Siang itu Imah sedang gembira. Kalau dipikir-pikir, Imah memang orangnya selalu gembira. Karena baginya, tidak ada orang yg menyukai masalah. Apalagi masalah orang lain! Makanya sebisa mungkin Imah memendam sendiri perasaan sedih/galau yang dia rasakan. Biarlah cuma Gusti Allah yang tahu perasaan sebenarnya. Tapi bukan berarti Imah gak butuh curhat. Itulah sebabnya Imah mencari dua kawannya dari Unipersitas Babu Metropolitan. Mereka adalah dua orang yang bisa dia percaya dengan rahasianya, gundah gulananya & harapan terpendamnya.
Imah tahu, dua kawannya itu juga pasti merindukan masa-masa kongkow bareng saat di asrama UBM. Imah tak sabar ingin segera berjumpa mereka! Gerakan tangannya yang memegang kemoceng mendadak gemulai. Bibirnya menyunggingkan senyum, dan terdengar senandung dengan nada C Minoritas.
Tiba-tiba pintu kamar abege terhempas membuat Imah terlonjak. "Kenapa Neng?" Tanyanya sambil melotot. "Ijah Markonah jawab nih, Teh!" Jawab abege sambil menyodorkan henponnya ke hidung Imah. Imah mengambilnya & membaca pesan dari Ijah.
"Dear Imah," beuuhh gaya betul gaya Ijah sekarang. "Gue kangen bangeeettt...! Gue gak tahu kabar Isah, tapi yuk kita ketemuaaann...!" Imah sampai lelah bacanya. Banyak betul pemborosan huruf. "Nanti kira cari Isah bareng-bareng." Ijah belum tahu kalau Imah sudah berhasil menemukan jejak Isah. Biarlah mereka nanti saling surprise. Imah tertawa dalam hati membayangkan reuni mereka nanti.
"Kalau Isah ada jawaban belum?" Abege menggeleng. Imah manyun. Kalau begitu penentuan tanggal reuni ditunda hingga dia berhasil melacak Isah. Hhhh... Isah, jawab dong pesanku, desahnya dalam hati.
Malam tiba. Saat Imah bersiap tidur, abege mengetuk pintu kamarnya. "Teh, Isah nih udah jawab." Imah langsung melompat dari tempat tidur & membuka kamar. Direnggutnya henpon abege & membaca pesan Isah yang singkat namun padat. "Kuy, ketemuan! Kabari ya."
Lengkap sudah. Imah memutar otak mencari jadwal yang enak buat cuti. Kebetulan dua minggu lagi ada tanggal merah. Mungkin mereka bertiga bisa minta cuti sehari pada majikan masing2. Imak bertepuk tangan. Baiklah! Here we go!
...bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Babu-Babu Metropolitan
HumorIjah dan Imah adalah dua orang babu yang dalam kehidupan bermasyarakat dianggap kasta terendah. Namun dalam menjalani kehidupan, mereka suport satu dengan yang lainnya. Ijah tergolong baru di dunia perbabuan. Pengalamannya masih belum bisa dibanding...