Chapter 4

1.9K 182 7
                                    

Happy Reading
Typo berserakan
Voment

Jin terlihat sedang menata makan malam diatas meja lagi lagi ia berharap makanan yang buatnya bisa dimakan sang suami

Ia duduk disalah satu kursi meja makan menatap makan malam itu sendu menopang dagu menggunakan telapak tangannya

Suara deru mobil masuk kepakarangan mension bergaya modern klasik. Jin menolehkan kepalanya kearah pintu utama berniat menyambut kedatangan sang suami.

Ia membuka pintu dan terlonjak kaget karena suaminya membawa cintanya 'Irene' kerumah mereka.

Hati Jin tercubit melihat tangan sang suami digandeng dengan manjanya oleh Irene

Jin diam membatu didepan pintu melihat kemesraan suaminya dengan orang lain

"Tidak bisakah kau minggir?" ketus Tae menatap nyalang Jin

"A-ah mianhae... Silahkan masuk~" seru Jin lirih

Jin menatap punggung suaminya yang memasuki rumah bersama cintanya dengan riang tersenyum hangat menatap wajah Irene

"Bisakah kau menatap kearahku walau hanya sebentar? Bisakah tawa candamu atas alasan diriku? Bisakah aku merasa dicintai?" gumam Jin bertanya.

Ia menautkan jarinya sakit ia melihat secara langsung dimana Tae dan Iren duduk berdampingan di sofa empuk saling berbagi Cinta bak dunia ini hanya milik mereka

Hati Jim sakit ingin ia sekali berada diposisi Irene ingin sekali ia seperti Irene yang mendapat cinta kasih dari suaminya

Mata nya mulai berkaca kaca ia tidak mampu lagi tapi ia harus menjalani ini dengan kuat

Jin melangkah mendekat pada dua insan itu untuk mengajak makan malam

Jin menundukan kepalanya menyembunyikan air mata yang sudah menggenang di dalam pelupuk matanya "M-mm.. K-kalian sudah makan? Aku sudah menyiapkan makan malam"

"Sayang apa dia Jin?" tanya Irene pada Tae menatap jijik kearah Jin

"Iya, tapi tenang dia hanyalah sampah bagiku" ungkap Tae membuat sakit dihati Jin kian menjadi

"Saya permisi~" lirih Jin yang hapir meloloskan liquid beningnya

Jin berjalan kekamarnya menangis karena tak mampu menahan rasa sakit didadanya.

"Kumohon~ lihat dan mengertilah diriku, bahwa aku sangat mencintaimu~" lirih Jin disertai cairan bening yang keluar dengan deras dari hazel indahnya

Ia merenungkan rasa sakit yang amat dihatinya luka yang tak kunjung pulih hingga ia tertidur mengharapkan pelangi dihari esok

...

"Enggg"

Jin bangun dari alam mimpinya kepalanya sangat pusing karena semalaman ia menangis

Ia berjalan sambil memegangi permukaan tembok sambil memegang kepalanya yang nyeri

Sampai dikamar mandi Jin batuk batuk dan matanya membulat saat melihat percikan darah di wastafel

Ia melihat pantulan wajahnya dikaca.
Sangat pucat.

Kepalanya kembali berkunang kunang, seperti tertimpa batu sungguh sangat sakit dan pusing

...

Jin berjalan menuruni anak tangga keadaanya sedikit membaik pikirnya mungkin ia sakit flu biasa.

Ia memasak sarapan untuknya dan suaminya juga sang kekasih suaminya.

Jin itu tidak jahat ia juga tidak mau melihat sang suami khawatir melihat kekasih yang dicintainya jatuh sakit karena tidak sarapan

Semalam ia menguatkan hatinya agar tidak mudah jatuh walau dihantam puluhan ribu pisau

Jin menolehkan pandangannya ke depan melihat sang suami baru bangun dengan celana training tanpa atasan hingga tubuh sang suami terekspos jelas.

Sedikit terbesit rasa curiga didalam benak Jin melihat sang suami setengah neked.

Tae berjalan kearah kulkas mengambil sebotol air minum melihat Jin yang terus menatapnya

Karena merasa terusik dengan tatapan Jin Tae pun angkat bicara. "Wae!?" tanya Tae ketus

Jin berubah takut. "S-semalam kalian ngapain?~" tanya Jin gagap

Tae cengo. ia peka kalau Jin sedang mencurigainya melakukan hal itu tadi malam bersama Irene.

Senyum jahat Tae ia perlihatkan dengan angkuhnya. Ia mendekatkan mulutnya ketelingan Jin yang diam ditempat.

"Kami melakukan permainan panas semalam. Sangat menyenangkan. Kkk" bisik Tae membuat mata Jin berkaca kaca menahan ribuan pedang menyerbu menusuk tepat di hatinya

"Jangan berharap lebih.. Ingat batasmu" bisik Tae kemudian menjauhkan dirinya dari Jin

Jin menengadahkan kepalanya yang tadi menunduk. Ia tersenyum kecil sangat manis walau hatinya bisa dibilang jauh dari kata baik

"Aku turut senang. Selamat kalau begitu~" lirih Jin disertai senyum kecil manisnya

"Cih~ jangan sok baik. Justru kau terlihat menjijikan" Tae berdecih meninggalkan Jin yang diam menahan sakitnya

Emerlap Jin menatap punggung Tae yang mulai menjauh menatap sedih penuh luka.

"Jangan pergi~" Jin meneteskan air matanya membuat aliran sungai kecil disana.

Ia memegang dadanya yang sangat sesak lagi lagi ia tersakiti begitu dalam.

Ia menyeka air matanya didetik berikutnya ia tersenyum. "Teruslah berbahagia walau itu tak bersamaku" lirih nya berusaha tegar

.

.

.

Tbc

Gimana nih?
Mau di next atau delete aja?
By. IrvKim



Maafkan || Taejin [Gs] -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang