Happy Reading
Typo berserakan
Voment"Jinie appa akan menjodohkanmu dengan anak teman kolega appa" kata appa Jin -sehun-
"Appa apa tidak terlalu cepat? Aku baru saja lulus kuliah" balas Jin menghentikan makannya. Dia menatap Sehun sedikit kebingungan, sekaligus tidak mengerti kenapa harus membuat keputusan secepat ini. Dengan siapa, kenapa, Jin urung.
Sehun menaruh gelas dimeja, bibirnya mengecap, dengan tatapan yakin, "Appa sudah memikirkannya, ini pilihan terbaik untukmu"
"Ne appa~" lirih Jin.
.
.
.
"Tae appa menjodohkan mu dengan anak teman kolega appa" tutur sang ayah -chanyeol-
Tae yang sedang menatap layar monitor komputer, langsung menatap Chanyeol, dia kaget, "Kenapa harus menjodohkanku? Aku tidak mau,"
"Ini demi perusahaan kita" Ucap Chanyeol.
Tae menarik nafasnya, kemudian menatap Chanyeol, mukanya tidak santai, dia tidak menerima, tapi saat Chanyeol bilang ini karena perusahaan, Tae tidak bisa berkutik.
****
Keluarga Tae dan Jin sudah berkumpul disatu meja sebuah resto termahal di Seoul, Membahas sebuah perjodohan atas dasar keluarga dan bisnis. Tuan & Ny, Dari dua keluarga bermarga Kim ini begitu serius dalam topiknya. Berbeda dengan Tae dan Jinnie.
Mereka hanya duduk diam tidak niat mengusik. Tae dengan wajah datarnya, sementara Jin, duduk diam dan menunduk, menatap jemari lentiknya di atas pahanya.
"Tae ajak dia keluar. Akrabkan dirimu dengannya" Gertak Baekhyun, tapi suaranya lembut.
"Ah Ne eomma" Tae berdiri dari duduknya, menatap Jin mengajak. Jin mengangguk.
•••
"Apa kau menerima perjodohan ini?" Tanya Tae menatap lurus kedepan. Melihat pemandangan malam kota Seoul dari ketinggian lantai 3 restorant.
Jin berubah canggung, "A-aku hanya menurut s-saja"
"Kau menyukaiku?" tanya Tae membuat Jin mengangkat kepalanya, menatap Tae kaget.
"APA!? Ani. Aku tidak menyukaimu aku hanya menghargaimu" Gugup Jin menggeleng. ia berdusta dengan perasaannya sendiri.
Tae tersenyum penuh arti, "Baguslah, aku tidak bisa berhubungan lebih dari ini, meskipun nanti kita akan menikah, jadi," Tae menatap wajah samping Jin, lalu menaruh dua tangannya dipundak Jin, kini mereka berhadapan, dia menatap dalam mata Jin, "Jangan sampai melewati batas."
"Ne" Jin berusaha membalas tatapan Tae, ini tatapan yakin, meskipun Jin sendiri tidak yakin apa ini terlihat serius dimata Tae.
Bodo amat coeg - Jin
Setelah selesai berbicara, Tae kembali mengajak Jin masuk kedalam.
.
.
.
Tae dan Jin telah berdiri di altar, mengucapkan janji yang akan mengikat mereka.
Saling berhadapan memasangkan cincin putih hiasan berlian cantik dan setelah itu kedua tangan bertautan tanpa Cinta.
Perlahan Tae memajukan wajahnya mencium pucuk kepala Jin karena sedari tadi tamu undangan berteriak meminta Tae mencium istrinya.
Jangan tanya. Jin malu, wajahnya merah, dia menundukan kepalanya, takut bila Tae melihat.
***
Malam tiba, pasangan yang baru mengikat janji ini sampai di sebuah mension baru yang akan menjadi tempat mereka.
Mobil sedan hitam terpakir digarasi mension bergaya moderen serta klasik ini secara bersamaan. Tae keluar dari dalam mobilnya membawa barang bawaannya sendiri. kopernya melesat masuk kedalam rumah.
Begitu pula dengan Jin, sayangnya dia agak sedikit kesusahan membawa barangnya masuk.
Gaun pengantin yang dia kenanakan juga menambah susah pergerakannya. Apalagi dia harus membawa koper-kopernya kelantai dua.
Nampak Tae sedang memegang kenop pintu kamar. Menatap Jin datar, "Kamarmu ada disebelah" kemudian masuk kedalam kamar.
"Ternyata kami tidak sekamar" lirih Jin mengusap pegangan koper nya.
.
.
.
"Nghh" leguhan kecil keluar dari bibir kissable Jin di pagi hari yang baru saja bangun dari tidurnya.
Ini pagi pertama untuknya sebagai seorang istri. Mimpi buruk. Jin mengacak rambut panjangnya kasar, lalu berjalan lesu masuk kekamar mandi untuk membersihkan mukanya yang kusut. Selesai, dia keluar dari kamar menuju dapur.
Jin berkutat dengan barang-barang dapur dipagi hari berniat membuatkan sarapan pagi untuknya dan juga Tae.
sarapan yang dibuat Jin sudah selesai. Bersamaan dengan Tae yang baru turun dari lantai atas, dia sudah rapi dengan setelan jas hitam, sayangnya dasinya belum terikat sempurna. Dia berjalan menuju pintu utama sedikit memperbaiki setelan jas hitamnya.
"Tae" panggil Jin.
Tae menoleh, kening nya mengkerut, "Wae?"
"Kau tidak mau sarapan dulu?"
"Kau mau berusaha menjadi istri yang baik?" Tae dingin, "Aku kan sudah bilang, tidak usah melewati batas."
"Aku hanya memenuhi tugas menjadi seorang istri, a-apa itu salah?" lirih Jin.
"Iya itu salah."
"Tunggu" tahan Jin. Tanganya bergerak memperbaiki dasi suaminya yang belum rapi sempurna.
Tae terkejut, tanpa rasa kasian, dia menghempas kasar tangan Jin, bukan ini yang dia mau. Matanya menatap Jin tajam, "Aku bukan anak kecil yang tidak bisa mengurus diri sendiri,"
"Tapi-"
"Tidak usah sampai sejauh ini, Kim Seok Jin!!"
Jin terperangah, dia bergetar, Tae baru saja membentaknya, jin mundur selangkah. Tae menarik nafas kasar, balik badan dan langsung keluar dari rumah sedikit emosi.
Jin menangis, dia hanya mencoba untuk menjadi pasangan yang baik, tapi Tae malah meruntuhkan niatnya, memangnya Tae tidak bisa berkata halus.
Jin menyeka air matanya, menarik nafas dalam. Dia harus lebih kuat setelah ini.
.
.
.
Tbc
Hargai karya
Next/delete??
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan || Taejin [Gs] -END-
Romanceperjodohan atas alasan keluarga.apakah aku bisa melewatinya? entahlah. kuharap iya.. @IrvKim011302 'jangan lupa tinggalkan tanda sehabis baca. hargai karya penulis'