Twenty

10.7K 1.2K 16
                                    

Jungkook masuk kedalam kamar Taehyung. Dilihatnya Taehyung hanya duduk diam tanpa ada niatan bergerak atau sekedar mengeluarkan suaranya. Jungkook duduk disamping Taehyung. Membelai wajah Taehyung dengan lembut. Dia merindukan kekasihnya.

"Kakak sayang" bisik Jungkook

"Kakak maafin Kookie eum.. Apa kakak tidak rindu Kookie? Kookie rindu kakak" Taehyung masih enggan bersuara

"Kak Tae.. Kak Tae.. Kakak cinta kan sama Kookie.. Kookie percaya kakak sangat mencintai Kookie.. Kookie mencintai kakak.. Sangat"

"Kak.. Jawab dong" Jungkook beralih kedepan Taehyung dan tersenyum begitu cantik. Kemudian tanpa ragu si cantik mencium bibir si tampan dengan penuh kelembutan. Taehyung merasa kesadaran dan pikiran warasnya ditarik guna merespon rangsangan.

Hatinya bergemuruh merasakan sensasi luar biasa atas seluruh afeksi dari si cantik yang berstatus kekasihnya. Taehyung merespon dengan pergerakan tubuhnya. Dia memeluk erat pinggang Jungkook dan mulai menggerakan bibirnya. Jungkook tersenyum senang disela lumatan Taehyung.

Hingga Jungkook memutuskan tautan guna menatap Taehyung. Tatapanya kini berfokus, berfokus pada dirinya tidak kosong seperti tadi. Jungkook kembali membelai wajah Taehyung dengan lembut.

"Kakak marah pada Kookie? Kookie minta maaf kak, Kookie sayang banget sama kakak" Jungkook memeluk tubuh Taehyung dengan erat.

"Kookie bukan maksut meragukan kakak, Kookie hanya takut kehilangan kakak. Kalau kookie salah Kookie rela kakak hukum tapi jangan seperti ini kak. Kookie takut kehilangan kakak"

"Kookie" berhasil, Jungkook berhasil mengembalikan pemikiran Taehyung. Taehyung mau merespon Jungkook.

"Iya kak"

"Kookie"

"Semua salahku"

"Tidak.. Semua salah Kibum dan teman temanya. Bukan kakak"

"Salahku"

"Bukan kak hikss kakak tidak salah apapun"

"Jangan menangis" Jungkook mengangguk

"Kakak mengantuk tidak?" Tanya Jungkook dan Taehyung mengangguk

"Ayo tidur, Kookie temani eum?"

"Kiss" Jungkook tersenyum cantik dan langsung mencium bibir sang kekasih dengan senang hati.

"I love you kak" bisik Jungkook sebelum akhirnya keduanya jatuh kealam mimpi. Eric dan Hyojin tersenyum

"Apa ini pertanda baik paman?" Tanya Jin

"Iya Jin, jika Taehyung sudah mau berbicara, saat terbangun nanti dia akan kembali seperti biasa" senyum terpampang diwajah para sahabat.

"Syukurlah"

"Kalian tak perlu mengungkit ungkit apa yang sudah terjadi. Bersikap saja seperti biasa, apa kalian mengerti?"

"Mengerti paman"

"Bagus, kalian bisa pulang untuk beristirahat. Biarkan Taehyung dan Jungkook seperti itu dulu. Aku akan menemui dokter psikiater Taehyung"

"Baik paman"
.
.
.
Keesokan harinya Taehyung sudah dibolehkan pulang oleh dokter. Semalam Taehyung benar benar hanya tidur karena kelelahan. Pagi ini dia jauh terlihat lebih baik, Taehyung terlihat sudah rapi dan siap untuk pulang. Jungkook masih disana setia menemani Taehyung.

"Kak Tae nanti jangan kemana mana dulu, masih harus istirahat"

"Jungkook benar Tae, tadi paman dan bibi berpesan padaku untuk mengawasimu diapartemen" sahut Junghyun

"Ya ya terserah" Junghyun meraih tas Taehyung

"Traktir makanan" Taehyung mendengus

"Seharusnya kau yang mentraktirku sialan" Junghyun melirik Taehyung.

"Ayo cepat, biar aku bisa menghubungi Hoseok dan Jimin untuk membeli makanan. Oh Namjoon sudah diapartemenmu, katanya apartemenmu seperti kandang dan Jin merapikanya sambil mengomel" Taehyung terkekeh

"Ya memang belum kubersihkan. Terlaku malas"

"Tipikal Kim Taehyung sekali, bersihkan saat ingat"

"Sudah ayo pulang" Taehyung merangkul Jungkook

"Kak kira kira kapan perkuliahan dimulai?" Taehyung melirik kekasihnya

"Minggu depan setelah semua kasus selesai, dan hyun bagaimana perkembanganya?"

"Kau tak perlu menikirkanya sebentar lagi beres, dan Twice dinyatakan tidak bersalah" Taehyung mengerutkan keningnya

"Mereka hanya terbukti ikut membuli?" Junghyun mengangguk

"Yang memang bersalah Krystal dkk, mereka mengerikan"

"Kak Tae?"

"Hm?"

"Semua ini terjadi karena takdir. Kakak bukan tuhan juga bukan pelindung dia. Semua ini terjadi karena tuhan menghendaki ini terjadi. Kookie mohon kak Tae, jangan menyalahkan diri kakak sendiri" Taehyung tidak langsung merespon dan itu sungguh membuat Jungkook takut.

"Maaf sudah membuatmu kawatir sayang"

"Jangan seperti itu lagi kak, Kookie takut kakak terluka"

"Iya sayang"

Mereka akhirnya sampai diapartemen Taehyung. Disana sudah ada Namjoon dan Jin. Keduanya tengah duduk sambil meminum jus, sepertinya mereka baru saja selesai membereskan apartemen Taehyung

"Bagaimana bisa kau betah tinggal dikandang kambing Tae" sinis Jin

"Setidaknya masih kubersihkan walau seminggu sekali"

"Kau dan sifat jorokmu menjijikan Kim" Taehyung tertawa kecil

"Aku lapar Jin"

"Ya sebentar lagi Jimin, dan Yoongi sampai, Hoseok menjemput Jinhwan dulu" Taehyung tersedak ludahnya sendiri

"Sejak kapan Hoseok dekat dengan Jinhwan?" Jin mengedikan bahu

"Well dia sudah terlalu lelah menjomblo"sahut Namjoon

"Kau kapan hyun?" Junghyun mengedikan bahu

"Astaga kak carilah pacar" gerutu Jungkook yang habis dari kamar Taehyung

"Kemari baby" Jungkook duduk disamping Taehyung.

"Aku masih ingin bebas"sahut Junghyun cuek

"Masih ingin bebas atau memang tidak punya calon?" tanya Namjoon

"Sialan kau Joon"

"Serius bung, carilah pacar"

"Iya nanti Joon"

"Pacar beneran sialan bukan bookingan"

"Sialan aku tidak main dengan jalang bastard" Namjoon dan Taehyung tertawa

"Wow santai dude" Junghyun mendengus dan memilih pergi ke dapur

"Kak, ayo terapi lagi. Biar kakak lebih tenang"

____________

TBC

God And Goddess College [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang