SS

24.9K 2K 16
                                    

"Haechan kita berpisah di sini saja ya dan kau hati-hati di jalan oke." Ucapnya

"Yaa, kau juga hati-hati, kalau kau sudah sampai rumah hubungi aku oke nana."

"Aku akan menghubungi mu ketika sampai."

Jaemin berjalan pulang dengan melewati rute memotong agar bisa sampai ke rumah dengan capat.

Tapi di tengah perjalanan ia merasa ada seseorang yang mengikutinya, anehnya lagi setiap ia melihat ke belakang tidak ada seseorang disana. Dengan sisa tenaga dan keingin tahuan jaemin, ia dengan cepat bersembunyi di balik tiang-tiang tinggi bangunan.

"Shit! Aku kehilangan-nya bodoh!"
Dengan keberanian yang telah ia kumpulkan ia keluar dari persembunyian-nya, dan melihat bahwa seseorang itu tengah menatapnya dengan mata sayu nan tajam.

"Siapa kau? Apa yang kau inginkan dari ku?" Tanya-nya

"Ah!. Sayang sekali permainan ini berakhir disini haha, aku tertangkap eoh?" Ucap-nya

"Apa yang membuatmu mengikutiku?" Tanya jaemin

"Tentu saja untuk menghabisi mu."

"Maksud mu?" Tanya jaemin dengan tubuh bergetar, entah apa yang membuat-nya seperti ini, keberanian yang ia tanam tidak bekerja.

"Aku akan memberikan mu peringatan terlebih dulu jaemin-shi, jangan pernah mendekati haechan."

"A-apa? Kau siapa?? Bagaimana kau tahu namaku? Dan apa alasanmu menyuruhku menjauhi haechan? Ia teman ku, tidak mungkin aku menjauhinya tanpa sebab." Ucapnya dengan tangan terkepal menahan rasa takutnya.

"Sebenarnya kau siapa?! Apa yang kau mau dari ku? Jawab aku sialan!"

"Ckk. Aku adalah malaikat maut mu jaemin-shi. Ini adalah peringatan pertama dan terakhir untuk mu, jauhi haechan. Kalau kau masih nekat mendekati-nya, malaikat maut mu ini bisa langsung menghabisimu tanpa rasa sakit sedikit-pun."

Pria itu pergi dengan cepat, sedangkan jaemin, ia masih bergelut dengan fikiran-nya. Menjauhi haechan atau tidak.

"Sial! Apa yang di katakan pria itu akh! Sialan! Hikss aku harus apa?? Menjauhi haechan dan aku selamat. Atau terus bersama haechan dan aku mati? Sial! Aku tidak bisa berfikir lagi."

🍀🍀🍀🍀

Berbeda dengan jaemin, si manis haechan tengah risau karena sahabatnya belum memberikan kabar sampai sekarang.

"Jaemin-ah kau ini kemana, kenapa belum mengirimiku pesan. Ck baik kesabaranku sudah sampai batasnya, sebaiknya aku telfon ia saja dulu, siapa tahu ia ketiduran."

"Kenapa ia tidak menjawab telfon ku? Apa aku ke runahnya saja? Memastikan ia sudah di rumah atau belum." Haechan menaruh telfon-nya di nakas, membuka lemari bajunya dan mengambik sebuah sweter bergambar beruang coklat.

Baru saja haechan akan membuka pintu suara panggilan dari telfon-nya berbunyi, dengan nama tertera nana dengan cepat haechan menjawab panggilan itu dengan nada khawatirnya.

"Nana-ya! Tidak bisakah kau, tidak membuat ku khawatir eoh! Kau tahu aku menunggu pesan mu. Kau sampai dengan selamat bukan?." Tanya-nya sedangkan di sebrang sana jaemin hanya tertawa dengan nada ke khawatiran haechan.

"Yaa aku sudah sampai rumah dengan selamat haechaniee, maaf membuat mu khawatir hm."

"Ck kau ini, jangan membuatku khawatir, tapi kau tidak papa kan?"

"Aku tidak papa, kau ini kenapa tidak percaya sekali."

"Yasudah kau istirahat saja, sampai bertemu besok di kelas nana-ya."

"Ne haechanie aku akan langsung tidur, bye-bye haechan sayang."

"Selalu mulai, tidur dan jangan memikirkan hal yang tidak masuk akal." Haechan mengakhiri panggilan-nya dan mulai memikirkan perasaannya. "Hanya perasaan ku saja atau memang ada yang berbeda dari panggilan jaemin tadi?"

🍀🍀🍀🍀

Jam menunjukan pukul 12 malam, tetapi seperti-nya namja manis ini tidak bisa memejamkan mata-nya. Terlihat mata-nya masih terlihat jernih dan masih fres.

"Aku sangat mengantuk, wahai mata bekerja sama lah dengan ku, mari tidur esok ada ulangan yang menantikan ku. Hikss aku mengantuk, tapi kenapa aneh? Perasaan ku sangat tidak tenang."

Drrrttttttt drttttttt

"Siapa yang menelfon ku tengah malam seperti ini." Haechan mengambil telfon-nya yang berada di nakas, meilhat tidak ada nama yang tertera disana hanya ada nomor saja.

"Ya halo, ini siapa?."

"Permisi apakah anda masih di sana?" Ucap-nya

"Bisakah anda menjawabnya?, kalau tidak aku akan mematikan panggilan-nya."

"Kau sangat manis haechan-shi."

"Kau siapa?" Tanya haechan

"Kau tidak perlu tau siapa aku."

"Jangan main-main dengan ku"

"Mari bermain sebentar haechan-shi, apakah kau tidak risih dengan poni panjang seperti itu? Ah! Tapi tidak. Aku sangat menyukainya, kau sangat manis dengan poni coklat itu. Dan apa kau tahu haechan-shi bahwa nana mu itu akan mati jika ia masih berdekatan denganmu. Kau hanya milik ku, hanya aku yang bisa menyentuhmu, hanya aku yang bisa membuatmu bahagia."

"Apa maksudmu? Apa yang kau inginkan dariku? Kumohon jangan sakiti sahabatku."

"Maka jauhi dia, kau hanya milikku aku  akan terus mengawasi mu. Jangan lari dari ku, aku akan menemukan mu dengan cepat. Akan ku pastikan kau jadi milikku."

Setelah itu panggilan berakhir dengan tangan gemetar haechan menaruh telfonnya kembali ke nakas.

"Apa yang dia inginkan dariku? Apa yang ia katakan semuanya benar?? Apa sekarang nana dalam bahaya? Karena ku??? Aku harus apa ya tuhan hikss."

SIMON SAYS Revisi END {Markhyuck }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang