7.

10 5 4
                                    

"Gue kangen sama lo"

Mingyu ngeliatin gue, dan matanya nunjukin rasa bersalah.

Akhir akhir ini Mingyu sibuk banget. Kita tiap hari emang ketemu, pagi doang, setelahnya sibuk sendiri. Makanya akhir akhir ini gue lebih sering pulang bareng Sora atau naik bis.

Suasana jadi hening setelah gue ngomong tadi. Gue merutuki kebodohan gue, dan entah apa yang Mingyu pikirkan saat ini.

Setelah kita selesai makan dengan hening, kita kembali ke parkiran dan masuk ke mobil. Lalu Mingyu melajukan mobilnya.

Mingyu menghentikan mobil di taman dekat rumah kita. Gue masih diam di dalam mobil saat dia keluar, akhirnya dia membukakan pintu buat gue.

Gue berjalan sejajar dengan Mingyu. Mengikuti kemana arah dia berjalan, dan kita berhenti di tempat bermain anak. Mingyu duduk di kursi yang ada di sana.

Gue ikut mendudukan diri di sebelahnya.

"Sorry" kata Mingyu.

"Gue terlalu sibuk ya akhir akhir ini, padahal gue udah janji bakalan jadiin lo sebagai prioritas gue, kayaknya gue terbawa keadaan sampai lebih sering ninggalin lo daripada bareng sama lo, bahkan gue ngechat lo aja jarang, gue bener bener minta maaf" jelas Mingyu sambil menundukan kepalanya melihat ke bawah.

"Gyu.. Bukan salah lo kok, gue gak mau ngengkang lo, gue pengen lo bebas tanpa beban, tapi sorry gue gak bisa bohong kalo gue emang kangen sama lo"

Mingyu berdiri ke depan gue, lalu sedikit membungkukan badannya, lalu memeluk gue.

"Gue juga kangen sama lo" kata Mingyu pelan.

"Bentar aja ya, setelah ini waktu gue bakalan lebih renggang" lanjutnya.

"Gak gak, lo ga usah pikirin gue dah, lo bentar lagi mesti belajar terus, dan jangan lupain kapten basket harus mengurus anggotanya" kata gue melepas pelukan kita.

"Aagghhrr" Mingyu ngacak ngacak rambutnya frustasi.

"Lagian apaan dah lo pikirin gue, kan kita pernah kayak gini waktu lo mau UN kelas 9 smp dulu, gue gak papa kok" kata gue.

"Kan sekarang beda Saeron" kata Mingyu menatap mata gue dalem.

"Sejak dua tahun yang lalu ya, udah lama ya sampai dua tahun, dan gue mampu bertahan sampai tahap ini dengan baik" batin gue.

"Gue bakalan selalu ada di samping lo dan terus dukung lo" kata gue tersenyum.

"Makasih, lo yang terbaik" Mingyu balik peluk gue.

Tiba tiba hujan deras turun tanpa memberi tanda. Gue panik tapi Mingyu malah diem aja. 

"Gyu ujan, ayo pergi!" Kata gue menarik tangan Mingyu.

"Udah lama kita gak hujan hujanan" kata Mingyu diem di tempat.

"Gyu udah malem"

"Bentar aja"

Mingyu narik tangan gue, dan berhenti di ayunan. kita duduk di sana dan berayun ayun di bawah hujan.

"Lama kan kita gak kaya gini" kata Mingyu semangat.

"Malu dodol kalo di liatin orang, kan kita udah gede" kata gue.

"Halah lo tambah tua, tapi otak masih anak anak, seneng kan lo gue ajak ayunan sekarang"

"Dan sayangnya gue emang seneng"

"Tuh liat kita dulu seru
ing muter muter di sana" kata Mingyu.

"Lalu seluncuran di sana kan" kata gue menunjuk seluncuran di sebelah kanan.

"Lo suka ngambek kalo main jungkat jungkit sama gue di sana kan, karna gue kerjain, lo diatas ga gue turunin" kata Mingyu sambil tertawa.

"Sialan emang lo"

"Lo kan emang payah" kata Mingyu lalu menjitak kepala gue, lalu dia malah lari.

"Mingyu sialan, ke sini lo jangan lari!" teriak gue ke Mingyu karna jarak kita lumayan jauh, dan gue berakhir kejar kejaran sama dia di bawah hujan.

Tbc.

ada yang nungguin ga se:v
sorry ceritanya masi gajel
newbie eheheh

The Chrysanthemum [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang