"Ya Ooh Sehun... kau ini pecundang kecil yang bersembunyi dibalik kekayaanmu kan? Ciihhh... wajah tampanmu tak cukup kau miliki.. akuu jauh lebih tampan daripada kamu..."
"Lisa... aku berjanji akan menjadi sahabattt terbaikmuu.. dan aku juga berjanji tak akan meninggalkanmu dalam kondisi apapun."
Mimpi buruk itu kembali datang lagi. Mereka sebenarnya ingin membuang jauh-jauh mimpi masa lalu mereka, tapi nyatanya sulit.
-----------‐‐-------------‐----------
Lisa bangun dari tempat tidurnya. Lantas ia memilih untuk menuju ke kamar mandi. Sesudah berganti baju, Lisa turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya.
"Eh anak mama udah bangun. Sini makan." Mona mengelus pucuk kepala Lisa dengan penuh perhatian
"Kamar yang kamu pengen udah mama bersihin. Jadi kalo kamu mau latihan bisa disana."
"Beneran ma?? Asikk... dari kemaren dong maa.. kan aku nggak ketunda-tunda mau latihannya." Lisa mencubit pipi mamanya.
"Tapi.. kamu mau latihan sama siapa?""Ada... latihan sendiri.. cuma latihan ringan buat manasin otot-otot aja. Udah lama nggak event."
"Deket-deket ini nggak ada event?" Mona juga menyemol roti dihadapannya
"Nggak tau.. Korea sihh tempatnya Taekwondo mah.. kalo aku kan yang dari jepang. Heheh" Lisa menyengir menampakkan giginya.
"Ya siapa tau.. kan karate juga udah mendunia.. oh iya katanya kamu punya temen yang mau diajak ke rumah?" Seketika Lisa melototkan matanya.
"Siapa bilang ma??? Lisa nggak pernah ngomong kayak gitu!!!kita juga baru 2 minggu disini, dan minggu depan aku baru masuk sekolah"
"Kamu itu udah besar udah mau SMA.. kenapa takut lagi.. kalo ada yang nakalin kamu.. kamu tonjok aja." Mona mengepalkan tangannya di depan Lisa.
"Lisa ikut beladiri bukan untuk mukulin orang sembarangan kali maa.. udah ahh Lisa mau ke kamar dulu." Lisa mengecup pipi mamanya
Baru beberapa langkah menaiki tangga, Lisa berbalik ke arah meja makan lagi."Papa kemana ma? Kok dari kemaren nggak liat? Ke luar negri lagi?"
"Iyaa.. besok baru pulang."
"Ohh... gituu."
Dilain tempat Sehun tengah bersenandung kecil sambil melihat kondisi di luar rumahnya. Ia duduk di kursi teras balkon kamarnya.
"Sehun-ahh.. ini sarapanmu sayang..."
"Gomawo eomma" Sehun tersenyum dengan menerima piring yang eommanya beri.
"Apakah kamu sakit? Tumben sekali kamu tidak turun." Oh Yeon Soo memegang dahi sang anak
"Sedikit.. mungkin karena tugas yang banyak dan jam tidur yang kurang."
"Oh ya sudah kalau begitu.. cepat dimakan dan cepat sembuh. Eomma kembali ke bawah dulu menyiapkan sarapan untuk appamu."
"Nee"
Ada hal lain yang tak harus diceritakan kepada orang lain, sekalipun itu keluargamu sendiri.
Sehun tersenyum melihat kebahagiaan dua orang remaja putri di ponselnya yang sedang berlari mengitari Sungai Han.
Acara favoritnya setiap akhir pekan, "Beautiful of Korea."
Kapan ia bisa berhenti dicaci maki hanya karena fisiknya? Apakah salah dengan dirinya?
Sehun melamun membayangkan cacian yang ia dapatkan. Tak semua orang mencacinya, tapi dengan sifatnya yang sedikit pemalu dan tertutup nyatanya hal tersebut sanggup membuat hatinya terluka
"Ya Ooh Sehun... kau ini pecundang kecil yang bersembunyi dibalik kekayaanmu kan? Ciihhh... wajah tampanmu tak cukup kau miliki.. akuu jauh lebih tampan daripada kamu..."
"Kamu itu tidak normal.. hahaha.."
"Apakah kamu keturunan vampire? Kulitmu itu sungguh pucat sekali. Benarkan?.. hahaha"
"Muka boros saja kamu sebut tampan... ei Krystal kamu itu buta atau bagaimana?"
Menghela nafas adalah salah satu hal yang sering dilakukan Sehun. Apakah ia harus berlindung dibalik keterdiaman untuk selamanya? Atau bisakah ia bertemu seseorang yang bisa meyakinkan untuk memunculkan rasa keberanian?
Sehun meletakkan piring yang diberikan tadi, makanan itu tak disentuhnya. Ia sudah tak berselera, ia hanya ingin tersenyum sekarang.
Setelah puas dengan kesendiriannya, Sehun memilih masuk kedalam kamarnya lagi. Ia mulai duduk di kursi belajarnya. Hari libur tak menjadikan seseorang untuk bermalas-malasan.-------------------------
Lisa berhenti sebentar untuk beristirahat, keringatnya sudah cukup lumayan banyak. Mona membuka pintu seraya membawa minum dan snack kecil bagi Lisa.
"Mama emang dabest deh.. gomawo eommanim.. kekeke."
"He.emmm lanjut, mama mau masak. Ada request hari ini?"
"Terserah ajalah.. hehe."
Mona keluar dan Lisa mengambil minum yang ada di nampan. Sambil bersenandung ria ia memikirkan ayahnya yang belakangan ini sering ke luar negri. Sekalipun dirumah hanya akan betah selama 1-2 hari.
Lisa tak ingin berpikiran negatif, mungkin ayahnya memang sibuk bekerja dan banyak urusan yang mengharuskannya untuk pergi ke luar negri.
Lisa adalah anak tamat SMP yang akan melanjutkan SMA di Korea. Lisa merupakan keturunan dari Indonesia asli. Namun karena penugasan ayahnya yang dialihkan ke Korea, maka mau tak mau dia harus ikut kedua orangtuanya.
Selain pintar dalam bidang akademik, lisa juga pintar di bidang beladiri. Tak tanggung-tanggung, Lisa sudah memegang sabuk hitam dalam beladiri karatenya.
Namun satu hal yang lemah dari Lisa, yaitu rasa kepercayaan. Bukan mengenai dirinya yang pemalu, tapi rasa untuk menaruh kepercayaan kepada orang lain kecuali keluarganya.
Ia pernah dikhianati oleh teman terbaiknya, yang selalu ia percayai. Tapi dia memilih untuk pergi dan mengkhianatinya tanpa suatu alasan yang jelas."Huftt... Kirana,.kenapa kamu.. arghhh.. sudahlah." Lisa berdiri dan menghampiri benda samsak yang bisa menyalurkan rasa kesalnya.
Bughhh bughh
Suara dentuman yang bercampur amarah.*Bayangin teh lisa pake itu pas latihan*
Gomawooo :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Idol Is My Oppa
FanficAwal bertemu ketika dalam situasi terbully. Dan bertemu lagi ketika dia menjadi orang yang dikenal dunia. Lisa berharga di mata Sehun. Dan berbeda di mata Jungkook. Kisah mereka yang terangkum dalam rantaian kata yang kita tidak tau akhirnya. Perom...