Untitled-flashback

622 70 1
                                    

Daehwi datang kerumah Jinyoung untuk pertama kali pada bulan desember tahun lalu. Saat preman suruhan ayahnya menyeret Daehwi kerumah.

Memperlakukan Daehwi seperti penjahat dan mengintrogasinya. Menanyakan keberadaan ibunya yang baru Daehwi tahu jika sang ibu sudah menjual hampir setengah saham perusahaan Tuan Bae. Setelah ibunya menghancurkan rumah tangga Tuan Bae dengan menjadi selingkuhannya.

Daehwi tidak pernah tahu jika ibunya seburuk itu. Dimata Daehwi, Ibunya adalah ibu yang sangat cantik dan baik. Ibunya juga bekerja keras untuk menghidupi Daehwi dan membayar biaya pengobatan untuk Daehwi yang memang sering sakit sejak kecil. Ibunya adalah sosok ibu yang sempurna dimata Daehwi. Sangat sempurna hingga Daehwi mendengar fakta lain hari ini.

Daehwi menangis meraung dan membela ibunya mati-matian. Hingga Tuan Bae menghajarnya dengan tangannya sendiri.

Daehwi yang babak belur masih berusaha membela ibunya. Meski seluruh tubuhnya sakit sekali. Dan kenyataan tentang Daehwi tidak tau ibunya berada dimana sekarang, semakin memperburuk kondisinya.

Ibunya belum pulang. Sejak seminggu yang lalu dan tanpa mengabarinya. Dan Daehwi sama sekali tidak tau dimana ibunya berada.

Hampir 2 jam Daehwi dipukuli. Dihajar habis-habisan dan dicaci maki begitu keras. Daehwi hanya seorang remaja berusia 16 tahun jika Tuan Bae lupa. Daehwi tidak pantas mendapatkan kekerasaan semacam itu untuk kesalahan yang dilakukan ibunya.

Daehwi di buang ditengah jalan bersalju dengan seragamnya yang sudah robek di banyak tempat. Menggigil kedinginan tanpa tau arah. Tubuhnya sakit. Dan hatinya juga sakit.

Hampir tengah malam saat salju mulai turun lagi dengan derasnya. Daehwi melangkah tertatih menembus dinginnya salju. Berharap bisa menemukan tempat untuknya berteduh dari badai salju untuk sejenak. Lelah sekali rasanya.

Daehwi hampir putus asa. Tubuhnya sudah kaku karena kedinginan. Sakit sekali.

Dan diujung kesadarannya, Daehwi melihat cahaya terang yang menyilaukan matanya. Sebuah mobil Ferrari merah berhenti disebelahnya. Dan sesosak pemuda tampan menghampirinya dengan membawa selimut baby blue dan membawa Daehwi yang masih linglung kedalam mobilnya.

Daehwi menggigil ketika sampai didalam mobil. Dia meremat selimut dengan kuat. Menghiraukan keberadaan pemuda yang menolongnya.

"Kau mau kuantar kerumah sakit?" Suara pemuda itu menghentak lamunan Daehwi tentang rasa dinginnya.

Giginya yang bergemerutuk mencoba untuk menjawab. "Ma-maaf tuan. Te-tatapi saya tidak punya uang sama sekali. Bisakah tuan mengantar saya pulang saja?" Daehwi tidak enak, sungguh. Dia tidak ingin lebih merepotkan orang yang menolongnya ini.

"Tak apa. Aku akan membayarnya. Jangan sungkan eum?" Suara lembut itu mau tidak mau membuat Daehwi menoleh. Dan wajah tampan didepannya ini membuat Daehwi terpesona. Apakah dia malaikat?

Daehwi tidak pernah tau apa itu cinta. Dia seorang introvert yang tidak banyak memiliki teman. Dia hanya sering menghabiskan waktunya dengan belajar dan belajar. Dan sekarang, Daehwi ingin bertanya, apakah cinta pada pandangan pertama itu nyata adanya?

"Namaku Jinyoung. Siapa namamu? Dan sepertinya kau lebih muda dariku." Pemuda itu berucap sembari sesekali tersenyum pada Daehwi.

"Daehwi. Lee Daehwi." Semburat merah samar muncul dipipi Daehwi yang babak belur. Malu sekali rasanya.

Setelah pertemuan pertama mereka, baik Jinyoung maupun Daehwi seolah sama-sama menunjukkan ketertarikan mereka. Jinyoung yang memberi Daehwi banyak perhatian, yang Daehwi terima dengan senang hati. Daehwi memasukkan nama Jinyoung begitu dalam dihatinya. Tidak sekalipun dia mengantisipasi jika suatu saat dia akan terluka karenanya.

Hingga malam itu, Daehwi memberikan apa yang diminta Jinyoung. Daehwi memberikan tubuhnya. Seutuhnya menjadi milik Jinyoung meskipun tanpa ikatan di hubungan mereka. Jinyoung tidak pernah mengatakan jika dia mencintai Daehwi. Begitupun Daehwi yang terlalu pengecut untuk menyatakan perasaannya.

Malam yang panjang untuk mereka. Dengan desahan dan derit ranjang yang menggema. Dan mulai malam itu, perlahan Daehwi melupakan lukanya terhadap kepergian ibunya.

Semua berjalan lancar sebelumnya. Mereka akan melakukan Making Sex setiap malam, atau lebih tepatnya setiap Jinyoung meminta. Sampai Daehwi melihat Jinyoung tengah berciuman dengan seorang perempuan di dalam sebuah cafe dekat daerah Gangnam.

Daehwi tau bukan porsinya untuk marah kepada Jinyoung. Bukan hak nya untuk cemburu karena mereka memang tidak terikat. Tapi apa Jinyoung tidak pernah menganggap spesial hubungan mereka? Apa hanya Daehwi yang terlalu berharap?

Daehwi pulang ke apartment nya dengan perasaan campur aduk. Dia terluka lagi.

Jinyoung datang seperti malam malam sebelumnya. Menyetubuhinya dengan lembut seperti sebelumnya. Dan Daehwi menerimanya meski dengan setengah hati. Dia ingin kejelasan. Tapi Daehwi terlalu takut untuk bertanya.

Daehwi takut Jinyoung meninggalkannya.

Hubungan mereka berubah. Jinyoung berubah kasar dan dingin. Jinyoung bahkan menyetubuhinya dengan kasar seolah tengah bercinta dengan seorang jalang diluar sana. Daehwi bisa melihat banyak kemarahan dimata Jinyoung. Kepadanya. Tapi apa salah Daehwi?

Jinyoung yang datang sebagai malaikat penolong berubah menjadi iblis yang menghancurkan.

Pernah Jinyoung datang dalam keadaan mabuk. Memaki Daehwi. Meneriakinya sebagai "son of bitches" yang membuat Daehwi kaget setengah mati.

Jinyoung sedang kemasukan roh jahat atau apa? Mereka baru bertemu dan Jinyoung sudah membentak dan mengatainya seperti itu. Apa salah Daehwi?

Dan malam itu, Daehwi tau satu kenyataan baru. Jinyoung adalah seorang Bae Jinyoung. Anak dari keluarga yang dihancurkan ibunya. Kenapa dunia sesempit ini?

Daehwi tidak tau harus bersikap bagaimana. Satu sisi dia ingin pergi sejauh mungkin dari Jinyoung yang selalu menyakitinya. Tapi kemana dia harus pergi? Selama ini Jinyoung sudah seperti 'Rumah' yang Daehwi tempati.

Fakta bahwa Jinyoung juga cinta pertamanya, yang mengajarkannya apa itu cinta, meskipun hanya cinta sepihak, itu masih dianggap cinta kan?

Daehwi tidak bisa pergi, tidak bisa. Karena rasa cinta dan bersalahnya. Karena Daehwi tau, Jinyoung bukan orang jahat, pada awalnya. Karena Daehwi yakin, Jinyoung yang menolongnya dulu adalah orang yang sama dengan Jinyoung yang sedang memaki dan memukulinya sekarang.

Cinta bisa merubah semua hal bukan? Dan Daehwi memutuskan untuk bertahan dengan cintanya. Dengan Jinyoung yang tetap menjadikannya boneka sexs dan samsak tinju atas kemarahan Jinyoung pada Ibu Daehwi.

Tapi satu saja harapan Daehwi. Semoga Tuhan memberikan kebahagian kembali untuk Jinyoung. Seperti sebelum ibunya merebut semua itu. Daehwi hanya berharap, suatu saat mereka akan bahagia bersama.

Meski membutuhkan waktu, Daehwi akan menunggu.

Karena Tuhan pasti akan mengabulkan permintaannya. Iya kan?

.
.
.
.

FLASHBACK END

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang