[7] Yerim dan Saeron

2K 283 5
                                    

DANGER! BANYAK NARASINYA!
Semoga nggak ngebosenin hehe.
__________

Setelah menutup pintu kediaman Keluarga Jeon, Yerim refleks terduduk. Dia sebenarnya berbohong pada Somi. Taksi yang dia pesan belum sampai. Yerim hanya ingin mendinginkan pikiran dan membutuhkan waktu untuk sendiri. Dadanya terasa sakit, seolah dipukul oleh godam raksasa. Air mata sudah menggenang di pelupuk mata. Mungkin jika dia berkedip sekali, sungai-sungai kecil akan muncul di kedua pipinya.

Mengingat tatapan Jungkook tadi, air mata itu menetes dan benar-benar mengalir di kedua pipinya yang sedikit tirus. Yerim tidak mau terlihat lemah di hadapan orang lain. Dia tidak mau dikasihani. Dia benci melihat tatapan-tatapan iba yang biasanya orang berikan.

Yerim menutup bibir dengan kedua tangan, menutupi suara isakan yang terdengar pilu. Setahun lebih bukanlah waktu yang sebentar. Bohong jika Yerim tidak pernah merasakan sedih ketika Jungkook memperlakukannya secara buruk. Dia lelah, tapi dia percaya bahwa suatu saat Jungkook pasti mau menoleh ke arahnya, sekalipun itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dia rela menunggu selama apapun itu.

Gadis Kim yakin waktu itu pasti akan tiba. Dia memang tidak tahu kapan, tetapi dia yakin perasaannya akan terbalas. Dia hanya perlu menunggu dan bersabar. Dia hanya perlu bertahan di sisi Jungkook. Dia hanya ingin egois demi kebahagiaannya, sekali ini saja.

"Nona Kim?" Teguran dari satpam rumah Keluarga Jeon membuat Yerim buru-buru menghapus air matanya. "Saya kira ada pencuri yang menyusup. Ternyata nona sedang duduk di teras. Mau ke mana?"

Yerim berdiri. "Mau pulang."

"Jam segini?"

"Iya," sebuah anggukan Yerim beri. "Sudah pesan taksi, kok." Tepat setelah Yerim berkata seperti itu, sebuah taksi berhenti di depan pagar.

"Itu taksi saya," ucap Yerim. "Saya permisi."

Tuan Goo memandang heran kepergian pacar dari tuan mudanya itu. Dia tidak salah lihat. Mata Gadis Kim terlihat sembab dan itu jelas bukan karena kekurangan tidur.

"Apa Nona Kim menangis?

- I G N O R A N T -

Kim Saeron menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih gading. Dia tidak bisa tidur. Setelah belajar untuk evaluasi besok, matanya justru tidak ada tanda-tanda mengantuk. Tak lama, dia tersentak saat mendengar suara langkah kaki yang tengah menaiki tangga. Dia mengernyit. Waktu menunjukkan pukul 3 lebih dini hari. Itu sepertinya Taehyung yang baru saja mengambil air di dapur. Tidak mungkin Yerim- ASTAGA!

Bungsu Kim bergegas bangkit dari tempat tidur. Dia pelan-pelan membuka pintu kamar, mengintip dari celah pintu yang terbuka. Dia mendengus kasar tatkala mendapati mata Yerim yang sedikit sembab. Gadis itu bukannya buta atau tidak peka. Dia tahu, kok, kalau Jeon Jungkook tidak menyukai kakaknya. Dia tahu kalau pertunangan antara Jungkook dan Yerim itu disetujui sepihak oleh Yerim, tidak dengan Jungkook.

Dibandingkan dengan dirinya dan Taehyung, Yerim memang sosok anak yang sangat penurut. Saeron dan Taehyung masih berani mengatakan 'tidak' kepada orangtuanya. Sedangkan Yerim, sekalipun gadis itu merasa keberatan, tetapi jika yang memintanya adalah Mama dan Papa Kim, mau tidak mau gadis itu pasti menurut.

Saeron kesal! Di satu sisi, dia tidak berani protes kepada Mama dan Papa. Yerim memang kakaknya, tetapi masalah pertunangan itu sudah di luar kuasanya. Yerim sendiri yang menerima dan Saeron tahu kalau kakaknya itu sudah menyukai Jungkook sejak lama.

Iya. Bodoh dan polos itu memang beda tipis. Sudah berkali-kali disakiti, tidak membuat Yerim mundur atau menyerah.

Percayalah. Di balik sifat jahil dan tidak pedulinya Saeron, dia sangatlah menyayangi Yerim. Mereka sama-sama perempuan. Otomatis, Yerim lah yang lebih mengerti dirinya dibanding Taehyung. Yerim memang cerewet, tapi Saeron tahu bahwa hal tersebut merupakan bentuk perhatian si Kakak.

Sejak kecil, Saeron dikenal sebagai sosok yang sangat keras kepala dan tidak mau mengalah. Menurut Mama Kim, mungkin karena faktor anak bungsu. Berbanding terbalik dengan Yerim yang memang memiliki sifat pengalah. Jadi, sejak kecil pula kakaknya itu selalu merelakan apa saja yang dia miliki untuk Saeron.

Pernah terlintas di pikiran Saeron untuk berbicara empat mata dengan Jungkook. Namun, mengingat sikap tidak bersahabat dari laki-laki itu membuat nyali Bungsu Kim sedikit menciut. Ditambah lagi dia tidak begitu dekat dengan Pemuda Jeon.

Mata gadis itu terus mengikuti langkah lunglai Yerim yang mulai memasuki kamarnya di sebelah kamar Saeron. Setelah terdengar suara pintu yang ditutup, Saeron pun ikut menutup rapat pintu kamarnya. Dia duduk di single sofa yang berada di pojok ruangan. Merenung.

Di dalam hati, Bungsu Kim berdoa, "Tuhan, jika memang Jungkook oppa merupakan yang terbaik untuk Rimie, tolong bukakan hatinya. Tapi, jika masih ada yang lebih baik untuk Rimie, tolong segera pertemukan mereka. Aku hanya ingin unnie-ku bahagia dengan siapapun pasangannya kelak."

- T O  B E  C O N T I N U E D -

I G N O R A N T «jjk.kyr»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang