Untitled-It's Alright It's Love

443 57 5
                                    

What can I do if I don't have you?

Like a worn out robot

My heart is stopped and it's always cold

Tok Tok Tok

Daehwi terperanjat dari tidur ayamnya siang itu, suara pintu apartment nya yang diketuk membangunkannya.

Bangun dari pembaringan dan memakai slipper abu-abunya. Melangkah dengan hati-hati sembari memegangi perut dan pinggangnya dengan kedua tangan.

Membuka pintu untuk melihat siapa tamu yang datang. Sosok Samuel berdiri dengan senyum lebar didepannya ketika pintu terbuka.

Daehwi menatapnya dengan kepala dimiringkan. Berkedip beberapa saat dan melongok kedalam rumahnya untuk melihat jam. Masih pukul sebelas.

"Tidak kuliah?“ tanya Daehwi.

" Aku pulang lebih awal hari ini. Dosenku tidak hadir. Menyebalkan sekali kan?" Samuel mencebik menceritakan bagaimana kesalnya dia karena dosen botak dan tua itu membatalkan kelas dengan seenaknya.

“Aku membelikanmu satu set makanan Korea sebelum kesini. Ayo makan siang bersama." Lanjutnya sambil mengangkat bawaannya dengan tangan kirinya.

"Masuklah." Daehwi memundurkan dirinya. Memberi jalan agar pemuda tinggi itu bisa masuk kedalam rumah kecilnya.

Samuel dengan tenang meletakkan kotak makan itu di atas meja pendek di tengah ruangan. Daehwi mengambil posisi duduk diatas bantal duduk yang dibelikan Samuel beberapa hari yang lalu.

Menyamakan duduknya dan mengelus perutnya agar bayinya juga merasa nyaman dan tidak bergerak begitu aktif. Bukannya Daehwi tidak suka, hanya saja kondisinya tidak begitu baik hari ini.

Daehwi menopang kepalanya dengan tangan kanannya. Memijit pelipisnya yang sedikit pusing.

Samuel duduk didepannya setelah mengambil sebotol air dari dalam kulkas kecil Daehwi dan dua buah gelas. Dia sedikit bingung karena Daehwi tidak seaktif biasanya.

"Kau tak apa?“ tanya Samuel.

" Entahlah. Kepalaku sedikit pusing." Jawab Daehwi. Dia menelungkupkan kepalanya di meja. Meski sedikit tidak nyaman karena perutnya mengganjal.

Samuel mendekat dan menyentuh kening Daehwi dengan telapak tangannya. Sedikit menjengit kaget karena suhu tubuh Daehwi yang sedikit tinggi.

"Kau sedikit demam. Mau aku antar kerumah sakit?“

Daehwi menggeleng. Mengangkat kepalanya dan menatap Samuel dengan mata sayunya.

" Aku tak apa. Mungkin akan segera sembuh jika aku banyak beristirahat." Ucapnya sembari tersenyum lemas.

"Aku akan membuatkanmu bubur." Samuel sudah akan berdiri jika Daehwi tidak menahan tangannya. Menggeleng pelan dan menyuruh Samuel kembali duduk.

"Aku akan makan ini saja. Setelah itu aku akan tidur.“

" Baiklah. Ayo makan." Samuel membuka kotak makan itu. Berisi kimbab tuna dan sayur yang sudah lama tidak Daehwi lihat. Telur gulung, bulgogi, tumis bayam dan ikan teri manis sebagai makanam sampingan. Rasanya Daehwi rindu sekali dengan makanan dari negaranya itu. Daehwi rindu dengan 'rumah'nya.

Samuel menyerahkan sepasang sumpit pada Daehwi. Dan diterima dengan tangan gemetar Daehwi. Dengan pelan Daehwi menyumpit sepotong kimbab dengan tangan kirinya. Memasukkannya dengan perlahan kedalam mulutnya. Mengunyahnya dengan hati-hati.

Matanya memanas. Rasanya sudah lama sekali dia tidak makan makanan seperti ini. Susah untuk mencari makanan seperti ini di L.A, dan harganya tentu saja tidak murah. Dan Daehwi lebih memilih untuk menyimpan uangnya dari pada memuaskan rasa rindunya pada negaranya.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang