"Sudah kuduga kamu akan datang, Minju....." Yujin tersenyum melihat Minju yang berjalan pelan kearahnya.
Minju berdiri disamping Yujin, keduanya sama-sama diam melihat pemandangan kota seoul di malam hari.
"Bagus kan pemandangannya?" Minju mengangguk setuju.
"Saat masih kecil, ayahku selalu membawaku kesini."
"Saat sedih , aku pasti akan datang kesini." Yujin tersenyum mendongak keatas langit yang memperlihatkan banyak bintang.
"Maaf....." kata Minju pelan sambil berkaca-kaca.
"Maafkan aku Yujin......"
Untuk pertama kalinya Minju minta maaf pada orang yang dibencinya dulu,orang yang dia patahkan lengannya gara-gara kecerobohannya,orang yang dihajar habis-habisan karena dia.
"Maaf... gara-gara aku kamu harus mengalami banyak hal jin....." Minju kini merasakan air matanya menetes.
"Harusnya aku yang minta maaf......" Yujin mengusap air mata Minju dengan lembut, "Maafkan aku yang langsung pergi saat itu....." ucap Yujin pelan.
"Kenapa kamu nggak pernah cerita jin? kalau kamu cerita dari awal mungkin aku nggak akan sesakit ini..."
"Aku sudah lama nunggu kamu jin.... lama banget sampai kukira kamu nggak akan balik...." isak Minju.
Yujin jadi merasa perih melihat gadis didepannya itu menangis, dia merasa jadi orang paling jahat di dunia ini karena membuatnya menangis berkali-kali.
"Yujin... ada yang ingin aku bicara....." Minju menatap Yujin yang langsung memegang kedua tangannya begitu tangisannya mulai sedikit mereda.
"Aku dulu saja yang bicara....." kata Yujin menatap mata minju, lembut.
Yujin menghela nafasnya, berusaha menetralkan detak jantungnya. "Aku sudah membuatmu menunggu kan? jadi biar aku yang bicara duluan hehehe." kata Yujin tersenyum lebar.
"Dulu ada seorang gadis cantik yang menamparku di cafe gara-gara aku nolak sahabatnya....."
"Gadis yang menamparku itu, bukan pertama kali aku bertemu dengannya....."
"Aku bertemu dengannya saat umurku masih 13 tahun didepan sebuah aula pertemuan, saat orang tuaku masih menemaniku...."
Minju masih menatap dua bola mata yang menatapnya dengan lembut itu sambil berkaca-kaca.
"Walaupun dia anak seorang CEO, tapi dia berani mengambil kucing kecil kotor yang terluka didepan aula saat itu. tidak seperti anak-anak pengusaha lain yang bahkan sama sekali nggak peduli dengan hal itu......"
"Mungkin takdir,tapi ternyata aku bertemu dengannya lagi, kita masuk di sma yang sama..."
"Dan saat pertandingan futsal dulu,aku sempat akan terjatuh didepan wajahnya...."
"Entah kenapa jantungku selalu berdetak cepat setiap bertemu dengannya sejak saat itu...."
"Takdir mungkin berpihak padaku, akhirnya kita jadi semakin dekat....."
"Bahkan aku sangat menyukai kopi buatannya....."
Yujin mengumpulkan nafas dan mentalnya sekali lagi, kali ini dia tidak akan membiarkan dirinya menyesal, kalaupun tidak seperti yang diharapkan yang penting Yujin sudah berusaha. Bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali?
"Kim Minju." Yujin menatap bola mata cantik itu dengan yakin.
"Will you be my barista forever? "
Minju langsung menenggelamkan kepalanya di dada Yujin erat sambil menangis,melepaskan kerinduan yang selama ini ditahannya.
Yujin membalas pelukan Minju dengan erat, rasanya semua beban yang ada didalam hatinya sudah terangkat. Diam-diam dia berterima kasih dengan tuhan, karena takdir dia bisa dipertemukan dengan pujaan hatinya ini.
Yujin dan Minju perlahan merenggangkan pelukan mereka dan saling menatap bola mata sang pujaan hati dibawah sinar rembulan berhias bintang-bintang itu.
Perlahan-lahan Yujin mendekatkan wajahnya pada wajah cantik pujaan hatinya, Minju perlahan menutup matanya.
Cup
Yujin mencium dahi Minju lembut , membuat Minju membuka matanya.
"Kalau disini nunggu resmi nikah aja ya hehehe." kata Yujin cengengesan sambil menunjuk bibirnya.
"Yujin!" Minju langsung memukul perut Yujin, kebiasaan yang dilakukannya dulu jika Yujin bicara agak ngawur.
"Memang kamu nggak mau?" kata Yujin tersenyum menggoda pada Minju.
"Ihhh gak tau ah!" Minju langsung berbalik kearah belakang, membelakangi Yujin.
"Lho? kok ngambek sih?" Yujin langsung berusaha melihat wajah Minju, tapi Minju tetap tidak memperhatikannya.
"Hmm yaudah aku balik aja ke Ameri..." belum sempat Yujin melanjutkan perkataannya, Minju dengan cepat memeluknya.
"Kalau kamu ngomong ngawur lagi aku tonjok perutmu!" ancam Minju.
Yujin ketawa, walaupun sudah setahun Minju tetap tidak berubah, masih sama seperti dulu.
"Jadi......" kata Yujin sambil melihat Minju, "Jawabanmu?"
Wajah Minju benar-benar memerah sekarang, jantungnya berdebar cepat.
"I will.....Young master...."
THE END
Haloooo makasih banget udah setia baca ff ini !
Jujur author gak nyangka kalau ff ini bakal banyak yang baca, jadi terharu 😂
Maafkeun kalau endingnya nggak begitu memuaskan 😂
AUTHOR BINGUNG MAU NGOMONG APA LAGI, POKOKNYA THANK YOU FOR YOUR SUPPORTS GUYS :')
ILYSM 😭💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ; MinJin JinJoo
RomancePepatah mengatakan bahwa cinta dan benci hanya berbataskan benang tipis saja, tapi aku adalah segelintir manusia yang tidak percaya pada pepatah itu.