Imah menatap layar komputer sambil tersenyum lebar. Tampaknya Ijah sedang merayakan malam pergantian tahun. Lihat! Gaya sekali pakaiannya: dress merah selutut tanpa lengan, menampilkan lengan gada yang dihiasi bekas suntikan imunisasi cacar air di bagian atasnya. Ijah sangat bangga sama bekas suntikan selebar koin seribuan itu, katanya ini tanda bahwa orang tuanya memperhatikan kesehatan dia.
Abege sibuk mencari lagi di komputernya. Imah pusing melihat jari2nya yang lincah di papan ketik. Akhirnya dia memutuskan menunggu sambil membereskan kamar abege yg jarang2 boleh dimasuki orang lain. Dilipatnya selimut, ditariknya sprei, ditepuk-tepuknya bantal & guling, lalu dibereskannya meja pojok yang penuh dengan bungkusan snack & gelas kosong.
"Teh, Isah kok susah banget dicarinya? Jangan2 dia nggak main pesbuk?" Deg! Imah mendadak sedih. Kemana lagi harus mencarinya? "Nggak ada juga di daftar teman pesbuknya Ijah," lanjut abege. "Jadi gagal total nih Neng?" Tanya Imah sedih. "Bentaaaarr masih ada cara lain." Kali ini abege mengambil henponnya lalu ngetik sambil melet saking seriusnya. Imah melanjutkan bebersih kamar abege.
Tiba-tiba, "Ketemu! Isah Hayati. Nih, kan?" Abege menyodorkan henpon ke depan hidung Imah. Benar saja. Di layar hp terpampang wajah Isah dengan senyum malu2nya yang khas. Tampaknya dia sedang piknik atau semacamnya. Latar belakangnya banyak pepohonan. Di sebelahnya ada seorang pria muda yang juga senyum ke kamera. Wah, siapa ini? Imah bertanya-tanya dalam hati penasaran.
Tapi kok, ini bukan pesbuk deh. Baru mau bertanya, abege menjelaskan. "Ini namanya IG, teh. Anak milenial mah mainnya IG. Kalo anak jaman dulu mainnya pesbuk." Oohh... Imah mengangguk-angguk. "Lah, kalo kayak saya yang nggak punya dua-duanya, namanya apa dong?" Abege ketawa, "itu namanya kudet, alias kurang apdet." Imah tertawa. Paling bisa memang si abege.
Lalu mereka berdua sibuk mengirimkan pesan melalui inbox masing2 sosmed. Meninggalkan nomor telepon untuk mereka hubungi & ajakan reunian bertiga. Hari itu jadi tampak cerah di mata Imah.
... bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Babu-Babu Metropolitan
HumorIjah dan Imah adalah dua orang babu yang dalam kehidupan bermasyarakat dianggap kasta terendah. Namun dalam menjalani kehidupan, mereka suport satu dengan yang lainnya. Ijah tergolong baru di dunia perbabuan. Pengalamannya masih belum bisa dibanding...