13. Teman Bahagia

147 7 0
                                    



I am Back🎉🎉🎉

Jangan jadi silent readers yaaa🙏








🌷HAPPY READING🌷










Karin menghembuskan napas lega. Dia sangat beruntung, karena guru yang sedang mengajar sudah keluar sebelum dia masuk kelas. Kalau tidak, bisa-bisa Karin mendapatkan hukuman lagi.

"Dari mana Rin?" tanya Della yang sibuk mengecat kuku-kukunya dengan kutek berwarna merah.

"Taman belakang."

"Ngapain?" Della sedikit berdecak saat kuteknya mengenai kulit putih jari manisnya.

"Dihukum," kata Karin tak ketinggalan dengan dengusan kasarnya.

Gadis berambut sebahu itu menarik kursinya mendekati Karin. "Gara-gara tadi ya?"

"Iya," jawab Karin malas.

"Maaf ya Rin, gara-gara gue lo dihukum."

Karin menatap datar Della yang tengah menunduk merasa bersalah. Lalu tangan Karin meraih kutek yang dipegang Dela.

"Santai kali Del. Gue udah biasa," kata Karin tanpa sadar yang jelas-jelas membawa rasa penasaran Della.

"Udah biasa gimana?" ujar Della yang membuat Karin mati rasa.

Ini kedua kalinya dia berbicara sembarangan, yang pasti berbahaya untuk dirinya. Sebisa mungkin Karin mencari topik untuk mengalihkan perhatian Della.

"Biasa pasangin kutek maksudnya, hehe."

Karin langsung menarik tangan Della, lalu memasangkan cat kuku berwana merah itu. Della yang melihat hanya bisa diam, dia masih belum mengerti keadaan. Karena tidak mau pusing, Della memutuskan untuk diam.

"Rin!!" sebuah tangan menepuk meja dihadapan Karin dengan keras.

"Astagfirullah," ucap Karin dan mengelus dadanya.

Karin dan Della menatap pelakunya dengan tajam. Sorot mata mereka menujukkan peperangan. "Apaan sih Rey?!" tanya Karin kesal.

Reyhan berkacak pinggang. Menatap Karin tak kalah tajam. Lalu menarik napas panjang.

"Lo tuh yang kenapa! katanya mau ke kelas bareng. Eh, taunya ninggalin." Reyhan masih menatap tajam Karin. Bahkan mukanya dibuat semengerikan mungkin.

"Gue hampir aja ketangkep sama Bu Dora!" penjelasn Reyhan barusan membuat kedua gadis didepannya bergidik ngeri. Bagaimanapun bu Dora itu tidak sama dengan namanya. Jika namanya mirip dengan salah satu tokoh kartun anak-anak yang selalu berpetualang dan jarang pulang, tapi sering membuat anak-anak senang. Bu Dora jauh dari kata itu. Bahkan setiap kali bu Dora senyum bukannya membuat tenang, tapi malah kewalahan. Senyum bu Dora itu seperti senyum mafia, mematikan.

"Ya maaf, gue tadi buru-buru. Kebelet soalnya," Karin mencubit-cubit lengannya. Sebuah kebiasaan jika Karin bohong.

"Bohong!!!" kata Reyhan dengan menujuk Karin dengan jari telunjuknya.

"Enggak!!" balas Karin tak mau kalah, tapi masih dengan tangan yang mencubit lengan kanannya.

"Masa?" Reyhan mendekat dan menatap kedua mata Karin dengan sangat dekat. Bahkan jarak wajah mereka hanya sejengkal.

Hal itu spontan membuat Karin menjauhkan wajahnya dari Reyhan. Gadis itu mengalihkan pandangannya untuk mengurangi rasa malunya, karena ditatap sangat dekat oleh Reyhan di depan umum.

BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang