"sona sona"-panggil aera yang langsung duduk di samping sona
Ya sona sedang berada di kelas, duduk dengan manis serta membaca novel kesayangannya .
"ada apa si ra? Heboh banget lo"-protes sona
Mata sona masih menatap novelnya.
"gua punya berita news"-aera
"hmm"-sona
"son lu denger gua ga si"- protes aera yang langsung mengambil buku novel dari tangan sona
Sona yang melihat kelakuan sahabatnya hanya bisa menarik nafasnya
"iyaiya gua denger, kenapa si ada apa? Berita apaan? Faedah ga"-sona
"kepo juga kan lo"-aera
"mau cerita ga si buruan dah gua lagi asik baca novel juga"-sona merebut novel dari tangan aera
"iyaiya, gini lo tau osis sedang ada raziaa hari ini"-aera
"ohhh"-sona
"kok oh doang? Lu ga takut histeris gitu, atau langsung ngapain gitu ga takut kena razia? "-aera
"aera sayang, buat apaan gua takut gua bawa alat kosmetik ae enggak!"-sona
"iya si seorang sona mana mau make makeup² gitu"-aera
"mksd lo apa nyet"-sona
"gak gak"-aera
⏰⏰⏰
"tolong tas kalian di keatasin"- ucap salah satu osis
Sona menaruh tasnya di atas dengan mata yang tak lepas dari handphonenya.
"tolong dong kalo ada orang yang berbicara tatap jangan di kacangin dengan handphone"- protesnya
Sona kenal ya sona kenal, itu suara ketua osis dengan segala kepopulerannya.
Tapi sona tidak menghiraukannya, ia masih sibuk menstalking oppa
Karena ya yang main hape bukan hanya sona doang yakan?
"son lo di tegor itu"-aera menyenggol badanku
Aku hanya menatap aera malas dan menatap seseorang yang sedang menyindirnya
Ya siapa lagi kalo bukan park jimin ketua osis sialan itu.
"sungguh tidak sopan"- ketus seseorang perempuan yang berada di samping park jimin
Ya siapalagi kalo bukan sekertaris osis yang pernah digantikan oleh sona
Seulgi.
Sona hanya menatapnya dengan tatapan malas dan tajam terhadap seulgi.
⏰⏰⏰
"son lu mau pesen apa dah? "-ucap aera yang sedang berada dikantin bersama sona
"ga nafsu"-sona
"kenapa lagi si lo? Mood lu gabaik mulu dah perasaan!"-aera
"emng, udh ah gua mau ke kamar mandi kebelet sat"-sona
Sona langsung bangkit dari tempat duduknya
Aera cuma bisa diam melihat sahabatnya melangkah pergi.