Malam telah tiba, mark menepati janjinya sendiri kepada si manis, untuk kembali mengunjunginya. Melihat pujaan hatinya masih tertidur ada rasa bahagia di hatinya. Untuk hari ini dan selamanya Lee Haechan adalah miliknya.
"Tidak ingin bangun? Mau sampai kapan?"
"Bagaimana kau tahu aku hanya berpura-pura."
"Mudah saja, bagaimana perasaanmu?"
"Tidak baik. Kau siapa? Apa yang kau inginkan?" Tanya haechan
"Menjadikanmu milik ku. Aku mark, senang bertemu langsung dengan mu haechan-shi."
"Kau fikir aku mau, kau tahu. Kau membuat hidupku tak tenang. Kalau memang kau menyukaiku, gunakan rencana baikmu dan dekati aku dengan akal sehat mu. Bukan karena kau terobsesi padaku, dari awal cara menyukaimu itu tidak wajar, sejak kau menelfon dan meneror teman-teman ku. Aku yakin, kau tidak tulus menyukai ku." Mark naik ke ranjang yang di tempati haechan. Maju dan mulai mengelus wajahnya. "Kau tahu saat melihat mu, aku fikir akan mudah mendapatkan mu. Ternyata setelah aku tahu ternyata sulit, itu membuatku semakin bersemangat." Ucapnya dengan mencuri kecil ciuman di bibir haechan.
"Menjauh dari ku brengsek."
"Kau tidak takut padaku?"
"Tidak. Dimana teman-teman ku."
"Ck pembohong. Aku bahkan melihat ketakutan dan keraguan di matamu, apa yang kau fikirkan pun aku tahu. Kalau aku memberitahumu tentang teman-teman mu. Apa yang akan aku dapat?"
"Kau! Berhenti bermain-main mark!"
"Jangan meneriaki ku bodoh!" Ucapnya dengan menarik rambut haechan.
"Kita liat permainan apa yang bisa melumpuhkan mu. Bagaimana kalau kita membuat teman-temanmu masuk dalam permainan kita? Bukankah menyenangkan. Haechan-shi.
"Jangan libatkan mereka, ini masalah kita, dan tidak ada sangkut pautnya dengan mereka."
"Kita lihat saja. Will panggil samuel, bawa hwang renjun kehadapanku."
"Baik tuan."
"Jangan libatkan renjun! Jangan libatkan teman-teman ku."
"Kau tidak menurutiku, semua yang aku ingin kan harus menjadi milik ku termasuk dirimu."
"Mark!"
"Apa? Mau mematuhiku atau tidak? Walaupun aku tergila-gila denganmu, jangan harap kau mendapatkan belas kasihan dariku. Aku bisa saja bernego denganmu, aku akan memberikan seluruh hartaku padamu kalau kau jadi miliku. Bagaimana?"
"Kau bajingan!"
"Terserah, aku bajingan pun memiliki segalanya."
"Tuan, saya membawa hwang renjun." Ucap samuel dengan menarik kasar lengan renjun, sedangkan will mengikuti samuel di belakang-nya.
"Renjun, maafkan aku, maafkan aku."
"Jangan meminta maaf haechan, ini semua bukan salah mu."
"Ck. Will Panggil jisung." Will pergi ke aula untuk memanggil jisung, 5 menit kemudian jisung datang dengan membawa benda kesayangan-nya.
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan, jadi perlihatkan kemampuanmu pada calon ku ini."
"Menyingkir dari ku." Renjun terus memberontak di dekapan jisung dan alhasil benda kesayangan jisung menggores pipi putih milik renjun. "Akh lepas!"
"Berhenti memberontak, suruh teman mu itu menuruti apa yang bos ku perintahkan! Kau ingin aku melukai mu lebih dari ini?"
"Lakukan, sampai mati pun aku tidak akan menyuruh haechan menuruti apa yang laki-laki itu perintahkan."
"Drama. Lakukan dengan cepat."
Crass
"Akh!"
"Renjun!"
"Lakukan lagi."
"Akh i-ini sakit hiks."
"Ini kemauan mu kan, jadi nikmati saja." Sebelum pisau itu menggores kulit renjun lagi haechan berteriak dan memberikan jawaban-nya. "Lepas kan renjun, obati dia. Aku akan memberikan sisa hidup ku kepadamu."
"Jisung bawa dia kepada chenle, suruh ia mengobatinya."
"Haechan."
"Tidak papa, semua akan baik-baik saja." Renjun di bawa pergi oleh jisung untuk pendapatkan perawatan untuk luka-lukanya. Mark memberikan smirk kemenangan atas drama yang ia lakukan. "Bangun lah, bersihkan dirimu. Aku menunggu mu di kamar ku sayang. Kalau kau tidak datang, jangan harap kau bisa melihat teman-teman mu lagi. Aku serius dengan ucapan ku." Mark meninggalkan kamar yang di tempati oleh haechan.
"Cobaan apa lagi yang kau berikan padaku hikss." Haechan masih terduduk di tempatnya, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk bangkit dan menuruti perintah mark. Ia tidak mau teman-teman nya terluka karena dirinya.
Haechan menatap pintu berwarna coklat dengan warna emas di setiap sudutnya, sudah 1 jam ia berdiri di depan pintu hitam ini dan tidak ada niatan sama sekali dirinya untuk mengetuk pintu di depannya. Sampai akhirnya sang pemilik kamar membuka pintu nya. "Kenapa hanya diam? Kau tau waktu sangat berharga bukan. Masuk dan tunggu aku." Ucap mark sambil berlalu pergi meninggalkan haechan yang masih terdiam.
Setengah jam berlalu mark datang dengan paper bag di kedua tangannya. Menaruhnya tepat di depan haechan. "Semua itu milik mu, aku memilihnya khusus untuk mu. Pakai yang aku berikan dan jangan pernah menolaknya."
"Apa aku harus memakainya sekarang?"
"Ya. Malam ini dan seterusnya pakai-pakaian yang aku berikan padamu." Haechan mengambil satu stel pakaian yang menurut haechan terlalu terbuka, ingin sekali haechan menolak pakaian yang mark berikan kepadanya. Tapi ia ingat renjun dan jaemin akan terluka bila haechan tidak menuruti kemauan mark.
"B-bukan kah ini terlalu terbuka? Kenapa kau tidak memberikan aku satu stel piyama saja." Ucap haechan yang tidak nyaman dengan pakaian yang ia pakai.
"Ini bagus. Aku menyukainya." Mark perlahan berdiri dari duduknya, menghampiri haechan dan merengkuh pinggang rampingnya. Perlahan bibir mark menyapu bersih leher coklat milik haechan. Mark mulai memberikan tanda cintanya membuat haechan semakin melenguh. "Akhh m-mark c-cukup, ini sudah terlalu jauh, l-lepas!" Mark menatap tajam ke arah haechan yang terlihat tersengal karena ulah-nya. "Menurutmu kenapa aku menyuruhmu memakai-pakaian seperti ini hm."
"Aku bukan jalang mu, aku tidak ingin melakukan-nya. Kumohon hargai keputusan ku."
"Baiklah, kali ini aku akan berbaik hati padamu. Tapi malam-malam berikut-nya akan ku pastikan kau berada di bawah kendali ku haechan-shi." Ucap mark sambil keluar dari kamar-nya. Menyisakan haechan yang jatuh terduduk di karpet berbulu di kamar milik mark.
--Maaf ya, semuanya aku ubah, aku sedikit engga puas sama hasil yang sebelumnya🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMON SAYS Revisi END {Markhyuck }
ContoSeseorang yang sangat amat terobsesi pada pria-nya. Memiliki kekuasaan yang amat besar melebihi pemimpin negara. Seorang yang memegang teguh ucapan yang keluar dari mulutnya, dan berjanji akan mendapatkan miliknya bagaimana-pun caranya. Seseorang ya...