Reyhan,Rafa,Danis dan Evan masih memerhatikan lapangan yang semakin lama semakin ramai dengan murid baru.
"Eh woi liat deh yang itu,bening banget deh,"ucap Raffa sambil menunjuk kearah siswi baru yang memang cantik.
"Beningan yang itu kale."Tunjuk Evan kearah siswi perempuan berambut sebahu.
"Tapi tunggu deh,liat yang itu.Manis deh,imut gitu,gemes deh liatnya,"celetuk Danis yang memerhatikan gadis cantik yang sedang berdiri di pinggir lapangan.
"Mana?"tanya Raffa,Evan,dan Rey serempak.
"Itu tu,yang lagi tegak di pinggir lapangan.Yang pake tas warna biru,yang sama temennya."kini Danis menunjuk kearah gadis tersebut.
"Yang itu?"tanya Reyhan dan menunjuk kearah gadis yang di maksud Danis,yang di balas anggukan kepala oleh Danis.
"Iye cakep deh,imut-imut gimana gitu,"celetuk Raffa."Mana bening banget,jadi tambah gemes,"sambung Raffa.
"Mendingan jangan deh,"celetuk Reyhan tiba-tiba."kenapa emangnya?"tanya Danis,Raffa dan Evan serempak.
"Kepo lo semua,"jawab Reyhan dan menjitak kepala sahabat sahabatnya,yang dihadiahi tatapan tajam oleh sahabatnya.
"Lo kenal sama cewe itu Rey?"tanya Evan yang sudah sangat penasaran dengan kata yang diucapkan Reyhan barusan.
"Bukan lagi kenal,lebih dari kata kenal,"jawab Reyhan dengan muka yang diserius-seriuskan.
"Maksud lo?"tanya Efan yang belum mengerti maksud Rey.
"Gue sama dia itu-."Belum sempat Rey melanjutkan kata-katanya tapi sudah di potong saja dengan Danis.
"Pacaran?!"tanya Danis yang lebih seperti marah karena nada suaranya yang lebih tinggi.
Sedangkan Reyhan,Raffa,dan Evan bingung dengan perubahan sikap Danis yang tiba-tiba.Apalagi Reyhan,yang belum sempat melanjutkan kata-katanya karena sudah dipotong dengan Danis.
Sesaat setelah itu Reyhan punya ide yang lumayan bagus,ia tersenyum licik kearah Danis.
"Hmm,mungkin.Intinya gue sayang sama dia."Reyhan berusaha menahan tawanya agar tidak pecah saat itu juga.
Dilain sisi wajah Danis langsung berubah seketika menjadi lesu dan pasrah.
"Yowloh,padahal Danis baru aja dapet doi baru,eh ternyata doinya udah ada yang punya,mana yang punya sahabat Danis sendiri."Danis berucap dengan nada yang di dramatis-dramatiskan."Jijay,"celetuk Raffa.
"Alay,"sambung Evan.
"Tempat muntah mana woi?"ucap Reyhan yang berlaga ingin muntah padahal ia ingin tertawa sangat kencang.
"Serah lu pada,yang penting gue happy,"ucap Danis yang merubah ekspresinya dari dramatis menjadi sebal.
"Yee baperan lo jadi bocah,"ucap Reyhan yang sudah dapat mengontrol hasratnya untuk tertawa.
"Hey,gue bukan bocah ya.Udah gede gini masih di bilang bocah,katarak mata lo ya."Danis semakin kesal dan berlalu meninggalkan gerombolannya.
"Mampus,baper anak orang."Evan berbicara dan menatap kearah Reyhan dengan sorot mata yang mengisyaratkan bahwa Reyhan yang bersalah.
"Ngapa lo?"tanya Reyhan yang sudah tau maksud dari tatapan mata Evan.
"Udah woi,sekaranga malah kalian lagi yang mau ikutan.Mending kita ke kantin,pegel gue tegak disini."Raffa mencoba menghentikan aksi tatap-tatapan Reyhan dengan Evan.
Asek tatap-tatapan loh(:
"Ya udah ayok,kebetulan gue juga haus dari tadi ngomong terus,"ucap Reyhan yang diangguki oleh Evan pertanda setuju dengan pendapat Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND
Teen FictionReyhan, remaja tampan dengan seribu rahasia. Selama ini dia tak pernah mengingat masa lalunya. Sampai akhirnya dia bertemu Karin, murid baru dengan wajah yang dia rindu. Bukan Karin yang dia rindu, tapi wajah itu. Dan ternyata pertemuannya dengan K...