Feel - 10

25 4 0
                                    

"Lo kenapa akhir-akhir ini suaranya lesu banget? Di sekolah ada masalah?"


Masalah apa memangnya? Siapa juga yang mau punya masalah? Tapi pertanyaan Steven lagi-lagi membuat Inara kebingungan. Ia bisa saja mengatakan Alland menjebaknya dan membuat dirinya menjadi kekasih laki-laki itu. Tapi Inara tidak sejahat itu, Ia tau Steven akan sakit hati.

"Gak ada kok.."

"Hm, kirain ada.. Ngomong-ngomong, lo di sana ada yang deketin gak? Yang suka? Ada gak? Jangan-jangan udah ada yang nembak.. CIEEE!!"

Orang ini kenapa tebakannya tepat sasaran.
"Emangnya gue secantik apa sampai ada yang nembak gitu? Baru juga masuk sekolah."

Steven terkekeh.  "Siapa tau ada.."

"Kalau ada gimana?" Inara tersenyum mengejek walau tau tak akan terlihat oleh Steven.

Namun yang Ia dengar adalah helaan napas berat milik Steven.  "Gak tau, masa mau larang sih? Emang gue siapa?" Laki-laki itu tertawa.

"Lo Steven."

"Iya, gue Steven.."

"Hm, gue ngantuk. Tidur duluan ya."

"Okey, night."

"Yaa.."

Inara merebahkan diri ke tempat tidurnya dan meletakkan ponsel miliknya di atas nakas. Matanya menatap langit-langit kamar sambil menarik selimut menutupi tubuhnya hingga perut. Gadis itu menarik napas panjang dan melepaskannya kasar.

Seluruh diri gadis itu mendorongnya untuk memikirkan Alland. Cowok yang sekarang adalah 'pacarnya' walau secara kenyataan yang ada, itu bukanlah proses yang bagus dalam terjadinya pacaran antara laki-laki dan perempuan.

Bukan mau Inara dirinya jadi pacar Alland. Tapi Steven adalah laki-laki yang sejak lama dikejarnya, hingga teman-temannya pernah menyarankan untuk melupakan Steven karena laki-laki itu tidak meresponnya.

Tapi, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Laki-laki itu berbalik dan menjawab perasaannya dengan rasa yang sama seperti Inara. Di saat dua insan yang sempat putus itu kembali dekat, Juna datang menengahi. Saat Inara menghalaunya, Alland muncul tak tersentuh. Alland tidak bisa Inara singkirkan.

Aku cuma sayang Steven kok..

Batinnya tak kuat membendung kesedihan sehingga air mata turun dari matanya. Meyakinkan dirinya bahwa kejadian di sekolah bukan salahnya. Memaksa pada kenyataan bahwa saat masuk sekolah Alland mengatakan semua hal tadi adalah candaan. Perasaannya tidak enak pada Steven.

Saat matanya ingin terpejam dan enggan untuk menghapus air matanya, ponsel Inara berbunyi.

Tangannya mengambil ponsel itu dan melihat nama penelepon.

Alland X MIA 2

Inara menaruh kembali ponselnya dan memaksa dirinya tidur walau dering ponsel miliknya begitu mengganggu.

-

Hari ini hari Senin, Inara dan teman-temannya pasti mencari tempat di tengah barisan agar tidak kepanasan dan tidak dekat dengan anggota OSIS yang berjaga di belakang.

Two Feelings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang