***Menanar tatap di antara kabut merundung pelupuk
Di ujung jalan penuh liku, ada tatih lelah merasuk
Pikirku ia bagai embun membasuh dahaga kemarau
Tersandung cenung pada untai kisah yang ia rancu
***
Mengeping sudah meremuk kalbu
Sesak meraja melarung hadirkan keluh
Mengapa senyata ini sukma dan cinta tersungkur di peraduan lusuh?
Mengapa sekejam ini hati dan raga tertikam belati dustamu?
***
Aku, aku yang memulai mengeja, melarik juga meramu aksara penuh puja
Kepada sepi yang menguar di bait itu.Aku, aku yang memulai semua cerita hingga terpedaya kini menggenggam pelana duka
Kepada semua ketidakjujuran laku, menyerah sudah diri mengejar fatamorgana.Biar mengusai harapan yang tak berujung sua
Biar sendiri mengalung jejak-jejak tak menapak tatap
Biar kisah itu pelengkap romansa tak bahagia
Biar kita hanya sebagai pelaku tanpa menyesap manisnya candu temu
***
MADIKA
Makassar, 1 September 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjejak Rasa ( sekumpulan prosa, prosais & puisi )
PoesíaIni tentang rasa Tentang sebuah perjalanan hati menemukan pemiliknya Bergelimang resah, penantian, kesakitan, serta kehilangan akan kepercayaan pada cinta Namun menunggu adalah keikhlasan meski terkadang perih melukai Publish ~ 08 Desember 2018