Rencana

7.5K 200 4
                                    

hai readers i'm back. Selamat membaca

------------------------------------

"What the hell. Are u kidding me?"untung saja hanya kalimat itu yang keluar bukan kosa kata kebun binatang.

"Tenang dulu ra. Jangan teriak-teriak"

Kutatap sinis adam. "Oke, jadi rencana apa yang melibatkan aku?"

" Jadi gini, aku akan mengatakan kepada keluargaku kalau aku sudah menikahimu dan sekarang kamu sedang hamil anakku 4 bulan."

"Gila kamu dam!!" Tak kuperdulikan lagi tatapan orang sekitar karena teriakan membahanku. Fix adam sudah gila sekarang. Aku berniat untuk beranjak dari kursi. Tetapi niat itu sirna ketika tangan adam menggenggamku. 

"Plis ran, Aku mohon banget sama kamu. Aku sudah putus asa dan ga tau harus melakukan apalagi. Maafin aku karna harus melibatkanmu kedalam masalah ini. Tapi aku sangat putus asa ran"

Kulihat mata adam yang sudah berkaca-kaca. Selama bertahun-tahun mengenal adam, baru kali ini aku melihat ia sehancur dan seputus asa ini. Sejahat apapun adam kepadaku, tetap saja ia adalah seseorang yang pernah mengisi hari-hariku selama 6 tahun. Sungguh, aku benar-benar tak tega melihatnya seperti ini. Rasanya ingin kupeluk ia, dan menangis bersamanya. Tentu saja itu semua kutahan demi gengsiku.

Aku terdiam sejenak merenungi perkataan adam. Memikirkan apa langkah yang harusku ambil.

"Terus kalau aku setuju dengan rencanamu, apakah orang tua kamu percaya?"

"Absolutely yes. Selama ini orang tuaku masih percaya kalau kita masih dalam sebuah hubungan ra. Sorry ra, aku belum kasih tau kepada mereka mengenai kita." Aku mendecak kesal. Bisa-bisanya adam menutupi kebejatannya selama ini. Yaampun ternyata selama ini aku sudah salah paham kepada om dan tante. Ku kira mereka mendukung apa yang adam lakukan kepadaku dan sudah tidak mau menemuiku lagi.

"brengsek kamu dam!!." Adam hanya membalas dengan senyuman miris. "Terus bagaimana dengan keluarga wanita itu?"

Adam mendecak kesal "Tenang saja itu urusan gampang kalau orang tuaku setuju untuk pembatalan pernikahan." Aku hanya mengiyakan perkataaanya dengan mengangukan kepalaku.

"Tapi adam aku tidak bisa mengorbankan diriku untuk permasalahan ini. Maa.."

Perkataanku langsung di potong adam "Ra kumohon pikirkanlah nenekmu. Sunggu aku tidak mau membahas ini, tapi Kau pernah berhutang budi denganku kan?. Anggap saja ini bentuk balas budimu kepada ku."

Aku terdiam. Teringat kembali kenangan disaat adam memberikan darahnya untuk nenekku ketika beliau sedang kritis. Dan pada saat-saat terakhirnya, beliau memintaku untuk menghormati dan menyayangi adam setulus hati. Hatiku bimbang.

kutarik nafasku dalam-dalam, "Adam beri aku waktu sesaat untuk memikirkan ini". Adam hanya terdiam.

Ditengah keterdiaman kami, seorang pelayan datang dan menghidangkan minuman yang adam pesan tadi. Sedangkan aku masih terlarut dalam pusaran pikiran ku. Apakah yang harus ku lakukan?. Hati nuraniku ingin membantunya, akan tetapi akal logikaku menolaknya. Kilasan pesan terakhir nenek mengenai adam menghancurkan pertahanan akhirku. Mungkin ini waktu yang tepat untuk balas budi.

Kulihat adam teridam sama sepertiku. Ia menundukan kepala, entah apa yang dipikirkannya.

"Dam"

Adam mengankat kepalanya dan menatapku penuh harap. Ia kembali menggengam tanganku dan mengatakan "kau sudah memutuskannya ra?".

Akumenatapnya ragu. "Emm, oke aku akan bantuin kamu dam. Ya aku memutuskan untuk melakukan balas budi."
 

Senyum semringah terlukis indah di bibir adam. "Terima Kasih ra. Makasih banget."

FAKE PREGNANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang