-13-

1.7K 33 4
                                    

Haiiiiiiiii.....

Salam kenal semuanya...

Makasiiih..makasiiih buat semuanya yang udah mau baca,,,vote, ataupun komen...

Ini cerita puanjaaang yang pertama kali berhasil aku bikin... Biasanya sih aku buatnya sebatas cerpen-cerpen aja..

Jadi maap,,kalo masih banyak kekurangannya...


Ditunggu Vote, apalagi komen-komennya ya...

;)

Va

                  ……………………………………………………….       

        Riani melamun di kamarnya. Ia benar-benar merindukan Dewangga. Sikap Dewangga yang menjauhinya benar-benar menyakiti hatinya. Ia harus tahu alasan semua sikap-sikap Dewangga. Berkali-kali ia menghubungi Dewangga kembali, tetapi Dewangga tidak mengangkat teleponnya.

Pikirannya melayang pada kejadian tadi siang. Ian menjemputnya sepulang kerja. Ia mengatakan ada sesuatu yang perlu mereka bicarakan. Riani sedikit salah tingkah ketika menyadari mereka hanya berdua, tanpa Kevin. Hari ini Kevin pulang dijemput mama Ian.

Riani pun menyadari bahwa ia semakin kagum pada semua sifat dan sikap Ian. Ian mengungkapkan secara gamblang semua perasaannya, bahwa ia jatuh cinta pada Riani dan mengharapkan Riani bersedia menjadi ibu bagi Kevin. Riani terperangah. Ketika hatinya bimbang dengan perasaannya pada Dewangga, Ian malah mengungkapkan keinginan untuk meminang hatinya.

Riani mengeraskan hatinya. Bila Dewangga memang benar-benar ingin menjauhinya, maka ia akan menutup hatinya untuk Dewangga, dan akan belajar membuka hatinya untuk Ian.

**       

Seharian mama Dewangga sudah sibuk di dapur. Nanti malam, Ian mengundang Riani dan keluarganya untuk makan malam di rumah mereka. Mama mereka memastikan semuanya benar-benar sempurna. Ia sangat bahagia Ian jatuh cinta pada Riani dan berharap mereka bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih serius lagi.

            “Angga,” panggilnya.

            Dewangga menoleh, ia membantu mamanya menyiapkan makan malam. “Kenapa ma?”

            “Kamu nggak ngundang Ishana sekalian?”

            Dewangga mendengus, “Ngapain ngundang dia ma?”

            “Mama itu sayang banget sama Ishana. Dari dulu mama berharap dia bisa jadi menantu mama. Waktu dia pacaran sama Ian, mama ngerasa impian mama bisa jadi kenyataan. Tapi ternyata..” Mama menghela nafas. “Yah, mungkin memang mereka belum berjodoh. Tadinya mama berharap, walaupun dia udah nggak sama Ian, dia tetap sering main kesini, apalagi dia kan sahabat kamu.”

            “Perasaan Ishana waktu itu kacau banget ma. Walaupun keliatannya dia tetap ceria gitu, tapi hatinya hancur banget. Dia cinta banget sama Ian,” dan sepertinya sampai sekarang tidak berubah, ucap Dewangga dalam hati.

            “Makanya itu, aku nggak pernah menceritakan apa-apa tentang Ian ke dia, Ma. Kalau aku ngundang dia, bisa-bisa makan malam kita bakal berjalan canggung ma.”

GORESAN LUKA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang