Haechan terbangun dengan piyama di tubuh-nya, haechan yakin ia tidak lupa, bahwa semalam ia masih menggunakan baju kekurangan bahan yang di berikan mark pada-nya. Lalu bagaimana cara-nya piyama ini terpasang di tubuh-nya.
"Ah kau sudah bangun. Tidur mu nyenyak?" Tanya mark yang masih bersender pada daun pintu kamar-nya.
"Siapa yang memakai kan piyama padaku?" Haechan kembali bertanya dan serius menatap mark.
"Kau fikir aku? Tentu saja tidak. Aku menyuruh chenle melakukan-nya, aku yakin kau tidur nyeyak semalam. Bahkan kau sendiri tidak terasa kan saat chenle mengganti pakaian mu."
"Jangan terus melamun. Sebaik-nya kau bersiap, sarapan akan dimulai pukul tujuh." Setelah-nya mark pergi dengan tangan yang memasuki kantong celana-nya. Haechan akui mark sangat tampan, tapi ia kembali mengingat ketika mark memperlakukan teman-temannya. "Aku akan bersiap setelah-nya, aku akan menanyakan teman-temanku kepada-nya." Haechan turun dari ranjang-nya dan berjalan memasuki bathroom yang ada di kamar.
Dilain tempat jaemin menatap jeno dengan wajah datar-nya, dan ingin sekali jaemin menghajar wajah malaikat maut di depan-nya.
"Jangan menatap ku seperti itu."
"Laku mau sampai kapan kau berdiri di sana! Lebih baik kau keluar, aku bosan melihat mu." Ucap jaemin dengan nada kesal-nya.
"Kenapa kau cepat berubah hm."
"Apa maksudmu."
"Dulu kau tidak bisa aku tinggal sendiri walaupun bisa aku harus mengabarimu setiap dua jam. Aku tidak tahu kau mengingat-nya atau tidak, kau merengek padaku memohon padaku untuk tidak pergi. Dan sekarang kau dengan mudah-nya mengusirku, terlalu banyak yang berubah darimu jaemin."
"Lalu urusan-nya apa? Mau aku berubah atau tidak, itu semua bukan urusan mu. Dan kau harus ingat, aku sudah melupakan semua tentang kita. Dan jangan coba-coba mengungkit masa lalu kita, aku tidak senang ketika kau mengungkit-nya." Setelah-nya jaemin memasuki bathroom dan menutup pintu-nya kasar. "Seharus-nya aku bisa melawan, seharu-nya aku bisa memperjuangkan dirimu. Tapi saat itu aku takut, ia akan melukaimu jaemin."
Di taman belakang mansion terdapat anak adam lain-nya yaitu renjun dan samuel mereka hanya diam tanpa membuka satu patah kalimat di tepi danau.
"Kita akan terus seperti ini."
"Sudah ku bilang jangan berbicara, ikan-nya kabur."
"Kau tidak akan dapat ikan disana, karena danau itu tidak diisi oleh mahluk hidup!" Ucap samuel kesal.
"Kenapa baru bilang! Kau tahu kita sudah menghabiskan satu jam penuh disini! Kau ingin bermain-main dengan ku ya?!" Ucap renjun dengan pose gaya mengajak bertarung.
"Ck. Aku akan gila jika disini terus bersama mu."
"Ya sudah pergi saja, lagipula aku juga tidak mau berdekatan dengan dirimu." Samuel menatap kesal renjun yang kembali lagi dengan aktifitas-nya yaitu memancing ikan. Walaupun begitu renjun tetap lah renjun yang keras kepala. Pada akhir-nya samuel menyerah dan menelfon atasan-nya yang lain. "Sarapan akan di laksanakan pukul tujuh, kenapa masih disini?" Renjun terkejut karena seseorang mengagetkan-nya.
"Kau siapa? Dimana orang blasteran itu?" Tanya renjun kepada pria tinggi yang baru saja datang.
"Samuel maksudmu? Dia pergi, tidak sanggup mengurusmu akhirnya menyerah."
"Ck lalu kau? Untuk apa kemari."
"Menggantikan-nya. Aku lucas senang berkenalan dengan mu. Hwang Renjun." Ucap lucas dengan senyum lebar-nya.
"Ya."
"Kita harus bergegas ke meja makan. Karema sarapan pagi akan di mulai, mark akan marah jika kita terlambat."
"Apa ada haechan disana?"
"Tentu saja ada. Bagaimana pun juga tuan haechan akan resmi menyandang marga Lee milik tuan besar mark."
"Baiklah, karena aku tidak ingin membuat onar. Aku akan ikut dengan mu, kalau sampai kau bohong. Ingat kata-kata ku, aku akan menendang mu sampai ke mars." Setelah-nya renjun berjalan melewati lucas yang sempat terdiam karena tindakan dari renjun. "Dia menarik kenapa samuel menyerah. Mungkin akan sulit, tapi aku belum mencoba-nya."
Mereka sudah berkumpul di ruang makan, mark melihat satu persatu orang yang ada di ruang makan, tapi satu mark tidak lihat keberadaan jisung di sini.
"Will dimana jisung."
"Dia pergi kerumah tuan muda haowen."
"Untuk apa ia kesana."
"Seperti-nya ada sesuatu yang ingin di bicarakan tuan."
"Baiklah. Makan sarapan kalian setelah itu lakukan tugas-tugas kalian." Mereka hanya menurut dan memakan sarapan-nya.
Setelah usai mereka semua pergi dari sana untuk melanjutkan kegiatan mereka. "Haechan. Kau baik-baik saja kan? Dia tidak menyakitimu kan." Tanya renjun.
"Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan luka mu? Maafkan aku seharus-nya aku langsung menerima-nya, kalau aku langsung menerima mark kau tidak akan terluka."
"Aku baik-baik saja dia mungkin tidak akan melakukan sesuatu yang buruk kepada kita. Tapi kita harus waspada pada diri-nya dan anak buah-nya."
"Jaemin kau baik-baik saja kan."
"Tentu saja. Aku sangat baik, aku tidak menyukai aura disini, berhenti menyebarkan aura hitam mu, itu sangat tidak enak." Ucap jaemin kepada mark yang ada di belakang tubuh haechan. "Pergilah aku ada urusan dengan kekasih ku."
"Aku tidak ingin berdebat dengan mu. Awas saja kalau ku berani menyakiti-nya kau akan mati di tangan ku." Ucap jaemin dengan menarik lemgan renjun.
"A-ada apa?" Tanya haechan gugup, pasal-nya mark sekarang tengah memeluk diri-nya dengan hembusan nafas mark di leher-mya membuat diri-nya merasa tidak nyaman. "Kita akan mengunjungi rumah mu, orang tua mu akan pulang malam ini. Aku akan meminta restu dari orang tuamu. Walaupun sebenar-mya aku tidak membutuhkan itu." Ucap mark dengan membalik kan badan haechan supaya menghadap-nya. Menarik pinggang ramping haechan dan mulai mempersempit jarak kedua-nya.
--Semua aku rubah, maaf sebelum nya🙏🏻🙏🏻 akan aku pakaikan visual lagi. Tapi mungkin di chap selanjut-nya🙏🏻. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMON SAYS Revisi END {Markhyuck }
Storie breviSeseorang yang sangat amat terobsesi pada pria-nya. Memiliki kekuasaan yang amat besar melebihi pemimpin negara. Seorang yang memegang teguh ucapan yang keluar dari mulutnya, dan berjanji akan mendapatkan miliknya bagaimana-pun caranya. Seseorang ya...