Inilah dunia yang sekarang
Dimana semua menjadi delapan berbanding dua
Ketidak adilan terhadap minoritas yang tak berdaya
Sebagai minoritas, kau tak suka itu. Maka dari itu, mau tak mau..
Kau akhirnya melakukan yang tak ingin kau lakukan dan sampai sekarang pun kau terus melakukannya...
Satu hal yang kau inginkan....
Kebahagiaan sederhana, yaitu seseorang yang menerimamu dan mencintaimu
Dan satu hal yang selalu kau tanyakan
"Kapan semua ini berakhir?"
~~◎~~
Syukurlah, cuaca pagi ini sangatlah bagus, yahh kalo dipikir pikir Hujan dipagi hari bisa jadi alasan untuk absen Kuliah kan?
Drtt.... Drtttt.....
Ponsel milik nya bergetar terdapat sebuah panggilan telepon disana
Dengan malas dia mengambil ponsel dan seketika wajahnya berubah menjadi kesal karena merasa kedamaiannya terganggu
Agung Si Bansur
Nama itu tertera di layar ponsel nya, dengan malas dia mengubah posisi duduk nya dan mengangkat panggilan tersebut.
"Hmm?"
"SERIA! LO DIMANA?!"
"Dirumah.." jawab nya malas, ya dia adalah sahabat masa kecil Seira, nama lengkapnya Agung Rizky. Dari dulu kepribadian nya yang tak pernah berubah sedikitpun, bicara di Ponsel tapi teriak- teriak //aneh -_-//
"HAH?! LO KESIANGAN APA GIMANA? KOK LO BELOM JALAN KE KAMPUS SIH?!"
"Gue gk kesiangan"
"TERUS APAAN?!"
Seketika Seira langsung menjauhkan ponsel dari telinganya dan mengambil nafas tanda ia harus bersabar menghadapi tingkah gila temannya itu dan kemudian mendekatkan kembali ponsel ke telinga "Huft...Hujan gede disini gung.."
"HALAH! HUJAN APAAN SIH?! DARI TADI JUGA UDAH BERHENTI! ALESAN KAN LO! DASAR MALES! KAPAN SIH SIFAT MALES LO DIBUANG? ANEH GUE SAMA LO! GUE AJA UDAH DI KAMPUS MASA LO BELOM!"
OK! Seperti Seira tak tahan lagi mendengar celotehan Agung "EMANG KENAPA SIH NYET?!"
"LO LUPA?! HARI INI KAN ADA JADWAL PAK KATSUDON! EH KATSUKI! HARI INI JUGA ADA PRESENTASI!"
Seketika Seira merasa kedamaiannya berakhir disini.
Yah Pak Katsuki ia seorang dosen, namanya yang unik karena ia adalah lulusan mahasiswa Jepang yang pindah ke Indonesia, entah tau alasannya, mungkin karena ingin meneruskan pendidikan? // I dont know:v //"Tapi disini masih hujan, gue gak bohong"
"YAHHH!! TERUS BAGAIMANA?! KAN FLASHDISKNYA SAMA LO! NILAI GUE TERGANTUNG KEDATANGAN LO! BUKAN NILAI GUE DOANG TAPI SATU KELOMPOK KITA!"
Seira mengerutkan dahi tanda tak suka, ya ia paling tidak suka jika ada seseorang orang yang bergantung kepadanya, termasuk teman masa kecilnya. Dia melirik jam dinding kamar mu 07 : 15 , dan ternyata ia masih mempunyai waktu 45 menit lagi
"30 menit gue sampe.." Ucap Seira sambil memasukkan beberapa buku ku tas salempang dan tak lupa dengan flashdisk nya
"LAMA BANGET!!! KITA CUMA PUNYA WAKTU 15 MENIT!! UDAH LO GAK USAH MANDI! LAGIAN JUGA GAK ADA YANG MAU CIUM LO! GC! . TUT!"
Panggilan ditutup sepihak. Belum Seira utarakan pendapatnya malah sudah ditutup duluan, ingin sekali Ia lindas otak kecil sahabatnya itu.
Namun ia tak punya waktu untuk memikirkan hal itu ,Seira mengambil kunci motor yang tergantung dan menarik knop pintu kamarnya
"Mau kemana?", Ucap Ibu ,refleks membuat nya berhenti sekejap dan menoleh ke arah Ibunya, "Kuliah.." Ucap nya sembari mencari Sepatu tali kesayangannya
"Jam segini?" Tanya ibu, Ia hanya membalas dengan mengangguk
"Sekalian aja gak usah! Untuk apa belajar tinggi tinggi? Kalo nanti pas menikah juga jadi ibu rumah tangga! Lebih baik kamu cari Laki laki kaya, yang mau menikahi mu daripada buang - buang uang begini! Kamu kan cantik siapa yang gak mau sama kamu"
Seira hanya diam dan tidak menggubris perkataan Ibu nya, Dia sibuk memakai sepatu, baginya ini seperti sarapan pagi.. karena hampir setiap Dia berangkat kuliah Ibu selalu mengatakan hal yang sama, karena hal itu Seira selalu berangkat kuliah saat Ibu belum bangun dan pergi secara diam diam
"Kamu gak punya mulut apa?! Ibu lagi bicara sama kamu!!" Nada suara Ibu di naikan tanda ia tak terima jika hanya Seira diam, "Ibu mau aku jawab apa?"
Ibu mendecih, ia tak suka dengan jawabannya "Seharusnya kamu ikut ayahmu saja! Sial! Wajah mu selalu mengingatkan ku pada si Brengsek itu!" Ucap Ibu sambil bersiap siap pergi ke kantor
Seira terdiam dan segera bangun dari tempatnya, dan segera menuju ke pintu, Dia pun menoleh ke arah Ibu "Jika Ibu sebenci itu dengan Ayah, kenapa menikahi nya?"
"Apa? Pertanyaan konyol apa itu?!" Sekarang Seira benar benar membuat Ibu nya marah
"Kalau ibu tidak menikahinya... aku juga tidak akan ada disini, atau bisa diartikan Ibu tidak akan melahirkan ku" Ucap nya sembari menarik knop pintu dengan kasar
"Cih! Dengarkan! Dulu kehidupanku tidak seperti ini! Tapi selepas kenal dengan si Brengsek itu! Argh!! Ayahmu itu--", sebelum ibu menyelesaikan kata kata yang sangat Seira tak sukai, Dia pun dengan berani memotong perkataannya
"Memperkosaku?! Ibu mau bilang seperti itu?! Dengar.. aku juga tidak ingin dilahirkan di dunia ini hanya karena sebuah Dosa! Dan juga aku membiayai kuliah ku sendiri tanpa ada campur tangan Ibu! Jadi berhenti mengatakan bahwa semua yang ku lakukan tidak berguna!!" Ucap Seira penuh tekanan diawal, Ia segera bergegas pergi dan membanting pintu
SLAMM!!
"Sial!! Dia sangat mirip dengan si Brengsek itu" Ucap Ibu sambil menatap pintu
——★——
Hi!
Saya pemula dalam menulis teman teman :")
Terimakasih sudah membaca, ditunggu kelanjutannya ya💗
KAMU SEDANG MEMBACA
»Blank Space»(Done!)
Rastgele"Hei... Bisa minta waktumu sebentar?" Yang ditanya hanya mengangguk sebagai jawaban "Ya" "Saya tau ini tiba - tiba, dan mungkin ini terlalu cepat, tapi mari kita singkirkan itu sejenak. Jangan langsung menolak dan pikirkanlah" "Eh? B-baik" Ucapnya...