9. Langganan

169 8 1
                                    



Bonus pict Reyhan
Happy Reading....










"Es batu? " Karin masih saja menanyakan kenapa Della bilang jika dia menabrak 'es batu'. Padahal Della sudah bilang, kalau ia akan menjelaskannya di kelas.

"Ish, kan udah dibilangin. Di kelas aja bahasnya. " Della sudah geram dengan Karin yang terus saja bertanya 'es batu'.

Mereka berdua akhirnya masuk ke kelas dan duduk di bangku masing-masing. Tak ada yang membuka suara, sampai akhirnya Karin berkonentar saat Della menggunakan minyak kayu putih.

"Della, busuk tau. " Karin mencubit hidungnya untuk menghalangi wangi dari minyak kayu putih masuk ke indera penciumannya.

"Apanya yang busuk Rin? ini wangi kali, " bela Della.

"Busuk keyak gitu dibilang wangi, " ucap Karin masih mempertahankan opininya. Karin memang kurang suka dengan wangi-wangian yang terlalu menyengat, contohnya minyak kayu putih.

"Lah ngeyel, ini cium kalau gak percaya. " Della menyodorkan telapak tanganya yang tadi ia olesi minyak kayu putih ke hidung Karin.

Karin yang tidak menyuakai wanginya segera menjauhkan tangan Della dari hadapannya. Lalu kembali menutup hidungnya, karena wangi minyak kayu putih itu masih menyeruak di udara.

"Kenapa lo gak suka minyak kayu putih? " tanya Della penasaran. Yang Della tahu banyak orang yang suka dengan minyak kayu putih ini, karena di dalamnya ada bau aroma terapi. Mungkin kalau minyak kayu putih yang biasa Della akan memaklumi, tapi ini yang ada wangi lavender tapi kenapa Karin bilang busuk.

"Gue gak suka minyak kayu putih yang ada aroma terapinya. Gue lebih suka minyak katu putih murni, dari pada yang dicampur lavender, rose dan sebagainaya. "

Della mengangguk paham, penjelasan Karin yang cukup panjang membuatnya mengerti. Lalu, ia menyimpan minyak kayu putihnya ke dalam tas. Takut, jika Karin akan terganggu oleh aromanya.

Bel masuk sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu. Tapi gurunya masih belum masuk juga. Padahal semua murid sudah masuk kelas, kecuali empat manusia yang memang terkenal karena ulah nakalnya.

"Ada Bu Hesti woy!" ucap Salah satu murid kelas Karin.

Setelah mendengar berita itu, semua murid sudah duduk rapi di kursi masing-masing. Tak ada yang mengeluarkan suara lagi. Semuanya berpura-pura belajar, ada yang membolak-balik buku bersikap seolah belajar. Ada juga yang pura-pura menulis, padahal aslinya cuma coret-coret nama doi.

Bu Hesti pun masuk dengan membawa tas selempangnya yang baru ia beli minggu kemarin. Katanya, harga tas itu lebih mahal dari harga motor Reyhan. Tentu semua orang yang ada di kelas tidak percaya, berapa harga motor Reyhan saja mereka tidak tahu. Apalagi Bu Hesti, yang memang selalu omong kosong.

Semua mata mandang Bu Hesti yang datang dengan begitu anggun. Baik siswa maupun siswi tengah membicarakannya. Termasuk Della dan Karin.

"Liat deh matanya, pake bulu mata palsu segala. Dasar guru ganjen, " kata Della dengan menunjuk-nunjuk wajah Bu Hesti menggunakan dagunya.

Karin mengikuti arah pandang Della, ia hanya menggelengkan kepalanya maklum. Walaupun Karin baru 1 bulan sekolah di SMA ini, tapi hampir seluruh guru Karin tahu namanya dan bagaimana sifatnya. Itu semua karena Della, dia lah yang memberitahu Karin.

"Siang anak-anak, " sapa Bu Hesti.

"Siang Buu!!! " jawab seluruh penghuni kelas dengan lantang.

BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang