Tak pernah terlintas dipikiran Lisa untuk secepat ini berlari dengan kencang hanya untuk menolong seseorang yang baru dikenalnya.
Kenapa di dunia ini harus selalu ada ketidakadilan bagi seseorang. Sakit rasanya harus menanggung luka cemooh dari orang bermulut ular. Mereka senang mencaci, tapi selalu mengeluh dan marah jika di balas dengan hal setimpal.
Jarak rumah dan taman yang tak terlalu jauh memudahkan Lisa untuk segera sampai. Dibawah sinar lampu yang remang-remang, Lisa sampai dengan nafas terengah-engah. Ia melihat Sehun yang terduduk tak berdaya bersandar di bawah lampu yang hanya sedikit mengeluarkan cahaya.
Kaki panjang yang terlurus, badan yang membungkuk, dan kepala yang tertunduk menghadap bawah. Lisa tersenyum pahit akan situasi saat ini. Mulai detik ini dan mulai jam ini, ia berjanji untuk membantu orang ini melewati realita kehidupan yang masih kejam.
"Yaa... keparat berhenti kalian." Lisa berteriak kepada geng Jeong Pyo. Nafasnya yang mulai teratur membuat Lisa semakin mendekati perkumpulan itu.
"Oww.. malaikat datang lagi.. apa kau mempunyai telepati dengannya?" Jeong Pyo membalas dengan tawa mengejek, yang diikuti serentak oleh 2 orang temannya.
"Maju sini kau, akan ku habisi kamu sekarang." Smirk Jeong Pyo terlihat meski lampu taman bersinar tak terlalu terang.
Sehun mendongak, kedua mata mereka bertemu pandang. Sesaat Sehun merenggangkan senyumnya, ia datang ia datang. Lisa teriris melihat sudut bibir Sehun yang terluka, meski tak mengaduh tapi ia bisa merasakan sakit dari cara Sehun melihatnya.
"Kalian adalah b*****an yang tak punya otak. Apa yang kalian dapatkan dari menyiksa orang, jangan menganggap diri kalian hebat. Hebat tak akan mendekati keparat-keparat seperti kalian." Nada dingin terkuar dari ucapan Lisa.
"Dan kamu adalah gadis gila yang berani berurusan dengan kami. Kamu tak akan pernah tenang jika sudah mengenal kami." Teman Jeong Pyo menanggapi dengan perlahan mendekati Lisa.
"Dan kamu pikir tidak mudah mengalahkan gadis manis sepertimu? Ingat kamu itu hanya kaum peremuan, lemah, manja, suka menuntut, dann tentunya menyebalkan." Minho mencolek dagu Lisa dengan lembutnya.
"Aku masih memperingatkan kalian sekali lagi untuk pergi, akuu masih bisa menahan emosi. Tapiii jika kalian memancing, itu bukan salahku lagi." Kewaspadaan Lisa meningkat seiring dengan Minho yang mulai berdiri di belakangnya
Satu.. dua..tiga.. grepp
Lisa dijambak keras oleh Minho. Lisa tetap bersikap tenang, ia harus tetap tenang.
"Kamu itu jangan jadi sok jagoan. Sehun itu ladang kami mencari uang, jika kamu menganggunya sekali lagi maka mati kamu." Minho menarik semakin keras rambut Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Idol Is My Oppa
FanficAwal bertemu ketika dalam situasi terbully. Dan bertemu lagi ketika dia menjadi orang yang dikenal dunia. Lisa berharga di mata Sehun. Dan berbeda di mata Jungkook. Kisah mereka yang terangkum dalam rantaian kata yang kita tidak tau akhirnya. Perom...