Part XXXVI

1.5K 119 10
                                    

Keluarga kecil Al, Yuki, dan kedua anak mereka membuat kehidupan mereka terasa berwarna. Apalagi sekarang, mr. Fusa sudah pensiun, dan Al lah yang memegang penuh Savvian Corp. Mr.Fusa lebih meluangkan waktu bersama dengan kedua cucunya.

Al memandang langit berbintang dari balkon kamarnya, angin musim kemarau sayup-sayup bersemilir ke wajahnya. Al memejamkan mata untuk menikmati semua itu. Kini dia mulai bisa memandang kehidupan ini dari sisi yang lain, musim kemarau yang selalu dia rutuki ternyata bisa memberikan ketenangan di hatinya. Dia berbalik dan mulai melangkah masuk. Sementara Yuki yang baru saja masuk kamar meletakkan sesuatu di atas meja rias lalu memasuki kamar mandi. Benda itu menarik perhatian Al hingga dia mulai mengulurkan tangan untuk memegangnya. Sepasang boneka, dia menimang kedua boneka itu di tangannya. Boneka Mickey Mouse dan Minnie Mouse.

Yuki keluar dari kamar mandi dan duduk di kursi kecil di depan cermin meja rias. Dengan memoleskan bedak tipis di wajahnya, dia memperhatikan tingkah Al dengan boneka itu. Al menoleh ke arah Yuki yang menyunggingkan senyum manis di bibirnya. Aroma parfume lembut Yuki mulai menyeruak lembut di ruangan, aroma yang menawan hati Al sejak pertemuan di lift waktu itu.

"Sayang ?" Al menggerak-gerakkan kedua boneka di tangannya karena tidak tahu kalimat apa lagi yang mau dipakai untuk menanyakan perihal boneka itu. Yuki tersenyum, "Hadiah dari bunda untuk anak-anak."

"Bunda?"

"Ya" Jawab Yuki yang keluar dari bibir merah itu. Al meletakkan boneka itu di tempatnya lalu merangkul leher isterinya dari belakang, dia memandang bayangan Yuki di dalam cermin yang begitu manis, wajah itu selalu berubah-ubah, jika malu berubah manis, namun terlihat cantik saat serius. "Ternyata aku memang lelaki yang sangat beruntung."

"Aku juga."

FLASHBACK

"Oh iya, sayang....kamu benar-benar ditawari untuk menjadi model iklan ya?"

"Ya, Al. Tapi...kalau memang kamu tidak mengijinkannya, tidak apa-apa. Aku akan menolaknya."

"Tidak apa-apa, sayang. Kan hanya menjadi model iklan saja. Itu pun tidak memakan shooting yang lama. Aku tidak melarangmu untuk itu, aku bangga mempunyai isteri yang cantik, selain dia bisa mengurus anak-anakku, dia juga bisa merawat dirinya."

"Charlie adalah teman sekolahku dulu, Al. Dan ternyata dia juga adalah partner kerjamu. Dunia ini begitu sempit ya?"

Al mencium pipi Yuki dan terkekeh saat wajah itu jadi semakin manis, "Hmmm, sayang....aku ingin kamu setelah menerima tawaran itu, setelahnya....."

Yuki menepuk-nepuk lengan Al yang masih bergelayut di lehernya, "Iya, Al....aku tidak akan menerima tawaran untuk apapun lagi, ini pun hanya karena dia teman sekolahku dulu, meskipun sebenarnya aku tidak percaya diri untuk bisa menjadi seorang bintang utama iklan. Karena aku tidak pernah berkecimpung di dunia itu, Al."

"Iya, sayang....aku mengerti."

"Kamu tidak perlu bekerja lagi, cantik. Semuanya akan berbeda sekarang. Aku akan membalut tubuhmu dengan busana dan perhiasan permata yang indah, dan lebih senang jika kamu menggantungkan diri pada suamimu ini untuk setiap gaun mewah dan sepatu yang melindungi kaki indahmu. Yang harus kamu lakukan hanyalah menjadi nyonya dari seorang Al Ghazali, ibu dari anak-anakku, dan kamu akan menjadi wanita yang paling terhormat dengan nama besar namun tetap rendah hati." Al berusaha meyakinkan permaisuri hatinya. Dia sangat kaya dan ingin memanjakan hal terindah di hatinya itu, dan Yuki berusaha mencerna setiap kata-katanya dengan sesekali mengkerjapkan mata.

Al semakin mempererat pelukannya di tubuh Yuki. "I Love You, my wife."

"So do I" Jawab Yuki tersenyum bahagia.

LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang