III | VANILLA

5.5K 937 222
                                    


"Tadaaa!!"

Gue dan Arsen kompak mematung dihadapan meja Jevana. Pasalnya gadis itu baru saja membuka kedua kotak bekalnyaㅡdimana masing - masing kotak terdiri dari 3 susun. Isinya adalah berbagai variasi sushi.

"Na, lo mau dagang?" Meskipun menggiurkan, gue tetap berpendirian teguh untuk gak ngemil sampai jam makan siang.

"Ena nih kayaknya. Lo yang masak, nyil?" Arsen mengeluarkan hand sanitizer andalannya dari saku celana. Selain narsis, dia juga terkenal serba higienis.

"Iya, nyokap gue yang bawain. Ayo dong bantuin gue ngehabisin! Oyy ada yang mau sushi gaakk??"

Seketika suasana kelas menjadi ricuh. Jevana memang sering melakukan kegiatan amal seperti ini, namun entah kenapa masih banyak oknum yang segan dengan dia. Terutama para penjilat, yang gak pernah bosan mengungkit masa lalunya.

"Diiraa~ nanti jadi nganterin gue ke toko buku kan??" Jevana menghampiri gue saat ombak pelanggannya mulai surut.

Gue yang tengah berdiri di ambang pintu hanya mengangguk pelan.

"Eh iya, hp lo gimana?"

Melihat wajah gue begitu pasrah, Jevana spontan menepuk - nepuk pundak gue dan memberi nasihat selayaknya orang tua. "Kau pasti bisa, Nak. Jangan menyerah sampai titik darah penghabisan!!"

Emangnya gue mau delegasi ke medan perang, neng?

Dengan sisa tekad dalam diri, gue menuju ke ruang musik seorang diri untuk menunggu si perampok ponsel orang itu memunculkan tanduknya. Karena biasanya dia akan singgah kesana, sekadar untuk melarikan diri dari realitas yang bahkan gak pernah menuntutnya.

Dan benar saja, setelah 5 menit berlalu, mahluk itu lewat dengan pandangan masih terfokus pada ponsel ditangannyaㅡtak lain ponsel gue.

"WOI!"

Dia refleks menoleh ke arah gue dengan ekspresi heran. Tapi hanya butuh sekian detik bagi wajah itu untuk kembali menjadi devilish annoying.

"Miss me, darling?"

"Balikin hp gue." Gue mengulurkan tangan dan berusaha bersikap setenang mungkin.

Alih - alih meminimalisir resiko pertengkaran, Bryan malah menarik tangan gue dan memilih untuk menyaksikan gue terbakar emosi terlebih dahulu.

"Pardon?"

"Itu hp yang lo pegang punya gue, kan? Sini balikin!!" Gue berusaha memberontak, tapi badan gue malah didorong hingga terjatuh dan masuk kembali ke ruang musik.

Tampaknya Bryan baru saja melihat rombongan fansnya, itulah kenapa dia langsung mendorong gue. Dalam kata lain, dia telah 'menyelamatkan' tapi juga telah 'menganiaya'.

Otot pergelangan kaki gue menjerit ngilu, tapi ini bukan saatnya untuk menjadi lemah.

"Mana hp gue??"

Bryan yang bersandar di balik pintu otomatis mengangkat benda yang gue sebutkan. "Kata siapa ini hp lo?"

"Seriously? Lihat aja casing-nya, bodoh! Lagipula lo gak bakal bisa buka passwordnya!"

Bryan tertawa. "Yaudah sini ambil." Lalu sengaja memasukkan ponsel itu ke dalam kemeja nya. KEMEJA NYA.

Sialan.

"Kenapa sih lo sembarangan banget jadi orang? Kalo tiba - tiba gue dapet panggilan darurat gimana, hah?!"

"Ya lo tinggal nyamperin gue. Gitu aja kok ribet?"

The Devil Wears Bandana [DAY6 YoungK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang