SS

13.7K 1K 36
                                    

Mark menatap wanita itu dengan mata tajamnya. Membuat wanita itu memudarkan senyumannya.

"Kau, kenapa kau disini?!" Tunjuk mark.

"Tentu saja dia disini. Dia akan jadi istrimu." Ucap nyonya lee

"Apa aku tidak salah dengar? Dia akan jadi istriku? Jalang itu? Tidak akan."

"Aku bahkan lebih baik dari jalang milikmu oppa."

"Siapa yang kau bilang jalang huh? Apa aku menyuruhmu untuk berbicara?"

"Aku akan jadi istrimu apa aku tidak boleh dekat denganmu?"

"Aku tidak ingin jalang seperti mu mendekatiku. Ah berhenti memanggil kekasihku jalang, karena panggilan itu hanya cocok untuk mu."

"Mom lihat minhyung oppa berkata kasar padaku." Adunya dengan rengekan yang membuat mark tidak nyaman.

"Mark cukup perkataan mu sangat tidak pantas, daddy tidak pernah mengajarkan hal tidak sopan seperti itu."

"Ck memangnya kapan kau mengajariku bahasa yang sopan? Menghampiriku hanya memberikanku sebuah hukuman. Apa yang kau ajarkan padaku? Yang aku dapat hanya kekerasan. Berhenti membual." Mark melihat haechan keluar dari kamarnya dnegan kepala menunduk. "Aku menyuruhmu berdiam di kamar, tidak mendengar perintahku?"

"Maaf mark aku haus."

"Kau bisa memanggil maid melalui telfon kamar, itu tidak susah."

"Maaf."

"Apa jalang itu nikmat? Kau pernah merasakannya?"

"Masih tidak mengerti ucapanku?"

"Oppa sebenarnya apa yang kau lihat darinya? Dia hanya seorang pria biasa dan dia pun tidak akan bisa hamil. Sepertinya otak mu terbentur oppa."

"Jeno! Usir mereka semua."

"Baik tuan."

"Mark jangan kasar pada orang tua mu."

"Kau fikir aku peduli pada mereka? Tidak sama sekali."

"Mark mereka orang tuamu."

"Lalu kenapa? Kau ingin bilang dia yang membesarkan ku sampai seperti ini? Dia ibu yang melahirkan mu. Kau ingin berbicara seperti itu? Kau fikir ucapanmu itu berpengaruh padaku huh? Kalau aku boleh membuat pilihan aku tidak ingin dilahirkan dari rahimnya!"

"Mark!"

Plak!

"Jangan pernah berteriak padaku Lee Haechan! Masuk kamarmu dan tunggu apa yang akan aku lakukan padamu."

Setelah memakan waktu lama untuk menarik keluar orang tidak di undang, mark berjalan menuju kamar haechan. Melihat orang terkasihnya menatapnya dengan tatapan tajam.

"Menunggu aku memberikan hukuman?

"Tidak."

"Apa ini sakit? Tentu tidak bukan." Ucap mark dengan menarik rambut belakang milik haechan, terlihat dari pipi dan sudut bibir haechan yang merah dan sedikit mengeluarkan darah bahwa tamparan mark tidak pelan.

"Sudah ku bilang untuk tidak melawanku perintahku adalah mutlak. Kau ingin orang terkasihmu merasakan sakit?"

"Tentu saja tidak, hanya iblis yang melakukan itu."

"Tidak masalah sekalipun aku iblis, karena malaikat saja tunduk padaku." Ucap mark dengan smirk mengukir di bibir tipisnya.

"Bisa aku mulai hukumannya?"

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Menurutmu? Menanam benih terlebih dahulu tidak masalah kan?"

"Kau brengsek!"

"Tentu saja."

Pagi menjelang mark turun dengan pakaian kantornya.

"Tuan anda tidak mengambil cuti?"

"Tidak, urus semuanya. Dia masih tidur panggil chenle untuk membantunya."

"Kau habis menidurinya?"

"Menurutmu?"

"Sepertinya ya."

"Tepat. Sangat puas."

"Feeling ku selalu benar."

"Jaga dia, aku akan memberimu jalang kau tidak akan menolaknya kan? Atau kau ingin Huang Renjun?"

"Tidak, kenapa membawa bocah itu, aku suka yang ketat bawakan saja."

"Itu sangat enak."

"Kau membuat ku turn mark."

"Aku berangkat, jalang mu akan datang nanti malam."

"Ya, sudah lama aku tak bermain dengan jalang-jalang mu itu."

"Ya."

-Aku ubah semua cerita di chap ini, karena ke tidak puasan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Aku ubah semua cerita di chap ini, karena ke tidak puasan aku. Maaf🙏🏻🙏🏻

SIMON SAYS Revisi END {Markhyuck }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang