12-Indonesia

105 18 3
                                    

Sejeong masih memikirkan kebenaran gadis yang ia temui di toilet tadi. Ia tau itu adalah Lisa, namun ia tak yakin bahwa Lisa dan Sehun hanya sebatas kakak adik.

"Sudah aku anggap Sehun oppa sebagai kakakku."

Kalimat itu yang selalu terus berputar-putar di kepalanya. Daripada memikirkan itu lebih baik ia fokus memperhatikan pelajaran yang ada saat ini.

Di sisi lain, Lisa yang telah kembali ke kelas telah diduduk di kursinya.

"Oke untuk tugas kali ini saya meminta kalian membuat video singkat. Emm mungkin seperti video iklan atau motivasi, yang penting video singkat. Yang di dalamnya kalian secara penuh berbicara dengan bahasa inggris."

Sontak keluhan dari siswa memenuhi ruangan kelas.

"Oh ya untuk video dikerjakan oleh tim, satu tim terdiri dari 2 orang. Dan yang penting adalah tidak boleh dengan kelas ini. Kelas sebelah sudah saya tugaskan hal ini. Jadi mereka juga akan mencari partner. Oke sekian kelas saya, sampai jumpa dan terimakasih." Guru yang mengajar bahasa inggris keluar dengan diantar teriakan-teriakan yang diciptakan oleh siswa.

"Apa-apan ini, bahkan aku tidak kenal dengan mereka."

"Guru sinting. Di kira kita akrab dengan murid kelas sebelah?"

"Andwee.. Soojin-ah ottohkee??"

"Ini ajangmu dekat dengan Jungkook, kamu coba saja."

Banyak respon yang diberikan siswa di kelasnya, banyak yang tak terima tapi ada sebagian juga yang setuju. Lisa termasuk yang setuju-setuju saja, ia pikir ini juga bisa dijadikan jalan untuk menjalin keakraban.

"Lisaa.." merasa dipanggil Lisa menengok ke Sunmi.

"Apakah kamu juga tidak setuju, bukankah senang bisa dekat dengan kelas lain? Apanya yang harus ditakutkan?" Intonasi yang sedikit keras menjadikan Lisa pusat perhatian

"Ya inilah, kalo tidak tau tentang Korea. Dasar." Wanita yang Lisa benci berulah lagi, tapi hanya ia diam.

"Lisa-ya." Bukan Sunmi, tapi temannya yang lain.

"Emm aku hanya ingin memberitahu. Jika di Korea untuk mendapatkan teman itu kadang susah, kami bersaing disini." Lisa mengernyitkan dahinya

"Apakah sekolah harus seperti ini? Selalu ditekan dengan harus mendapatkan nilai yang tinggi dan menjadikan teman kelas yang bisa membantu menjadi musuh dibalik selimut? Wahh ternyata baru tau aku, selain tingkat bully disini yang tinggi ternyata juga kalian tertekan secara fisik dan mental. Oh maaf tapi aku hanya mengutarakan pendapatku." Lisa menundukkan kepala kecil dengan singkat.

"Inilah Korea, dimana kamu segera menyesuaikan diri. Disini berbeda dengan Indonesia Lisa, kita berbeda jauh dari segi kultur." Teman lain menanggapi pertanyaan Lisa.

"Maka dari itu, mohon bantuannya teman-teman." Dari yang semula duduk, kini Lisa membungkuk secara berdiri.

"Alah.. sok cari perhatian saja. Haha."

"Ya Jimin-ah, apa kau akan memperlakukan siswa baik seperti Lisa dengan seperti ini?" Siswa laki-laki menegur Jimin yang selalu menjahati Lisa. Tapi Jimin memilih cuek-cuek saja.

Lisa mengangkat kedua alisnya secara  bersamaan, tak menyangka dirinya akan dibantu oleh teman lain.  Secara mereka tak begitu dekat satu sama lain.

"Lisa" kini panggilan itu datang dari ketua kelas yang duduknya agak lebih depan darinya.

"Ya?"

"Apakah Indonesia dan Korea tidak ada persamaan? Contohnya saja seperti disekolah?" Topik yang menarik

"Emm sebenarnya aku tidak terlalu tau. Tapi mungkin di jam belajar. Wahh sungguh kalian benar-benar hebat, aku masih harus menyesuaikan diri dengan jam belajar disini."

"Aku sangat ingin pergi berlibur ke Bali." Celetuk siswi sebelah kanan Lisa.

"Laut biru dengan langit cerah. Es kelapa yang dipetik langsung, tapi aku tidak suka panasnya." Sambungya

"Wah.. Mina-ya membayangkan saja sudah terasa enak sekali." Sambung siswa lain

Obrolan mereka sedikit demi sedikit bertambah banyak. Dengan teman-teman Lisa yang ingin tau lebih banyak tentang Indonesia, dan dengan senang hati Lisa menjawab.

Kegiatan belajar terus mereka lalui dengan perhatian penuh. Terkadang bercanda ringan untuk menghilangkan penat, kadang melamun, kadang meracau tak jelas. Ya begitulah mereka, pintar-pintar untuk menghempaskan jauh rasa bosan ketika belajar.

Tak terasa jam pulang telah tiba, para muridpun satu demi satu keluar dari kelas. Siswa yang berada di dekat Lisa pun memanggil sekedar mengajaknya pulang. Dengan senang hati dijawabi oleh Lisa, ternyata mendapatkan teman tak sesulit yang ia kira.

"Wooo... kau bahkan cepat mempunyai banyak teman daripada aku, bahkan namaku pun hanya sedikit dipanggil. Keke." Guran Sunmi membuat kegiatan berberes Lisa terhenti, Lisa menanggapinya dengan tertawa kecil.

"Oh yaa.. Lisa." Raut muka Sunmi berubah cepat kali ini

"Kenapa?" Lisa sepenuhnya memberikan atensi kepada Sunmi

"Itu... emmm..." Sunmi terlalu gugup untuk berbicara

"Kau kenapa Sunmi?" Alis kanan Lisa terangkat menambah ekspresi penasaran Lisa.

"Tentang trainee.. ternyata tak boleh di beritahukan oleh siapapun. Memang Kai oppa pernah bilang padaku untuk tidak membocorkannya pada siapapun. Aku lupa dan baru ingat ketika aku bertemu dengan Kai oppa kemarin. Maaf sekali Lisa." Sunmi dengan cepat berdiri dan membungkuk 90 derajat kepada Lisa.

"Ohh ku kira apa. Sehun oppa tidak akan membeberkan jika ia tidak diberitahu. Tapii kenapa ia begitu polosnya memberitahu?" Lisa malah seperti bermonolog sendiri.

"Terimakasih Sunmi atas informasimu. Mungkin karena dia juga belum ke agensi makanya. Tapi aku juga heran kenapa temannya bisa tau?" Sunmi tetap memandang Lisa dengan tatapan bersalah.

"Aishh... ada apa dengan tatappanmu. Kamu tidak perlu merasa bersalah, setiap orang pasti pernah membuat kesalahan. Tuhan saja mau memaafkan kenapa kita manusia tidak mau?" Lisa tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Sunmi

"Ohh yaaa.. aku duluan Sunmi. Aku ada janji malam ini. Bye bye." Setelah melambaikan tangan, Lisa kemudian bergegas keluar dari kelas.

"Owh.. kau seperti laki-laki saja, berani mengelus rambutku. Keke." Pipi Sunmi bersemu layaknya di elus oleh mas crushnya. *aww*

Lisa bergegas menuju halte bis di depan sekolahnya. Janji makan malam bersama dirumah Sehun itu sudah ia sanggupi sebelumnya. Kini laki-laki berperawakan tinggi dan kulit putih itu telah menunggunya.

"Halo.." Lisa sengaja menyapa dengan Bahasa Indonesia

"Oh.. Annyeong.. kenapa lama sekali?" Sehun langsung berdiri ketika Lisa datang

"Oh.. mian. Ada sedikit urusan mendadak tadi. Hehe." Lisa duduk disamping kanan Sehun untuk menunggu bus yang akan datang.

"Akhirnya kau akan kerumahku juga." Sehun tersenyum simpul dengan menatap Lisa

"Iya.. mungkin ini untuk pertama dan terakhir kali."

"Apa yang kamu bilang.. jangan begitu.." Sehun menatap Lisa tak percaya

"Yaa.. hanya sajaa.. mungkin kita akan sulit berkomunikasi dan bertemu. Kamu mungkin akan sibuk dengan kegiatanmu kedepan. Semoga sukses.. oh busnya sudah datang. Kajja." Lisa memotong percakapan dengan berlari ke dalam bus.

"Yakk." Sehun segera masuk ke dalam bus. Duduk di kursi kosong dekat Lisa.

"Jangan berisik.. aku lelah.. bangunkan aku jika sudah sampai." Lisa kemudian menemplekan kepalanya di jendela tanpa mau melanjutkan perbincangannya dengan Sehun.

Mian and gomawoo

Your Idol Is My OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang