Feel - 13

17 2 0
                                    

Sejak kejadian antara mereka bertiga, pertemanan mereka termasuk dengan Fey, Putri, dan Indi jadi renggang. Berbulan-bulan mereka mencari tahu apa yang terjadi antara Juna, Alland, dan Inara, yang jelas mereka bertiga selalu saling menghindar.

Beberapa bulan berlalu dan di kelas sebelas ini mereka berenam tidak lagi bersama, terpencar ke tiga kelas.

Inara dan Fey sebelas mipa satu, Putri dan Juna sebelas mipa dua, Indi dan Alland sebelas mipa tiga.

Ujian Harian serentak selama satu pekan di SMA Cakrawala sudah dilaksanakan dan para siswa maupun siswi saat ini sudah terbebas dari beban ujian harian, tapi tidak dengan kelas Inara.

Seisi kelas tersebut seolah-olah tidak bisa melupakan ujian minggu lalu. Inara, Fey, dan empat teman baru mereka duduk di bawah papan tulis dan memakan bekal mereka masing-masing.

"Tapi seni budaya itu emang ngga jelas banget. Di buku paket materinya apa, nanti yang keluar di ujian beda lagi." Keluh Aira, teman dekat dan teman curhat Inara saat SMP serta teman sekelas Fey saat SMP.

Inara terkekeh dan menggeleng.

"Kan Bu Meta udah bilang begitu, kita ngga belajar dari buku paket." Balas Inara.

Fey mengangguk.

Gadis di sebelah Aira menyahut. "Berarti buku mana ada gunanya kalau begitu ceritanya." Protes Lisa sambil memainkan ponselnya, membalas pesan dari pacarnya.

"Bener tuh bener." Sambung Salsa

Yang dari tadi sibuk menyimak akhirnya bersuara. "Iya tau seni budaya kenapa gitu ya? Agak menyimpang gi--"

"Diem lo." Ujar mereka bersamaan menyelak kalimat Rasti, cewek pintar berwajah polos itu.

Rasti menautkan alisnya keheranan. "Ih.. 'Kan aku belum ngomong."

Semuanya tertawa, ya, sereceh itu untuk tertawa.

"Temanin ke kantin yuk, gue mau beli kopi." Kata Aira Sang Penggila Kopi.

"Ayo sama gue," Inara menutup kotak bekalnya yang isinya sudah habis.

"LISA PINJEM SENDAL YA!"

"IYE, NGGA USAH TERIAK KAN BISA!"

"OKE!" Jawab Inara kembali dengan teriakannya.

"Sama aja lo berdua," Kata Aira yang memperhatikan mereka, Aira berjalan bersisian dengan Inara, sebelum akhirnya langkah Inara terhenti.

"Kenapa?"

Aira melihat ke arah pandang Inara, Aira menariknya. "Ngga apa-apa, ngga usah dilihat, anggap aja mereka ngga ada."

"Ngga bisa." Inara mundur.

"Ih, kan lo udah bilang mau temanin gue ke kantin! Ayo ah!" Aira berjalan dan memegang pergelangan tangan Inara, mereka melewati kumpulan murid sebelas mipa dua dan beberapa murid sebelas mipa tiga serta mipa empat yang sedang berkumpul di tangga.

"Misi." Kata Aira. Inara menunduk, malas melihat sekitarnya, tapi niatnya tidak berjalan selancar itu.

"Iya, hai Inara!" Putri menyapanya, diikuti teman-temannya yang lain termasuk Indi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Two Feelings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang