Day - 11

19K 3.2K 99
                                    

Kenapa ada getar asing setiap dua jiwa bertemu? Apa benar, sebuah rasa kembali hidup pada kepingan hati yang telah lama mati?
*****
Aequalis
Keping 11
*****

Rivera merasa punggungnya remuk. Padahal seingatnya, saat menarik Aira hanya ada berberapa bongkah pecahan bangunan yang mengenai punggungnya. Tidak besar, karena Rivera yakin, punggungnya baik-baik saja.

Namun ada perasaan aneh, saat Samudera terlihat panik begitu melihat keadaannya. Bahkan ia tidak menyangka, bahwa Samudera sangat detail melihat kondisi tubuhnya, ia bahkan tidak tahu bahwa ada luka gores di sudut kanan dahi. Dan lagi, luka itu sudah tertutupi poni dengan sangat baik.

Rivera bahkan merasa ia seperti kerbau yang dicucuk karena mau-mau saja mengikuti perintah Samudera. Mana sifatnya yang selalu menentang laki-laki itu? Kenapa ia hanya terpaku menerima segala perlakuan laki-laki itu?

"Bagaimana keadaan kamu?"

Suara itu nyaris membuatnya terlonjak. Sejak kapan Samudera duduk di sampingnya?

Rivera menjumput rambut ke belakang telinga untuk menutup rasa canggung yang tiba-tiba datang. "Sudah lebih baik dari kemarin."

Samudera terlihat menggenggam sesuatu di tangannya. "Punggung kamu sudah lebih baik?"

Rivera mengangguk yakin. "Cuma lebam, semalam Ovi menjadi perawat yang baik untuk saya."

Ya, Rivera tidak bohong, semalaman penuh Ovi mengusapkan krim anti nyeri ke punggungnya. Sahabatnya itu juga dengan telaten mengganti perban asal-asalan yang sebelumnya dibuat oleh Samudera.

"Harusnya kamu lebih berhati-hati. Jika ada yang mencurigakan, kamu bisa bilang ke petugas keamanan, jangan melakukan apapun sendiri seperti ini. Keadaan masih belum stabil." Samudera mulai mengomel, sedangkan Rivera tiba-tiba jengah. Kenapa laki-laki ini banyak mengomel  padanya akhir-akhir ini? Memang dia tidak punya pekerjaan lain?

"Daripada Pak Samudera ngomel nggak jelas ke saya, lebih baik Pak Samudera melakukan pekerjaan lain yang lebih penting. Mencoba mengambil keputusan misalnya." sahut Rivera sarkas.

Raut wajah Samudera tiba-tiba berubah mendung. "Kamu tahu betul, saya tidak pernah bisa melakukannya."

"Bohong." Rivera mengendik. "Tiap orang yang berkata tidak akan pernah menjatuhkan pilihan, adalah omong kosong."

Rivera bangkit dari bangkunya, membiarkan Samudera mengerutkan dahi heran menatapnya.

"Dari awal kita membuka mata, kita selalu dihadapkan pada sebuah pilihan." Rivera menoleh dibalik bahu. "Bahkan saat Pak Samudera bertemu saya seperti ini, tanpa sadar Pak Samudera telah mengambil sebuah pilihan. Pak Samudera hanya jatuh dalam ketakutan tak berdasar."

Rivera bisa melihat Samudera mengepal tangannya erat. Namun sebisa mungkin gadis itu tetap mencoba untuk tenang.

"Kamu nggak pernah tahu, pilihan yang saya ambil, keputusan yang saya anggap paling benar, telah membuat saya membunuh orang-orang yang saya cintai! Kamu nggak pernah tahu, saya nyaris gila dan melepas semua yang saya capai karena rasa bersalah saya!"

Rivera memunggungi Samudera, cukup terkejut karena nada bicara Samudera yang naik. Samudera dan emosinya adalah dua hal penting yang membuat kepala Rivera pening.

"Saya memang nggak tahu, tapi jangan sampai sifat Pak Samudera yang ini menyusahkan orang lain. Apalagi kami, tim Pak Samudera. Kami ingin Ketua Tim kami bersikap sama seperti Ketua Tim yang lain. Bukan berlindung dibalik pilihan orang lain."

Rivera sudah tidak peduli lagi, ia mengeluarkan semua yang ia pikirkan tentang Samudera. Laki-laki itu membuatnya berpikir tanpa mengetahui ujung. Ada berberapa pertanyaan yang terbersit dalam pikiran Rivera, kenapa Samudera menjadi Ketua Tim padahal dia tidak mampu mengambil keputusan? Apa benar, Samudera adalah seorang pemimpin hebat di masa lalu? Apa yang membuat Samudera menjadi seperti sekarang ini? Dan yang lebih berbahaya, ada beberapa perlakuan Samudera yang membuat jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. Seperti sekarang ini, saat Samudera tiba-tiba duduk di sampingnya, dengan raut khawatir yang Rivera yakin, bukanlah pencitraan ataupun kamuflase. Orang seperti Samudera tidak akan membuang waktunya untuk hal yang sepertinya percuma.

AequalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang