"Ah, seharusnya gaun ini jangan terlalu banyak tambahan aksesori, karena kainnya sudah bermotif ramai," Jisung mengomentari pegawai yang sedang berkonsultasi dengan pelanggannya.
Seseorang yang dimaksud oleh asistennya sewaktu di sekolah Jihan tadi sudah pergi 5 menit lalu. Pekerjaan Jisung akan menumpuk minggu ini, karena baru saja dia ditawari menjadi wedding organizer ㅡselain desainer Jisung juga membuka jasa wo memang, oleh salah satu pengantin di Seoul.
"Baik, sajangnim," ucap pegawai itu.
Jisung kembali ke ruangannya dan duduk di kursi putar yang terdapat di belakang meja bersandingan langsung dengan kaca tembus pandang dari dalam. Jisung memang sengaja mendesainnya seperti itu supaya apabila dia lelah dapat memandang gedung-gedung menjulang tinggi berderetan di depan sana.
"Aku benar benar pusing," gerutu Jisung sambil menekuk lutut dan kepalanya ia benamkan dalam lutut kakinya. Dia berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata berharganya kali ini, sudah terlalu lelah untuk menangis.
"Ternyata, ibu muda ini masih galau," ucap seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya. Jisung mengangkat kepalanya dengan berat hati.
"Dari mana kamu masuk ?" tanya Jisung lirih.
"Yah, begitu caramu menyambut adik manismu ini ?" Tanya orang itu dan duduk di kursi yang berada di hadapan Jisung. Jisung hanya mendengus.
"Baiklah. Apa kabarmu, Han Felix?" Tanya Jisung basa basi.
"Basa basimu sungguh tak kreatif. Ok fix, di mana Jihan?"
"Kamu tak beda jauh dariku, sangat jelas Jihan di sekolahannya !"
"Haha, kita memang tak berubah. Dan bagaimana keadaan hubungan kalian ?"
Jisung tak langsung menjawab.
"Aku minta maaf kak, aku tak bermaksud-"
"Tidak masalah, fel."
"Bagaimana kalau kita berdua sama-sama menjemput Jihan, aku kangen dengan anak itu."
"Kamu baru tinggal di luar negeri berapa bulan ? dan kamu sudah kembali. Ibu banyak membiayai untuk pertukaran pelajar itu, Felix," ceramah Jisung.
"Aku rindu dengan kakak ipar dan Jihan," ucap Jihan seraya menjulurkan lidahnya kepada sang kakak.
"Dan kamu tidak rindu dengan kakakmu,"
Felix mengedikkan bahu sok acuh tak acuh.
"Aku hanya perlu refleshing, kak. Menjadi mahasiswa pertukaran pelajar di Australia sangat membuatku jenuh dan lagi, tugas tugas itu semua membunuhku secara perlahan. Bayangkan !" ucap Felix membela diri.
"Aku sudah pernah merasakannya juga, dan aku biasa saja dengan semua tugas yang diberikan," ucap Jisung enteng, nadanya membanggakan diri.
"Kuakui, kakak memang lebih pintar daripada aku. Pantas saja kalau kakak tidak merasa kesulitan."
Setelah mengucapkan dua kalimat itu, Felix tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.
"Ayo ! jemput Jihan !" Teriak Felix sambil menarik tangan kakaknya keluar ruangan.
"Ini jam berapa ? hey !! hey !" Jisung berteriak karena adiknya ini terus saja menarik tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUKUH | Minsung✓
Fanfiction(💋) Kepercayaan adalah hal paling penting dalam sebuah hubungan dari pacaran, pertunangan bahkan pernikahan sekalipun. Ketika kepercayaan dalam pernikahan terguncang, semua hal bisa terjadi. (010119-040219) ⚠bxb ⚠mpreg