✨[5] Menurut lo dia gimana ?

1.7K 263 13
                                    


Focus : Yuta, Sakura

Ospek hari pertama yang baru saja di tutup itu sudah membuat beberapa panitia kelelahan.

Terlihat Taeil dan Juna yang notabenenya memang jarang bergerak sekarang sedang gelosoran. Dan tempatnya lagi-lagi di musola kampus.

Tempat tercinta anak HIMA maupun BEM setelah sekre mereka sendiri.

"Bang Taeil, Juna Rapat evaluasi! Ke Aula sekarang!" Teriak Yuta dari depan pintu musola. Mendengar itu Taeil cuma mengelus dada.

Yuta, Taeil dan Juna pun kemudian berjalan menuju Aula bersama-sama.

Di perjalanan mereka tak sengaja memergoki Eunbira dan Abi yang sedang rumpi romantis di pojok ruangan.

Ngapain ? Ga tau:)

"Bang Abi habis acara langsung liar" Teriak Juna yang kemudian di hadiahi lemparan sepatu oleh Eunbira.

Setelah itu mereka bertiga kabur.

Ini sih resiko ganggu induk macan.

Akhirnya setelah beberapa lama mereka sampai di depan pintu aula dan terlihat Sakura sedang membereskan perlengkapan sound di sana.

"Cowonya mana ra kok ga ada yang bantu ?" Tanya Taeil melihat Sakura kesulitan membawa sound yang berat-berat.

"Ga tau pada kabur" Sakura menghembuskan nafasnya pasrah.

"Ya udah di bantu Yuta ya ? Kita berdua masuk"Kata Taeil sambil nepuk bahu Yuta.

"Loh kok gua doang bang !"Yuta emosi atas ketidakadilan ini.

"Lo kan seharian tadi di rumah sakit, otomatis tenaga lo cuma sedikit yang kepake. Jadi gunakan sisa tenaga lo buat bantu Sakura" Taeil sedang bijaksana. Juna yang tidak di libatkan dalam percakapan ini hanya menggangguk semangat karena tenaganya tidak di butuhkan.

"Ga mau. Lagian tu ya Sakura ga selemah itu" Yuta ngeles lagi. "Bantuin atau gue panggil Abi" Kemudian Yuta hening dan mulai membantu Sakura.

Setelah itu Taeil dan Juna masuk kedalam. Tersisa Yuta dan Sakura yang hening di sana.

Masalahnya selama Yuta maupun Sakura tergabung di kepanitiaan keduanya belum pernah tergur sapa.

"Kenapa ga suruh Jafron atau lucas ? Kan mereka perlengkapan" Yuta protes lagi padahal tetep nge bantuin.

"Kak jafroni lagi sholat, terus kalau lucas ga tau kemana"

"Oh"

"Oh doang kak ga mau di tambahin?" Kata Sakura. Lalu Yuta tertawa.

"Hmmm apa ini sepertinya Bang Yuta sudah menemukan Putri kerajaannya" Ucap Mark yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Kalau ngomong yang bener" Kata Sakura kemudian memukul bahu mark dengan mikrophone

"Sakit ih ra" Keluh Mark.

"Bodo"

"fyi, mark lo ga ada kerjaan kan" Yuta tersenyum licik.

"Maaf ya bang Yuta seketika gua ada panggilan alam. Permisi!"

"Anjir:)"

Lalu Mark menghilang.

Dan lagi-lagi kini menyisakan Yuta dan Sakura.

Sampai pekerjaan selesai Yuta dan Sakura diam tanpa ada yang memulai obrolan.

Setelah selasai Yuta dan Sakura segera menyusul untuk mengikuti rapat evaluasi.

Sakura memposisikan dirinya duduk di sebelah Eunbira.

"Kak Eunbira, Kak Yuta punya pacar?" Tanya Sakura tiba-tiba.

"Yuta punya pacar ? Ketawa dulu gue de."--"nih ya dari zaman Yuta masih cupu masuk kampus sini selera cewenya udah tinggi masa yang di taksir sekelas senior suzy? Kan gue ngakak"

"Tapi menurut gue kak Yuta lumayan"

"Ra lo kenapa ?!"--"lo suka Yuta ?"--"Gue kira lo naksir Jafroni"

Eunbira heboh. Hingga membuat Abi yang lagi berbicara di depan menegurnya.

"Ga kak" " Gue cuma menilai secara objektif" "Lagian imam idaman gue tetep kak Jafron:)"

"Yah di kirain"

🍁

Yuta yang bersebelahan dengan dio mulai menggangunya dengan mencolek pinggang dio hingga membuat mata dio melotot siap menghujat Yuta.

"Apasih bang yut! Kalau mau ngomong ga usah colek-colek" Dio sensi.

"Hehe--yo menurut lo Sakura gimana?" tanya Yuta tiba-tiba.

"Telmi, bolot, polos, receh" Jawab Dio datar tanpa melirik.

"Cantik kan?"

"Biasa aja"----"Bentarrrrrr..... Bang lo suka Sakura??"

"Gila ya ga lah!"--"Gue ganteng cewe gue harus cantik juga lah!"

"Yaudah bang ga usah nge gas"--"tapi si sakura noh suka sama jafroni. Hati-hati aja saingan lo berat"

"Bodo amat kalau jodoh ga kemana"

"yeuhh si anjir suka aja pake alasan" batin Dio mendongkol.

"Sakura, Eunbira, Yuta sama Dio ga menghargai saya di depan?" Tegur Abi spontan.

Mampus bang Abi marah.

"Nih Yuta bang lambenya ga bisa diem" Dio yang tidak mau menderita menujuk Yuta. Padahal mereka sama-sama berdosa.

"Kalian berempat setelah ini ga boleh pulang"

Lalu seketika hening. Mereka berempat saling menghujat di dalam hati.

MAKRABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang