Untitled-tears

531 66 3
                                    

Take your love from me

.
.
.
Daehwi berada dalam bawah sadarnya. Diantara pemandangan indah yang menghipnotis dirinya. Awan bergulung berwarna putih dengan latar belakang birunya langit. Daehwi menyukainya.

Daehwi duduk di sebuah bangku kayu coklat yang berada di samping sungai dengan air susu yang mengalir. Lagi lagi Daehwi menyukainya.

Seekor anjing kecil mendekat kearah kakinya. Membuat Daehwi tersentak terkejut namun sedetik kemudian, senyumnya mengembang.

"Aigooo. Mong-mongie, kenapa kau bisa berada disini?" Daehwi terkekeh pelan sembari mengangkat anjing berbulu putih lebat itu keatas pangkuannya.

Aunggg(?)

Anjing kecil itu menatap Daehwi sembari mengerung pelan. Mata bulatnya dengan kornea hitam yang begitu memikat menatap Daehwi seolah tertarik.

"Aiiiiiihhh, lucu sekali sihhh. Aku akan membawamu pulang, dan merawatmu mong-mongie." Daehwi mengelus dan memeluk dengan sayang.

"Daehwi-ah." Sebuah suara membuyarkan acara Daehwi dengan anjing kecilnya. Daehwi menoleh kesamping, tempat dari mana suara itu berasal.

"A-appa." Daehwi terbelalak. Sosok ayahnya dengan balutan baju serba putih berdiri disana dengan senyum cerah mengembang.

Sosok yang Daehwi panggil sebagai 'Appa' itu mengangguk sekali dan merentangkan tangannya. Menandakan bersedia menerima Daehwi dalam pelukannya.

"A-appa." Daehwi berlari hingga hampir terjatuh. Dan menabrakkan diri dalam rengkuhan ayah yang sangat dirindukannya.

Daehwi menangis begitu keras. Sepertinya sudah lama sekali dia tidak menumpahkan perasaannya kepada orang lain. Tidak pada ibunya, tidak pada Jihoon sahabatnya, dan tidak juga pada Jinyoung.

Lama sekali Daehwi menangis. Ayahnya dengan sabar memeluk dan mendekap putra satu-satunya itu dengan erat. Sembari mengelus rambut almont Daehwi dengan lembut.

"Menangislah nak. Appa ada disini bersamamu." Suara ayahnya membuat Daehwi semakin nyaman. Sudah lama sekali dia tidak mendengar suara itu. Suara yang mungkin sudah dia lupakan.

Tangisan Daehwi mereda. Beban yang dia rasakan serasa hilang tak berbekas. Dia mendongakkan kepalanya untuk menatap sang ayah. Manik tak seimbangnya menatap begitu rindu pada sosok didepannya ini.

"A-appa, Daehwi rindu sekali dengan appa." Adunya dengan manja.

"Eihhh. Anak Appa sekarangkan sudah besar, sudah akan memberi appa cucu, jangan manja begitu eum?" Balas ayahnya sembari mencubit pelan pipi tirus Daehwi.

Daehwi tersentak. Ingatannya kembali. Tentang bayi yang tumbuh dalam dirinya, tentang keupnormal-annya dan tentang Bae Jinyoung, ayah dari bayinya.

"Appa, mianhe. Daehwi bukan anak yang baik untuk appa. Mianhe Appa." Daehwi menangis lagi. Merutuki semua perilakunya yang pasti sudah mengecewakan ayahnya. Daehwi menyesal sekali.

"Hei, nak. Ini bukan sepenuhnya salahmu, sayang. Appa mengerti itu. Ini salah Appa juga karena sudah meninggalkanmu saat kau masih terlalu kecil." Ayahnya membawa Daehwi kedalam pelukannya kembali. Memberi rasa aman dan nyaman untuk sang putra.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang