Disini mereka sekarang, di depan rumah Sehun. Setelah menempuh perjalanan dari sekolah ke rumah yang cukup.. membosankan.
"Wah.. daebak.. ini rumah atau istana.. wahh.." Lisa berdecak kagum akan rumah Sehun
"Pernah dengar istilah ini? Rumahmu istanamu.. itu aku akui, dan nyatanya benar. Tapi aku tidak tau apakah orang lain juga menganggap itu sama karena.. yaa begitulah." Sehun mengangkat bahu ke atas seolah-olah menandakan ketidaktahuan.
"Rumah selalu menjadi alasan bagi kita untuk pulang, tapi rumah juga bisa menjadi alasan seseorang untuk pergi."Lisa menyambung pernyataan yang Sehun lontarkan.
"Kajja.. eomma sudah menunggu di dalam." Baru saja Sehun berjalan dan memegang pintu gerbang, ia terpaksa berhenti karena Lisa memanggilnya.
"Oppa.." Sehun lantas menengok ke arah Lisa.
"Wae? Apakah ada yang tertinggal?"
"Aniya.. akuu.. hanya ingin bertanya. Soal trainee itu..kenapa teman-temanmu bisa tau?" Lisa mendekat ke arah Sehun berdiri.
Tangan yang semula menempel pagar kini menggantung bebas di samping badan. Sehun menundukkan kepalanya, melihat ke arah bawah.
"Aku yakin kamu bukan tipe orang yang akan membeberkan segala sesuatu? Benarkan?" Lisa mengangkat salah satu alisnya
Sehun dengan berani menatap Lisa, tepat ke arah bola matanya kemudian tersenyum. "Kamu benar, aku bahkan akan memendam segalanya sendiri."
"Akupun... sebenarnya tidak tau. Tapi mereka bilang, ada yang melihatku ketika aku disodori oleh kartu nama." Sehun melanjutkan ceritanya
"Sunmi mengatakan padaku bahwa... menjadi seorang trainee adalah suatu rahasia. Apalagi agensi besar semacam SM, ku dengar sistem disana sangatlah ketat. Dan juga.. temanmu kenapa sangat cerdik sekali? Bisa-bisanya mereka menerka hanya dengan melihat. Padahal apa yang orang lain lihat belum tentu sama dengan apa yang terjadi." Lisa bertingkah seakan marah namun malah dianggap lucu oleh Sehun
"Kamu benar juga.."
"Kamu kan juga bisa menyangkal bahwa kamu ditawari jadi model salon.. atau ditawari masuk les memasak.. atau apalah.. yahh seharusnya kamu tau sedikit sedikit mengenai trainee."
"Aigoo.. kamu cerewet sekali." Sehun mengelus pucuk kepala Lisa yang menggemaskan itu
"Tapi staff mereka juga pintar..lihatlah dirimu Oh Sehun, wajah bak dewa, tamvan wah.... menawan. Aku pun tak akan menyianyiakan wajah tam..."
"Kamu juga cantik." Sehun berkata dengan entengnya di depan Lisa
"...Pan." Ada sedikit keterkejutan yang dialami Lisa karena ucapan Sehun
"Apakah kamu hatimu berdebar?" Sehun bertanya tapi nadanya seolah mengejek
"Ani...kenapa harus berdebar?" Lisa menyangkal Sehun dengan mengibaskan tanga kanannya di depan wajah
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Idol Is My Oppa
FanfictionAwal bertemu ketika dalam situasi terbully. Dan bertemu lagi ketika dia menjadi orang yang dikenal dunia. Lisa berharga di mata Sehun. Dan berbeda di mata Jungkook. Kisah mereka yang terangkum dalam rantaian kata yang kita tidak tau akhirnya. Perom...