Feel - 4

35 3 0
                                    

"Eh bendahara."


Juna yang belum kenal dengan semua teman kelasnya hanya bisa memanggil dengan apa yang Ia tau. Eh lo, eh eh, lo lo, eh bendahara, dsb.

"Namanya Fey," ralat Indi. Juna mendelik. Jelas membuat kesal Indi.

"Iya itu, uang kas mau dimulai kapan? Per minggunya berapa?"

Kalau Inara lihat selain ganteng, Juna  ini tipe pemimpin yang ingin semua dikerjakan diawal agar kedepannya tidak merepotkan siapapun termasuk dirinya.

Inara jadi diam kalau Juna datang ke area meja mereka, sibuk memperhatikan saja. Putri yang bicara sampai diabaikan.

"Woi! Astagfirullah," tukas Putri kesal. Inara menengok dan menaikkan alis kanannya.

"Apa?"

"Gue ngomong dari tadi, Ra. Aduh Ya Allah..."

"Oh, apa?"

"Ngga jadi!"

"Yah, aneh lo anak SMA!"

"Lo juga anak SMA!"

"Iya gue tau, gue juga ngga minta dikasih tau sama lo."

Putri kesal, "Bodo amat!"

Hanya sebuah tawa kecil yang Inara tampilkan dan kembali memainkan ponselnya.

"Eh!"

Suara Alland masuk dengan baik ke telinga Inara, namun Ia tidak menyahut karena tidak merasa dipanggil.

"Eh cewe yang nolak permintaan Pak Dadang!"

Barulah Inara melihat Alland, "Gue punya nama asal lo tau dan apa masalah lo kalau gue ngga mau jadi sekretaris?"

"Ngga ada masalah sih, mau tau aja gue. Kenapa lo tolak permintaan Pak Dadang?"

Inara berdecak, "Lo ngga usah kepo!"

"Galak juga lo," Alland pergi menduduki bangku di belakang Inara membuat Inara harus duduk menyamping agar bisa menyahuti cowok itu.

"Terus? Kenapa?"

Alland menggeleng, "Siapa nama lo?"

"Inara."

"Dari SMP mana?"

"SMP Bina Langit."

Alland mengangguk, "Gue Alland. Dari SMP Bina Bangsa."

"Gue tau itu," sahut Inara sambil mengangguk-angguk.

"Lo tau dari mana?"

Inara menatap Alland kesal, "Baru aja lo kasih tau gue."

Sekarang Alland menatapnya kesal namun sedetik kemudian tertawa kecil. Inara bukannya ingin sok asik pada Alland tapi biasanya dia memang menyahuti orang begitu.


Inara kembali bermain ponsel namun tetap duduk menyamping dan dengan baik mendengar perkataan Alland yang Ia nilai menyebalkan.

Two Feelings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang