Imah membolak-balik tubuhnya. Mematut diri di depan cermin. Dia tidak ingin 2 kawannya nanti malu jalan dengannya karena kudet. Ijin sudah dikantongi. Meski nyonyah sedikit kaget karena selama 2 tahun bekerja di sini dia belum pernah meminta ijin cuti, namun Imah diijinkan pergi. Dengan catatan tidak boleh melampaui jam 11 malam.
Ijah& Isah sudah dikabari tempat pertemuan nanti. Dia masih belum memberitahu kalau akan reuni bertiga. Karena dia ingin memberi kejutan. Imah pun telah menyiapkan hadiah untuk masing-masing kawannya itu.
Henpon jadulnya berbunyi. Babang ojol sudah tiba! Imah pun langsung pamit & berlari ke luar gerbang. Tapi oh tidak! Siapa yang ternyata menjadi supir ojolnya? "Pendi?" Babang ojol, eh maap, Pendi pun tampak terkejut melihat Imah. Apalagi dandanan Imah sudah seperti nyonya pemilik rumah. Elegan, cantik & menawan. Rahasianya: butuh 4 jam untuk mencapai kecantikan yang paripurna seperti ini.
Balik lagi ke Pendi, siapakah dia?
"Kamu... ngojek sekarang?"
"Iya, Mah." Imah berpikir untuk membatalkan pesanan saja. Tapi Pendi melarangnya.
"Biarlah masa lalu menjadi masa lalu. Aku disini untuk bekerja & butuh poin. Janji aku gak akan ganggu kamu lagi."Waduh! Ini pembicaraannya terdengar serius ya buat sekadar percakapan antara pengemudi & penumpang? Sebenarnya ada apa ya di antara mereka?
Imah naik ke boncengan. Tangannya dilipat, tak ingin bersentuhan dengan Pendi. Wajahnya datar, namun pikirannya galau, melayang ke masa lalu. Pendi adalah seorang lelaki yang (belakangan diketahui) sudah beranak-istri. Pendi tinggal tak jauh dari UBM. Dulu dia supir angkot yang sering dinaiki Imah jaman kuliah dulu kalau ke pasar.
Berbulan-bulan kenal di angkot, Pendi menyatakan cinta. Imah tersanjung & menerima. Sejak itu Imah naik angkot gratis. Suatu hari, istri Pendi juga ke pasar. Imah yang tak tahu apa-apa, turun tanpa membayar. Tak lupa mengecup pipi Pendi. Tangan istri melayang "GAPLOK!" pipi Pendi memar, semerah padam wajah istrinya. Imah dimaki-maki di depan khalayak. Hubungan mereka kandas. Hati Imah hancur & dia tak ingin jatuh cinta lagi.
S e l a m a n y a....bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Babu-Babu Metropolitan
HumorIjah dan Imah adalah dua orang babu yang dalam kehidupan bermasyarakat dianggap kasta terendah. Namun dalam menjalani kehidupan, mereka suport satu dengan yang lainnya. Ijah tergolong baru di dunia perbabuan. Pengalamannya masih belum bisa dibanding...