Drama Keluarga Baru

5.5K 216 22
                                    

Semburat cahaya mulai muncul dari ufuk timur, suara merdu burung saling bersautan menggiring manusia untuk meninggalkan alam mimpi mereka. Tak hanya itu, dirumah nan besar bak castle itu mulai terdengar suara nyaring alaram, menggangu anak manusia yang masih setia bergumul dengan selimut di atas pulau kapuk. Butuh waktu sepuluh menit bagi alaram untuk menarik paksa makhluk itu kembali ke dunia nyata. Dan ya, makhluk itu adalah aku.

Sayup-sayup ku buka mataku perlahan, menerima intensitas cahaya yang mulai membanjiri indra perngelihatanku. Kulirik jam yang masih setia berdering diatas nakas, jam tersebut menunjukan pukul 10 Pagi. Mungkin bagi karyawan pekerja kantoran yang dituntut oleh waktu menganggapku sudah kesiangan, tapi bagi penganguran sepertiku ini masih cukup pagi untuk bangun. 

Kutatap nanar sisi kanan ranjang yang masih terlihat rapih tanpa kerutan. Sejujurnya dalam lubuk hatiku yang terdalam, aku masih mengharapkan kehadirannya. Ya Dia Althaf, bajingan yang sudah menjungkirbalikan hidupku. Jika kalian bertanya dimana dia, akupun tak tahu. Dia menghilang sejak  malam pernikahan kita. kala itu setelah dipaksa tidur oleh althaf, aku bagun pada malam hari dan ia sudah mengilang meninggalkan sepucuk surat.

Darling jangan kangen ya karna aku tinggal sebentar. Tapi jika kamu sudah terlanjur kangen, peluk aja boneka yang aku tinggal diatas kasur. Kalau butuh sesuatu, bilang saja ke Diana-kepla pelayan-.

Regards,

Sayangnya kamu + Peluk Cium :*

Bahkan membayangkan surat itu saja membuatku kembali merindingi, bisa-bisanya ada orang yang terlahir dengan tingkat kenarsisan yang sangat akut. Dan kalian harus tau, bahwa boneka yang ia tinggalkan merupakan replika dirinya. Shit, entah apa yang dipikirkannya bahwa aku sudi untuk memeluk boneka itu! bahkan untuk menyentuhnya saja aku geli.

Aku segera mematikan alaram dan beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Setelah menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit untuk rutinitas pagi, aku segera menuju ruang tengah yang berada dilantai satu. 

"Pagi nyonya" sapa diana ramah dengan senyuman yang menurutku sangat kaku dan dibuat-buat. " hari ini nyonya ingin makan apa?" Lanjutnya,

Kutatap ia lesu, " Diana hari ini saya ingin masak sendiri saja, sudah lama saya tidak masak". 

Diana menatapku dengan khawatir, "Tapi nyonya, jika tuan tau ia akan marah" sanggahnya.

"Yaudah jangan kasih taulah" Jawabku simpel sambil menuju kearah dapur. Sesampainya didapur, beberapa pelayan menatapku kaget dan menundukan kepalanya. Padahal sudah berulang kali kuberitau untuk bersikap santai saja, tapi itu tetap tidak mempan. Entah pengaruh apa yang althaf berikan kepada mereka. Memikirkannya saja sudah membuat kepalaku pening. 

" Bolehkah aku meminjam dapur hari ini? aku sedang ingin masak" 

Sekilas mereka menantapku tidak percaya lalu kembali menunduk. "Nyonya" ujar diana menginterupsi keheningan yang terjadi. "maaf tapi ka.."

"Please Diana, aku kangen dapur."

 Diana berpikir sejenak, lalu ia mentap para pelayan sambil tersenyum, "kalian boleh istirahat".

Setelah pelayan pergi, aku memulai eksperimenku didapur. huft aku kangen dapurku dirumah.

setelah setengah jam lebih bersilat ria didapur, akhirnya aku bisa menyantap hidangan alaku sambil menonton TV diruang tengah. Tak lama kemudian Diana kembali menginterupsiku.

"Nyonya, tuan akan pulang pada sore ini. Beliau berpesan agar nyonya segera siap-siap untuk menghadiri makan malam di rumah nyonya besar"

wait nyonya besar? ibunya Kah? Lah berarti ketemu mertua dong, damn. "Diana, Nyonya besar yang dimaksud itu ibunya althaf kah?" suaraku bergetar, serangan panik mulai datang. Pikiran akan mertua jahat seperti di sinetron mulai menghantui. hingga tanpa sadar aku sudah mengelilingi ruang tengah sambil memainkan kuku jari.

FAKE PREGNANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang