Pagi ini lagi-lagi mendung. Imah menatap langit dari jendela dapur. Memikirkan jemuran yang lagi-lagi tak bakal kering hari ini. Uh, seandainya majikannya membeli mesin cuci satu tabung yang langsung kering, urusan cuci-mencuci akan cepat selesai. "Teh... lapeerrr...!" Anak abege keluar dari kamarnya. Anak majikannya yang satu ini memang keluar kamar hanya saat mandi, makan, sekolah. Selebihnya? Nguplek di kamar, main game yang lagi ngehits zaman now: free fire.
Imah bergegas membuatkan nasi goreng kesukaannya. Si abege duduk di meja makan sambil tangan dan mata masih fokus pada layar henpon. Ajaib jalannya tak tersandung dari kamar menuju dapur tadi. Imah hanya bisa menggeleng.
Tiba-tiba, saat tangannya mengaduk bumbu, Imah mendadak mendapat inspirasi. Yah, namanya juga babu, inspirasi selalu didapatnya di dapur. Imah langsung balik badan, membuat si abege terkejut karena gerakan tiba-tibanya. "Apaan sih teh! Ngagetin aja. Tuh, aku ketembak deh!" Abege menepuk jidatnya. "Neng, cari orang di pesbuk gimana caranya?" Mata Imah berbinar-binar. Bumbu nasi goreng terlupakan. "Itu wajan berasap, Teh!" Jerit si abege panik. Imah buru-buru melanjutkan proses membuat nasi goreng. Rekor kecepatannya bisa jadi mengalahkan pembuat nasgor rekor MURI.
Saat akhirnya abege menikmati sarapannya, Imah bertanya lagi perkara pesbuk. "Saya mau cari kawan saya." Saat ditanya oleh anak majikannya itu. "Tau nama pesbuknya gak?" Imah menggeleng. "Ya susahlah, teh!" Imah langsung ciut. "Tau nama lengkapnya gak?" Imah mengangguk cepat sampai lehernya sakit. "Ya udah, aku makan dulu ya."
Singkat cerita, mereka berdua berkutat di depan komputer, mencari Ijah dan Isah di dunia maya. Cucian terlupakan, cipratan minyak & bekas bumbu masak yang berserakan di dapur pun terabaikan. Sebentar lagi, Imah akan reuni sama kawan2 Unipersitas Babu Metropolitan. Yes!
Ini bukan? Ijah Markonah?" Tanya si abege. Imah segera mendekati layar komputer & tertawa gembira. Seriang tawa Ijah kawannya yang terlihat di pesbuk. Imah bertepuk tangan sambil lompat kegirangan. Berhasil...!
...bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Babu-Babu Metropolitan
HumorIjah dan Imah adalah dua orang babu yang dalam kehidupan bermasyarakat dianggap kasta terendah. Namun dalam menjalani kehidupan, mereka suport satu dengan yang lainnya. Ijah tergolong baru di dunia perbabuan. Pengalamannya masih belum bisa dibanding...