Kutemukan cahaya paling berbinar di antara dua pasang matamu yang kuyuh. Menyeretku semakin ingin melanglang di kedalaman tanpa batas.
Kau begitu pongah, berkata-kata penuh ruah pada setiap rona yang menatap. Hingga buatku tanpa jeda ingin kembali kalah oleh asa yang membuncah.
Sungguh adamu adalah tatih yang ingin kuakhiri meski langkah itu masih tegap oleh harapku. Tak perlu kau tahu pula tentang semangat ini yang terus membara agar secuil saja kau tahu.
Bahwa, di setiap pejam mata pada rebahan. Dedoa itu terpatri di bibir untuk terus melihatmu dari sini. Dari segala ingkar yang kupujakan. Dari segala damba yang lenakan pikiran.
.
Kota Daeng, 20 Mei 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjejak Rasa ( sekumpulan prosa, prosais & puisi )
PoetryIni tentang rasa Tentang sebuah perjalanan hati menemukan pemiliknya Bergelimang resah, penantian, kesakitan, serta kehilangan akan kepercayaan pada cinta Namun menunggu adalah keikhlasan meski terkadang perih melukai Publish ~ 08 Desember 2018