Jisung terlalu baik sebagai seorang pendamping hidup. Ia masih menyiapkan sarapan, baju, keperluan kantor untuk sang suami dan makan untuk calon istri suaminya kelak. Kalau harapan Jisung sih cuma jadi calon sudah cukup tak perlu menjadi istri sungguhan.
Jisung bersyukur sang adik pulang di saat yang tepat. Setidaknya ia mempunyai tempat bercurhat dan berkeluh kesah. Walaupun sedikit bawel dan semaunya sendiri, tapi Felix anak yang baik. Adiknya itu tahu kapan harus menjadi Felix yang baik dan kapan harus menjadi Felix yang konyol.
Seperti pagi ini, Jisung menyiapkan sarapan untuk sang suami ditemani Felix.
"Tolong, panggilkan kak Minho di kamar Sana dong fel," Ucap Jisung.
"Tidak mau, kakak panggil saja sendiri. Aku mau membangunkan Jihan saja."
Mau tak mau Jisung menuju kamar Sana untuk memanggil Minho.
Pemuda yang masih menggunakan apron merah hati itu menaiki tangga untuk menuju lantai dua kamar calon istri suaminya. Setelah sampai di depan kamar Sana, Jisung membuka pintu.
Bunyi ceklek pun terdengar lalu menampilkan Minho sedang berada di samping Sana yang sedang tiduran sehingga terlihat wajah Minho seperti menciumnya.
Dejavu.
Semoga dejavu. Pikir Jisung dalam hati.
"Itu... Em.. Sarapannya sudah siap. Aku mau berangkat dulu. Permisi."
Tanpa berkata lagi Jisung langsung meninggalkan kamar tesebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUKUH | Minsung✓
Fanfiction(💋) Kepercayaan adalah hal paling penting dalam sebuah hubungan dari pacaran, pertunangan bahkan pernikahan sekalipun. Ketika kepercayaan dalam pernikahan terguncang, semua hal bisa terjadi. (010119-040219) ⚠bxb ⚠mpreg