Gigil menusuk sendi tulang zum-zum
Angin pun menderu embuskan sejuta nestapa bergelar kenangan
Sedang rinai mengecap tanah nan gersang
Aroma petrichor menyatu menyapa ingatan
Tersendat diri pada sebuah kisah yang pernah pogah bertahtaDesember datang lagi, Puan
Meremuk redamkan sepi bergelung rindu biru
Bentang harapan masih menyisa
Mendayu di peraduan bisu
Mendekap sudah diri pada kenyataan pahit
Kau memilih pergi dengannya
Seorang perempuan yang kusebut, sahabatkuKejam!!
Kau sungguh kejam menitip luka pada jantungku
Sementara hatiku tulus menyayangi semua ketidaksempurnaanmu
Apa yang kau cari?
Patah hatiku?
Setelah kau tahu aku pernah menjadi kekasih dari sahabatmu pula?
Apa yang ingin kau lampiaskan?
Rasa bersalahku atau rasa menyesalku meninggalkan dia tanpa alasan?Terlalu!
Aku menempatkan rasamu sebagai hadiah termanis untuk kerelaanku menepi dari hadirnya cinta
Namun kau tak pernah tahu
Akulah puan yang terluka oleh lakunya
Kau tak mau tahu itu
Yang kau tahu hanya mendepakku dari hidupmu
Sementara kau sadar, akulah cinta pertamamu._______________
Makassar, 261218
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjejak Rasa ( sekumpulan prosa, prosais & puisi )
PuisiIni tentang rasa Tentang sebuah perjalanan hati menemukan pemiliknya Bergelimang resah, penantian, kesakitan, serta kehilangan akan kepercayaan pada cinta Namun menunggu adalah keikhlasan meski terkadang perih melukai Publish ~ 08 Desember 2018