🔥Hari ini adalah hari Senin. Hari yang cukup ngebosenin. Terutama untuk sekelompok remaja yang masih asyik nongkrong di sekolahan. Ada Gavin, Bagas, Ricky, Hansamu, Rezaldi dan Hanif. Geng bongsor, begitulah yang orang lain tau.
Sekolah sebenernya udah kelar sekitar 25 menit yang lalu. Kenapa mereka tidak pulang saja? Jawabannya karena mereka sedang dihukum.
"Woy udahan belom? Nyabut rumput kok lama bener?!" Ricky bertanya ke Bagas setelah selesai dari acara membuang sampahnya. Dia, Ricky Fajrin Saputra lengkapnya, kebagian mengumpulkan sampah dari tong ke tong lain kemudian membuangnya.
"Lama pala lo meledak. Ini rumput banyaak, bukan cuma satu kupret!" Bagas ngegas. Dia kebagian nyabutin rumput di sisi-sisi lapangan upacara.
"Heran sekolah kok luas bener. Pegel nih punggung gua!" Gavin sesekali meregangkan otot punggungnya yang pegal akibat nyapu koridor. Bengkek pak? :v
"Jan pada ngeluh woy! Ayo semangat!!" Hansamu memberi semangat untuk teman-temannya. Dia juga sama capeknya, ngelap kaca jendela sepanjang koridor yang herannya gak selese-selese.
"Yaelah. Udeh untung cuma beres-beres lantai satu. Coba ampe lantai tiga?!" Rezaldi menengahi, membuat teman-temannya terdiam. Btw, dia kebagian mengepel lantai koridor.
"TIDAAAAAKKKK!" Gavin berteriak ngeri, kemudian mulai menyapu lantai dengan kecepatan kilat.
"Hahaha.." Ricky tertawa terpingkal-pingkal. Ngeri juga ngebayangin dia harus bersihin tong sampah satu sekolahan.
"Untung rumput gak numbuh sampe lantai tiga. Hmmm.." Bagas mulai mensyukuri hukumannya.
"Betewey Hanif udah kelar belom ya?" Ricky kembali bertanya. Dia masih dalam posisi berdiri dengan kedua tangan di pinggang, memperhatikan Bagas yang dengan telatennya nyabutin rumput liar satu-satu.
"Gue curiga jangan-jangan dia lagi molor di WC." Bales Bagas.
"Loh kok?" Hansamu terheran-heran.
"Yaa siapa tau hehe.." kata Bagas lagi.
"Hilih" Hansamu memutar bola matanya malas.
"Hehe, Hanif kan pelor" kata Bagas.
"HAHH!?" Yang lain ngegas kecuali Gavin yang udah lari duluan dengan sapu kilatnya.
"Pelor, nempel molor, kalo udah posisi wenak bakalan tidur gak peduli tempat."
"Jan sok tau lah"
"Yeu! Gak percaya yaudah si"
"Buktinya apaan gas?"
"Jadi gini.."
.
Flashback On >>
Bagas dan Hanif lagi mancing berdua di empang punya engkongnya si Hanif. Bukan mancing berdua sih, yang pegang pancingan cuma Bagas, sedangkan Hanif cuma ngeliatin.
"Kok bosen sih?!" Hanif mulai mengeluh. Kalo kenyataannya dia bakal nunggu lama buat dapet ikan mending beli aja di pasar kan?
"Ya sabar si, namanya juga mancing"
"Hoaam. Hngg" Hanif menguap lebar sambil meregangkan ototnya. Hanif mulai celingukan cari sesuatu.
"Gas pinjem topi dong" kata Hanif
"Nih" Bagas menyerahkan topinya tanpa banyak cingcong. Cuaca emang agak panas, kasian si Hanif bisa-bisa kulitnya tambah gosong kan? *ngaca woy ngacaa! :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu Anak Timnas [KELAR] ✔
Fiksi PenggemarHumor gagal, Gaje, Kocak, Receh, Brothership dan pastinya Fiktif. ✌😁 . . . 'Halu Anak Timnas' © 2018 by @icejeruk