Ruangan ini identik dengan nuansa putih bersih. Hawa sejuk sangat terasa di dalam ruangan. Di manalagi jika bukan di kamar inap dalam rumah sakit, tempat Jisung dirawat. Setelah Jihan berteriak memanggil adik mamanya, Felix langsung menghubungi Minho dan membawa Jisung ke rumah sakit.
"Maaf, hanie," ucap Minho sambil memegang telapak tangan dingin milik Jisung secara hangat, serasa tak mau lepas bahkan berkali-kali membawa tangan mungil itu untuk diciumi. Mata lelaki berkemeja putih itu berkedip acap, terlihat penuh khawatir.
Saat dirinya diberitahu Felix kalau Jisung pingsan, dia langsung saja menghampiri Jisung. Tak bisa berpikir jernih, dipikirannya hanya ada Lee Jisung, Lee Jisung, Lee Jisung, Lee Jisung.
Tangan Jisung bergerak, menandakan bahwa dia akan segera sadar.
Wajah Minho yang tadinya ditekuk beratus-ratus kali kini menampakkan kebahagiaan. Dia bersyukur kepada Tuhan karena masih membiarkan dia melihat orang tercintanya yang selama ini dia abaikan.
Berlebihan memang. Tapi itulah perasaannya, Minho kira dia tak akan bertemu lagi dengan orang terkasihnya ini.
"Kak," ucapan lirih Jisung mampu membuat Minho tersenyum merekah.
"Iya, sayang. Kakak di sini," Balas Minho lembuh lirih dengan rasa sayang.
Jisung diam-diam tersenyum. Akhirnya Minho-nya kembali lagi kan ?
"Aku minta maaf, sayang. Sungguh aku minta maaf," ucap Minho sambil terus menatap Jisung intens penuh rasa cinta.
Jisung bangkit dari posisinya semula dan mencoba untuk duduk.
"Aku merasa bersalah, sangat bersalah," Minho lagi berucap, dia memeluk Jisung posesif menyalurkan kerinduan antara mereka berdua yang sudah lama dipendam.
Apakah ini tandanya mereka akan kembali bersama ? Jisung bertanya dalam hati.
"Tak apa."
Semarah-marahnya Jisung pada suamianya, dalam lubuk hatinya masih penuh dengan nama Minho.
Jisung melepas pelukan mereka.
"Aku sungguh menyesal. Maafkan aku yang tak mempercayaimu kala itu, sayang," Tangan Minho terulur untuk mengelus telapak tangan Jisung yang dihiasi infus saat ini.
"Tapi kenapa kakak tiba-tiba meminta maaf?"
Minho hanya tersenyum. Mengelus rambut Jisung. Dia rindu, sudah lama dia tak melakukan rutinitasnya seperti ini.
"Aku sudah tahu kebenarannya." Minho memberi pernyataan.
"Bagaimana ?"
Jisung terheran, dahinya berkerut tanda sedang berpikir. Melihat itu Minho mengelus dahi Jisung yang berkerut.
"Jangan berpikir berat sayang." Lagi Minho berucap, kali ini dia mulai ikut duduk di ranjang Jisung.
"Ceritanya panjang. Awalnya aku percaya jika Sana memang hamil anakku tapi aku juga ingat setidaknya dalam konteks ini menurut feelingku, aku tak melakukan apapun padanya maka dari itu aku mulai curiga. Aku ajak dia untuk menginap di rumahku, dia awalnya menolak tetapi setelah aku paksa dia mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
KUKUH | Minsung✓
Fanfiction(💋) Kepercayaan adalah hal paling penting dalam sebuah hubungan dari pacaran, pertunangan bahkan pernikahan sekalipun. Ketika kepercayaan dalam pernikahan terguncang, semua hal bisa terjadi. (010119-040219) ⚠bxb ⚠mpreg