Rumah Kita!

5.8K 218 5
                                    

Hello im back
Semoga kalian menikmati ceritanyaa ^^
Maklumi saja ya guys kalau tulisan ini memiliki banyak kesalahan.

——————
Althaf menggenggam tanganku memasuki rumah dan mengajakku mengelilingi setiap sudutnya. sebutan rumah sepertinya terlalu sederhana, karena fasilitas yang dimiliki sangat lengkap hingga ia pantas disebut castle. Aku terperangah melihat interior ruangan bergaya klasik yang sangat kental. Tak cukup dengan itu, althaf membawaku untuk melihat ruangan yang lainnya.Disisi timur rumah ini memiliki
lapangan golf yang sangat luas, belum lagi ada tempat untuk berkuda disisi barat. Aku bisa gila jika menyebutkan yang lainnya. Hingga beberapa pertanyaan mulai muncul dibenaku, Sebenarnya Althaf itu siapa?Seberapa kaya dia? Apakah ia seorang mafia, melihat kekayaannya yang kuyaniki tak mampu kuhitung dengan jari. Sepertinya aku benar-benar masuk kandang macan.

"Bagaimana menurutmu darl? Kamu suka rumah kita?" Althaf menatapku penuh harap.

Tersadar dari kobangan pikiranku mengenai althaf, aku menatapnya dengan ekspresi yang dibuat sedatar mungkin. Kalau ditanya suka mah, gila suka banget. Tapi tak mungkin aku mengatakan itu, bisa besar kepala dia.

"Lumayan"jawabku datar, kulirik althaf menghbuskan nafas kecewa.

"Tapi harus kutegaskan kepadamu kalau rumah ini bukan rumah kita! Ini hanyalah milikmu seorang. Pernikahan kita hanya status semata yang menjamin bahwa aku tidak akan kembali bersama adam. Selain itu kamu harus penuhi janjimu mengenai rumah nenek! Kembalikan padaku karna aku akan tinggal disana."

Wajah althaf mengeras dan menatapku tajam. "Jadi menurutmu ini hanya pernikahan status?"

"IYA" teriakku lantang.

kulirik ia tersenyum licik dan menggerakan alis kirinya keatas. Kemudian ia menarik pergelangan tanganku menuju ruangan yang baru kuketahui itu kamar setelah memasukinya. Aku berusaha melepaskan gengamannya.

" Lepas Althaf! kamu mau apa si?"

Althaf tersenyum sinis, sedetik kemudian ia tersenyum menggoda." Aku mau membuktikan bahwasannya pernikahan ini bukan hanya status."

Mataku terbelalak, aku menyilangkan kedua tanganku didepan dadaku sambil bergerak mudur. "Sialan, joke-mu ga lucu Althaf."

"Aku ga bercanda Darl. Kamu lupa kalau malam ini adalah malam pertama kita? Jadi kita harus istirahat dulu agar nanti malam kita sangat kuat" Althaf menjilat bibirnya sambil berjalan mendekatiku.

langkahku terhenti karena sudah terhimpit oleh dinding, aku mulai panik. "Althaf berhenti!!" Althaf masih tetap mendekat hingga ia menghimpitkan tubuhnya kepadaku. Tanganku berusaha mendorong tubuhnya menjauh, "Sialann!! PERGI GA?!!"

Althaf tersenyum puas, ia menggerakan tangan kanannya mengusap bibirku. kemudian bibirnya mendekati daun telingaku dan membisikan,

"Darl kamu harus belajar untuk ga ngomong kasar. Aku ga mau nanti baby kita jadi suka ngomong kasar. okee?? kalau kamu masih ngomong kasar akan aku hukum. Kuyakin kamu juga akan menyukai hukumannya."

"Sialann!! Kamu ga berhak untuk melarangku! Lagian ini baby-ku bersama adam!"

Althaf mengucutkan bibirnya dan menatapku dengan tatapan marah yang dibuat-buat.

" NO darling, it's our baby since today okay?!" ia mengedipkan sebelah matanya, "Now it's Punishment time." lalu ia mencium bibirku dengan habis-habisan. Aku yang kaget hanya bisa membelalakan mata. Tak lama kemudian ia menjauhkan bibirnya yang sexy itu. eh? sepertinya aku mulai gila.

"Aku suka banget bibir kamu kayak lolipop, tapi sayangnya kamu diem aja kayak kuburan"

Ucapan althaf menyadarkan diriku yang tadinya halu gara-gara ciuman hot-nya. OMG, sepertinya aku bisa mati muda kalau dia menghukumku seperti ini, tapi aku suka. Okay abaikan perkataanku terakhir.

"Sekarang kita tidur ya darl"

"Eh?" aku yang lemas hanya bisa pasrah saat ia mengagkat tubuhku dengan kedua tangannya.

"Kamu ini baru aku cium aja udah lemas, gimana nanti kalau aku gagahi darl"

Aku menatapnya dengan sinis, sialan althaf ini. Aku masih lemas dengan after effect ciuman hot tadi, sekarang ia malah mengejekku.

Althaf membaringkan tubuhku diatas kasur dan memposisikan tubuhnya diatasku. Merasa terancam, aku berusaha kabur tapi ia menahan kedua bahuku dan mendekatkan bibirnya didaun telingaku. ia meniupkan udara dan menjilati daun telingaku.Bulu kuduku meremang, aku kembali lemas sedangkan jantungku kembali berolahraga.

"Tenang darl, aku ga akan menyentuhmu kecuali kalau kamu yang minta. Dan aku yakin kalau itu akan terjadi dalam waktu dekat. Aku pastikan kamu akan lebih puas karena aku lebih handal dari bajingan sialan itu." ucapnya menggoda dan menekankan kata terakihirnya.

Lalu althaf membaringkan tubuhnya disebelahku dan menenggelamkan wajahnya ditengkuk leherku. Sedangkan aku masih berusaha meredakan detak jantungku yang masih setia berdisko.

Aku berusaha memejamkan mata, meminta izin kepada alam mimpi untuk memasukinya. Akan tetapi semua itu gagal ketika satu pertanyaan muncul dipikirannku. Kenpa Althaf terlihat seperti tidak terima saat aku mengatakan pernikahan ini hanya status? Apakah ia menggangap pernikahan ini sungguhan? tapi kenapa?

kuberanikan diriku membuka suara " Althaf kamu udah tidur?"

Tak ada suara tanggapan. Aku mencoba menggoyangkan tangan kananya yang ada diatas perutku, "Althaaf"

"Hmm" jawabnya sambil menghembuskan napas dileherku. sial aku kembali dibuat merinding disko sama dia.

" Ehm, Kenapa kamu terlihat marah saat aku mengatakan pernikahan ini hanya status. Apakah kamu menggangap pernikahan ini sungguhan?" tanyaku ragu.

Althaf membuka matanya perlahan, tak lama kemudian ia menjawabnya, "Iya"

"Kenapa kamu menggangap pernikahan ini sungguhan? tidakkah kamu ingin menikahi wanita yang kamu cintai? Sayang sekali kamu menyampingkan kebahagiaanmu demi melindungi adikmu."

Althaf kembali menghembuskan nafasnya " Sudah jangan banyak tanya, itu urusan aku! Sekarang kamu tidur, kalau ga aku serang kamu buat main kuda-kudaan."

aku menyengit tak percaya, bahkan disaat yang serius ini dia masih bisa-bisanya berfikir mesum.

harus ku akui bahwa ancamannya ampuh membuatku terbungkam. ku coba untuk memejamkan mata sebagai jawaban tak ingin berurusan lagi dengannya. Tapi sebelum memsauki dunia mimpi itu, aku mengucapkan kalimat yang entah dia dengar atau tidak.

"Ku harap kamu mau berfikir ulang tentang ucapanku tadi disaat kamu mengetahui kenyataan bahwa aku tak lebih dari palsu"

To Be Continued

--------------------------------------------------------------------------------

Gimana guys?

Jangan lupa untuk vote ya, vote ga bayar ko hehehehe.

Dengan vote yang kalian berikan membuatku semangat untuk melanjutkan cerita ini.

Terus berbahagia readerku tersayaang ;*

See u..

FAKE PREGNANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang