selalu ada anak yang menyendiri.
Ada juga mereka yang tidak bisa berenang, atau
mungkin juga takut dengan air.
Di seberang sungai dangkal itu ada gadis pemalu
yang sedang menangis.
Dia bisa saja menyeberangi sungai jika seseorang
membantunya.
Kedua mata gadis pemalu itu berlinangan air mata,
gelisah dan ragu-ragu.
Permukaan air sungai merefleksikan gaun
memesona yang dikenakannya, menegaskan
ketidaksesuaiannya dengan perkemahan itu.
Gadis itu memiliki rambut panjang nan halus,
sambil memeluk boneka pandanya. Sungguh tampak
kasihan.
Aku hanya bisa mengingat gambaran kabur, dan
semua yang kuingat hanyalah fakta bahwa dia gadis
yang sangat manis.
Dan di sana ada anak-anak lainnya yang
menyendiri.
Beberapa dari mereka besikap sok keren, beberapa
lainnya adalah anak-anak bodoh yang berkeliaran.
Dan di sanalah aku, bagian dari anak-anak bodoh
itu.
"Putri Polaris! Tunggulah di sana, aku datang untuk
menyelamatkanmu! Aku bersumpah atas nama Autumn
Moon!"
Aku meniru pose transformasi yang ada
di anime dan meneriakkan kalimat itu dengan bangga.
Putri Polaris adalah seorang tokoh wanita
dari anime favoritku.
Untuk, Autumn Moon, yah, Autumn Moon itu ....
Yah, seperti itulah latarnya.
Kita kesampingkan dulu topik ini.
Apa pun tujuannya, Autumn Moon adalah
pahlawan gigih yang menolong semua orang yang
berada dalam masalah.
Akan tetapi, aku justru berbuat hal bodoh.
YOU ARE READING
Tomorrow I will die, you come back to life
RomanceAkitsuki Sakamoto, seorang pemuda yang sering terasingkan di sekolahnya karena wajah seramnya. Pada suatu hari, dia menjadi saksi atas kematian seorang gadis. Dipaksa oleh sebuah sosok misterius, dia pun disuruh memilih ..., "Apa kamu mau menggunaka...