KUKUH | Minsung✓

Keluarga Cemara

Jisung senang.

Sungguh.

Tak ada yang lebih membahagiakam daripada melihat kembalinya sang suami seperti semula.

Saat ini mereka berada di hamparan rumput hijau dengan pemandangan sungai di depan mereka.

Jihan ingin melihat pantai tapi Minho malah membawanya ke sungai Han.

"Menyicil ya sayang,"

Jawaban Minho ketika Jihan menyuarakan ketidaksukaannya karena malah diajak ke sungai bukan pantai sesuai keinginannya.

"Nama sungainya mirip nama mama loh," Minho menambahkan.

"Benarkah?"

Minho mengangguk, menciumi dahi sang putri yang saat ini berada di gendongannya.

"Iya, namanya sungai Han," Jawab Minho.

"Huwaaaa!! Kereen!!!"

Jisung tak bisa menyembunyikan tawanya melihat pemandangan di depannya itu.

"Papa!! Jihan mau turun!!"

Minho lebih dulu melirik Jisung yang berada di belakangnya untuk meminta persetujuan. Pemuda yang dimintai persetujuan mengangguk.

"Biar dia bebas."

Minho menyetujui lalu tubuh putrinya dia turunkan.

Jihan langsung berlari dengan sesekali menari.

"Aaaaaa segarnyaaaa~~" teriakan Jihan dengan suara cemprengnya.

"Maaf ya belum bisa membawamu ke tempat yang jauh, aku tak mau kamu kelelahan," Minho menggandeng Jisung yang tadi berada di belakangnya.

"Di sini pun asal ada kita bertiga aku tetap senang."

Minho menggelar alas yang dia bawa dari rumah untuk tempat mereka duduk. Jisung pun menaruh beberapa bekal yang dia bawa pula untuk makan mereka nanti.

"Sini sayang," Minho menepuk tempat di sampingnya, berniat menyuruh Jisung duduk.

"Akhirnya kita bisa liburan juga, nanti setelah dia lahir kita pergi ke tempat yang jauh ya. Bali mungkin ? Jihan pasti senang," Minho menjelaskan rencananya ke depan.

Klinting

Bunyi tanda pesan masuk dari ponsel Jisung berbunyi. Jisung melihat siapa yang mengiriminya pesan selanjutnya tawa menghiasi wajah Jisung. Sang suami terheran karena melihat wajah Jisung sekarang.

"Ada apa ?"

"Felix mengirimiku foto Jihan, katanya kangen."

Jisung menunjukkan isi pesannya.

Felix ♡

Kak aku kangen Jihan

"Dasar anak itu!" Minho juga tersenyum.

"Sayang, apa kita nikahkan saja Felix?" Minho bertanya dengan nada serius.

Selanjutnya punggung Minho dipukul lumayan keras oleh tangan Jisung.

"Ngawur!! Sama siapa! Dia juga masih menimba ilmu!"

"Kemarin Changbin menghubungiku, meminta izin melamar Felix," Minho berujar dengan melihat kedua mata Jisung.

"APAAA!!!! Kok tidak meminta izin padaku!!!"

"Hehe biasa saja sayang~~ Tidak meminta izin kok, hanya bertanya bagaimana dulu aku melamarmu."

Dan pipi Jisung mulai memerah mengingat kejadian Minho melamarnya dulu.

"Apa aku harus memberi saran Changbin untuk melakukan lamaran sama sepertiku ?"

"JANGAAN!! Biar aku saja yang merasakannya, Felix jangan."

Minho cekikikan mendengar jawaban Jisung.

Jisung menyenderkan kepalanya pada bahu Minho.

Mereka berdua memandang putri kecil mereka yang berlari ke sana kemari dengan ceria.

Mereka akhirnya bahagia.

Mungkin akan ada lagi masalah yang harus mereka hadapi di kemudian hari.

Karena memang tanpa permasalahan, pernikahan akan terasa hambar, perlu adanya bumbu-bumbu pertikaian seperti ini.

Pelajaran yang perlu diambil dari kejadian ini adalah, kepercayaan itu kunci. Mereka harus saling percaya untuk selalu bersama.

Bertengkar boleh.

Asal akhiran yang harus terjadi adalah, kembali bersama.

Finally, cerita ini selesai~

Gimana menurut kalian ceritanya ?

Semoga suka dan dapat meramaikan cerita minsung di dunia oren ini~

Last but not least, terima kasih untuk kalian semua yang telah memberiku bonus berupa vomment ♡♡ I love you to the moon and back♡♡

Sampai bertemu lagi dengan Gincu, Jisung dan Minho di kali lain~~~

Byeeeee ♡♡♡