***
Sekuncup mawar merah semerbak menebar aroma khas. Aku masih di sini, bergelung dengan jejak nestapa membekas. Sudah terbilang lama menyesap perihnya sembilu kesendirian. Aku memang tak berakal lagi.
Sepi melindu menyesak kalbu. Rapalan ingin melupa mengecoh bibir berucap janji, nyatanya pesona masa lalu bertahta dan berkutat sedemikian pongah. Aku memang tak kuasa bangkit dari semua soalan itu.
Kemudian pagi datang membawa harapan baru. Silih berganti kembang setaman menawar wangi baru, apakah tak ada yang lebih indah bila mengganti cenung kesedihan pada seuntai senyum peluruh pilu? Aku tertatih namun ingin berjuang melawan kemelut diri.
Sejak pertama mengenal rupa juga sapaan lembutnya, aku menemukan kembali jati diri yang dulu pergi. Kuingin merangkai kata juga diksi menawan sukma pada sajak-sajak romansa. Kuingin mengukir kenangan baru meski tak seperih dahulu. Kuingin kau ada mengisi bait-bait rindu dalam selarik puja asmara ini.
***
~MADIKA~Makassar 140119
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjejak Rasa ( sekumpulan prosa, prosais & puisi )
PoesieIni tentang rasa Tentang sebuah perjalanan hati menemukan pemiliknya Bergelimang resah, penantian, kesakitan, serta kehilangan akan kepercayaan pada cinta Namun menunggu adalah keikhlasan meski terkadang perih melukai Publish ~ 08 Desember 2018