Menjauh

7 1 0
                                    

Sinar matahari menembus ventilasi kamar gadis Yg baru saja rapuh kemarin.

Gadis itu masih terlelap,mungkin ia lelah sebab kemarin.

Lelah hati lelah fisik.

Ia masih terlelap,namun ia terbangun karena kicauan burung burung.

Ia melenguh saat membuka matanya sempurna.

"Huft" Jeje mengehmbuskan nafasnya lelah.

Iapun beranjak menuruni ranjangnya menuju kamar mandi bersiap untuk sekolah.

Setelah menghabiskan 15 menit Di kamar mandi akhirnya ia selesai,iapun keluar dari kamar mandi.

Setelah itu jeje mengeringkan rambutnya sembari memkai seragam sekolahnya.
"Ah Tas jeje" Ucapnya sembari menepuk jidatnya.

Jeje lupa ia meninggalkan ranselnya kemarin di sekolah.
Mau tak mau ia harus memakai tas satunya,dan alhasil pulang sekolah ia akan membawa dua ranselnya nanti.

Jejepun membereskan buku pelajaran hari ini.
Setelah selesai jejepun keluar dari kamarnya lalu menuruni anak tangga.

Ia menghembuskan nafasnya pelan lalu tersenyum lebar.
"SEMANGAT!LO BISA JE" Gumamnya meyakinkan diri sendiri lalu melanjutkan jalannya menuju ke depan.

Ia memasuki mobilnya,Beruntung ia memiliku sopir pribadi,jadi jika ia malas naik bus ia bisa minta di antarkan oleh sopirnya.

Dan kini jeje sedang berada dalam perjalanan menuju sekolahnya.
Hannya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di sekolahnya ini.

Ia turun dan berterimakasih seperti biasanya pada sopirnya karna telah mengatarnya.
"Makasi ya pak" Ucap jeje sembari tersenyum manis.

"Ah Jangan begitu nona!nona ini,saya sudah berapa kali bilang hehe,Ini kan memang pekerjaan saya,jadi tidak perlu berterimakasih" Jawab sopir jeje sembari menyengir kikuk.

"Gapapa pak!emang gabole bilang makasi jeje?" Tanya jeje.

"Bukan begitu nona,ah yasudah tidak apa hehe,Sama sama kalau begitu dan terimakasih" Jawab sang sopir mengalah pada nonanya yg Ceria nan ramah serta baik hati ini.

"Terimakasih untuk apa hi?" Tanya jeje terkekeh.

"Ya terimakasih karna telah berterimakasih pada saya" Jawab sang sopir sembari menggaruk tekuk lehernya yg tidak gatal itu.

"Ah Begitu?Yaudah sama sama dari jeje hehe!" Kekeh jeje.

"Baik nona,eh nona silahkan masuk,sepertinya itu teman nona!dia melihat nona dari tadi" Ucap sang sopir sembari menunjuk yg di maksud.

"Lintang" Batinnya saat menoleh yg di maksud sopirnya,ia pikir itu devon tapi ternyata tidak,ITU LINTANG.

Jeje bingung,ada apa dengan lintang,mengapa pria yg sedang berdiri di samping gerbang itu menatapnya.

Jeje terdiam sejenak,dan akhirnya ia tidak ambil pusing,ia berjalan setelah berpamitan untuk masuk sekolahnya pada sang supir.

Ia berjalan dengan wajah biasa bisa saja,pandangannya lurus ke depan sembari tercetak senyuman tipis di bibirnya yg hampir tak terlihat itu.

Ia berjalan memasuki gerbang melewati pria itu tanpa menolehnya,bukan karena ia marah ataupun ingin sok jual mahal pada pria itu,tapi itu karena keputusan Yg ia buat sendiri yakni berhenti!Dan bersikap biasa biasa saja tanpa ada Rasa marah maupun benci.

Jeje terus berjalan dengan seulas senyum yg sangat tipis Di bibirnya,banyak pasang mata sepanjang koridor menatapnya dengan tatapan bingung karena gadis itu Bersikap seakan sama sekali tidak terjadi sesuatu padanya,padahal kemarin gadis  ini mengalamu Kejadian buruk yg amat tidak menyenangkan.

ELZEE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang